Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Perempuan Ngapain Sekolah Tinggi-tinggi?
16 Mei 2023 6:19 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Nurjanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Percaya atau tidak, anggapan ini masih ada di zaman yang sudah melek teknologi seperti ini. Saya tumbuh di lingkungan pedesaan yang mayoritas masyarakatnya tidak melanjutkan kuliah dan lebih memilih langsung kerja setelah tamat dari SLTA. Apalagi anak perempuan, selalunya lulus SLTA terus lanjut kerja.
ADVERTISEMENT
Biasanya kalau tidak di dalam negeri ya menjadi TKW dan bekerja di negeri orang. Tidak perlu jauh-jauh, kakak saya sendiri contohnya. Kondisi ekonomi yang menjadi penyebab kakak saya tidak kuliah dan menjadi TKW di negeri jiran.
Sehingga beberapa orang bahkan banyak orang di kampung saya memiliki mindset bahwa kuliah untuk anak perempuan itu hanya membuang-buang uang, toh ujung-ujungnya di dapur dan mengurus anak. Ngapain sekolah tinggi-tinggi?
Saya tidak menyalahkan perempuan yang tidak kuliah, karena pasti mereka punya alasan dibalik itu. Tapi saya sama sekali menolak anggapan “perempuan tidak perlu kuliah”.
Mari kita melihat ke arah sudut pandang yang lain. Jika seorang perempuan menikah lalu si suami mengalami kesulitan entah karena sakit, tidak bisa bekerja lagi atau bahkan meninggal dunia. Atau bila mereka memutuskan untuk bercerai.
ADVERTISEMENT
Siapa yang akan menghidupi jika perempuan tersebut tidak berpendidikan tinggi? Dengan bekal ilmu yang cukup, seorang perempuan bisa bekerja dengan layak dan membuka usaha sendiri.
Selain itu, suami mereka pun lebih menghargai mereka. terkadang wanita yang berpendidikan rendah segan atau sulit mengemukakan pendapatnya kepada suami karena mereka merasa tidak punya kuasa atau ilmu yang cukup bila dibanding suaminya. Ilmu yang dimiliki bisa menjadi penyeimbang saat diskusi dengan suami.
Terlepas dari pilihan berkarier atau menjadi ibu rumah tangga, dengan pendidikan maka perempuan bisa menjadi apa pun yang mereka inginkan.
Melalui bangku perkuliahan kita bisa belajar untuk disiplin, bersosialisasi, berkomunikasi, berorganisasi, problem solving, juga membuat kita bisa berteman dan dan menjalin relasi.
ADVERTISEMENT
Memang semua itu bisa didapat diluar bangku kuliah, tapi menurut saya di perkuliahan inilah cara paling tersusun dan punya peluang yang luas.
Kita akan membiasakan otak kita bekerja supaya tidak malas mencari info dan tidak minim literasi. Sehingga kita tidak akan menjadi emak-emak yang langsung percaya begitu saja suatu pesan terusan di grup tanpa mencari tahu kebenarannya.
Perlu digarisbawahi bahwa ada orang-orang yang tidak berpendidikan tinggi namun tetap bisa mengurus rumah tangga dan anak dengan baik.
Perempuan sebagai ibu dan istri di rumah harus mampu mendidik anak-anak dengan baik. Hal ini mengingat bahwa keluarga adalah tempat belajar pertama bagi anak-anak.
Perempuan berpendidikan akan melahirkan dan mendidik anak-anak yang cerdas. Membimbing anak belajar dan menjadi teman yang baik akan lebih efektif apabila perempuan tersebut teredukasi.
ADVERTISEMENT
Seorang ibu harus tahu setidaknya dasar ilmu nutrisi, agar mampu memberikan makanan dengan gizi seimbang. Orang tua yang tidak paham nutrisi dan hanya memberi makan karbohidrat tanpa protein dapat meningkatkan peluang terjadinya stunting pada anak.
Bagi ibu saya pendidikan itu nomor satu karena itu yang membuat kita sebagai perempuan bisa meningkatkan harga diri dan mengangkat derajat keluarga. Kuliah memang tidak menjamin kesuksesan.
Tapi dengan kuliah maka akan memperbesar peluang kesuksesan dan membentuk pola pikir yang hanya bisa terbentuk saat menjalani perkuliahan.
Tidak perlu malu, minder, apalagi memasukkan ke dalam hati omongan kurang enak dari tetangga di kampung. Orang-orang seperti itu harusnya diberi pengertian dengan pelan-pelan atau jika memang tidak bisa maka cukup disenyumin saja.
ADVERTISEMENT
Pada intinya saya tidak setuju dengan pernyataan “perempuan tidak perlu kuliah atau sekolah tinggi-tinggi karena nantinya hanya akan berakhir di dapur dan mengurus anak.” Anak-anak perempuan juga wajib sekolah setinggi mungkin.