Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
"Bisnis modal jari?" dari Mediv
20 Mei 2019 16:42 WIB
Tulisan dari Winda Trisuci tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Bisnis modal jari?"
Wow, kayaknya gampang banget ya? Padahal buat berbisnis kan butuh modal yang lumayan buat stok barang, SDM, tempat, promosi, dll. Nah kemarin saya diajak bergabung event Road Show Mediv di Bandung, Sabtu (19/5) di Harris Hotel Ciumbuleuit Bandung.
Acara ini bikin saya penasaran setengah mati karena melihat speaker yang memang pakar di bidangnya, seperti Honesti Basyir, CEO Kimia Farma, perusahaan yang telah berdiri 202 tahun lamanya. Yasa Singgih, founder Men's Republic, dan Stefanie Kurniadi, founder Cita Rasa Prima Group aka CRP yang membawahi Sambal khas Karmila, Baso Boedjangan, Warung Upnormal, Fish Wow Cheese, dll.
ADVERTISEMENT
Pada event ini kami diperkenalkan pada aplikasi Mediv dari Kimia Farma sebagai Online Store yang mengajak masyarakat berjualan alat kesehatan dan kosmetik hanya dengan modal jari saja.
Stefanie Kurniadi bercerita, orderan pertama dia adalah undangan sweet seventeen temannya. Padahal dia sama sekali tidak pernah menggunakan photoshop tapi saat di tawari, tanpa pikir panjang langsung mengiyakan tawaran itu. Karena Stefanie dari kecil selalu berusaha mengambil setiap peluang yang ada, dari pekerjaan pertamanya itu dia diberi uang 200ribu dan belajar semakin banyak dirinya mengiyakan di setiap peluang yang datang, makin banyak peluang lainnya yang terbuka, termasuk kesempatan untuk belajar.
Berbisnis itu tidak mudah, karena Stefanie sendiri 8 tahun merintis usaha bersama teman-temannya, tapi semuanya gagal. Tetapi, mereka tidak berhenti bekerja keras, fokus dan konsisten, kegagalan buat mereka adalah sumber pembelajaran untuk menggapai kesuksesan.
Sekarang bisa dilihat kalau CRP Group berkembang sedemikian pesatnya, bahkan tidak sedikit kompetitor yang bermunculan, tapi dari situlah Stefanie belajar kalau kebanyakan usaha gagal itu bukan karena kompetitor tapi karena faktor internal, seperti tidak ada inovasi, tidak kompak, tidak mau belajar mengenal pasar, cepat puas dan cepat merasa puas.
ADVERTISEMENT
Sebagai generasi milenial, Stefanie Kurniadi selaku pebisnis yang menyasar anak muda sebagai segmen utama, mengatakan betapa pentingnya memaksimalkan penggunakan gadget yang kita punya untuk memaksimalkan bisnis. Stefanie memiliki tim khusus di kantornya yang tiap hari tugasnya memantau apa saja yang viral di jagad maya, dan mengolah iklan yang menarik dari sesuatu yang sedang viral tersebut.
Stefanie sendiri lebih memfokuskan promosi melalui media sosial seperti facebook, instagram dan twitter. Selain jangkauan yang lebih luas, berpromosi melalui media sosial sangat murah, mulai dari sepuluh ribu rupiah kita sudah bisa membuat iklan untuk jangkauan yang lebih luas.
Hal inilah yang membuat Honesti membuat aplikasi Mediv yang sedang dikembangkan di platform android (iOS menyusul) dan diharapkan dapat membuka akses yang lebih luas agar masyarakat lebih mudah bertransaksi alat kesehatan dan kosmetik. Bayangkan kalau kita harus berjualan ranjang rumah sakit, kursi roda atau barang dengan ukuran besar, kita harus sewa gudang, kalau lewat aplikasi Mediv, kita ga usah pusing masalah stok karena akan dikirim via dropship, Kimia Farma yang akan memikirkan masalah stok barang.
ADVERTISEMENT
Honesti sendiri menyebutkan, dalam dua tahun terakhir penjualan ritel Kimia Farma bertumbuh 23 persen, antara lain lewat kontribusi suplemen, health and beauty. Tujuan Honesti membuat aplikasi online adalah untuk mendekatkan diri dengan konsumen, sehingga tumbuh integritas antara online dan offline. Selama ini yang bermain di alat kesehatan biasanya importir besar, itu sebabnya Mediv ingin mengajak masyarakat ikut serta karena lewat Mediv, Kimia Farma menawarkan keuntungan 10 persen pada mitra.
Semua produk yang di jual di Mediv terjamin kualitas dan keasliannya, selain itu Mediv memiliki dua desain, yaitu Mediv Screen yang bisa ditemui di beberapa toko fisik Kimia Farma, dan Mediv App yang bisa diunduh di smartphone. Yang unik adalah aplikasi Mediv memiliki teknologi Augmented Reality pada produk-produk tertentu yang memungkinkan konsumen melihat bentuk 3D dari produk yang dijual melalui aplikasi.
Selanjutnya adalah sesi dari Yasa Singgih yang merupakan founder Men's Republic, brand khusus pria yang menyediakan berbagai produk seperti sepatu, tas, dan aksesoris. Yasa Singgih ini keren loh, dia berhasil mendapatkan penghargaan 30 Millennials Under 30 In Asia Who Are Changing E-commerce And Shopping dari majalah Forbes pada tahun 2016 atas pencapaiannya di usia muda.
ADVERTISEMENT
Yasa Singgih sendiri salah satu pelaku bisnis yang sangat merasakan dampak penjualan online, karena awalnya Yasa Singgih di awal pembentukan bisnisnya harus rela bolak-balik ke Tanah Abang naik angkot untuk mengambil produk-produk yang akan dijual di toko online nya. Bahkan pernah seminggu sekali ke Bandung untuk mengambil pesanan sepatu di Cibaduyut, namun semua kerja keras itu membuahkan hasil karena menurut Yasa sendiri, omzet bisnisnya naik 100 persen tiap tahun.
Luar biasa ya melihat antusiasme anak muda jaman sekarang ya. Coba saya lahir di jaman milenial seperti ini pastinya saya akan lebih melek dengan teknologi dan bukan menjadi pegawai kantoran tetapi lebih ke arah wirausaha.
Senang sekali bisa mendapat banyak motivasi dari acara yang diadakan oleh Mediv dan Kumparan ini. Selain itu saya juga bisa bertemu banyak rekan blogger lainnya sekaligus berbuka puasa bersama mereka.
Selain Jakarta dan Bandung, Mediv nantinya juga akan menyapa Surabaya dan Makassar. Jadi pastikan kalian mengikuti Instagram Mediv agar mengetahui jadwal roadshownya ya, kapan lagi dapat motivasi dari pelaku bisnis yang sukses walau berusia muda.
ADVERTISEMENT