Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Tanaman Jali: Tanaman Multifungsi Yang Kaya Akan Budaya dan Manfaat
22 Juli 2024 14:53 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Winda Purnama Sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada begitu banyak jenis tanaman alternatif sumber pangan yang mulai di budidayakan , salah satunya adalah tanaman jali . Jali (Coix lacryma-jobi) adalah sejenis tumbuhan biji-bijian tropika yang termasuk dalam suku padi-padian atau Poaceae yang berasal dari Asia Timur dan Malaya. Di Indonesia, tanaman jali sudah dikenal lama oleh masyarakat lokal. Nama-nama lokal untuk tanaman ini beragam, seperti “singkoru batu”, “cingkeru” dan “lingkih-lingkih” di Sumatera, serta “hanyere”, “hanjeli”, “jali-jali”, “jali watu” dan “japen” di Jawa. Di Kalimantan, tanaman ini dikenal sebagai “jelei”, “pelindas” dan “luwong” , sementara di Maluku disebut “kaselore”, “baba”, “samond”, “gafu” dan “rore". Sementara di beberapa negara jali dikenal dengan berbagai nama lokal, seperti adlay di Filipina, ma-yuen di Cina, dan hatomugi di Jepang.
ADVERTISEMENT
Meskipun sekarang jarang dikonsumsi, jali masih dikenal baik dalam budaya , seperti dalam lagu gambang kromong “Jali-jali”. Di perdagangan internasional, jali dikenal sebagai “Chinese pearl wheat” (gandum mutiara Cina). Sementara untuk jenis buah atau biji, yang dibudidayakan bertekstur lunak dapat dibuat menjadi bubur, sedangkan jenis liar yang keras digunakan untuk manik-manik pada kalung. Biji jali yang keras dan mengkilap sering dijadikan perhiasan dan rosario, terutama dalam tradisi Katolik Roma.
ADVERTISEMENT