Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Analisis Penulisan Kesalahan Berbahasa Media Luar Ruangan Pada Baliho
14 November 2022 21:10 WIB
Tulisan dari Windi Agustin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap manusia menggunakan bahasa sebagai sarana untuk mengungkapkan ide, pikiran, konsep, dan perasaan. Makna bahasa sangat dipengaruhi oleh bagaimana huruf, kata, dan frasa disatukan. Selain itu, penempatan huruf, frasa, dan kalimat yang hati-hati diperlukan. untuk menghindari pemberian pengertian yang berbeda dengan maksud ucapan yang dimaksud. Sebagai hasilnya, lawan bicara dapat memahami maksud pembicara. Namun, sebagian besar orang masih berusaha untuk mengetahui di mana harus meletakkan kata-kata dalam frasa. Diakui atau tidak, bahasa sering disalah gunakan. di samping itu, kerancuan dalam susunan kalimat memberikan penafsiran ganda (ambigu) atau bahkan memberikan makna berbeda dengan makna yang dimaksudkan oleh penutur.
ADVERTISEMENT
Media luar ruang merupakan alat komunikasi dari pemilik pesan kepada penerima pesan. Pesan-pesan tersebut ditujukan kepada masyarakat. Pesan yang ingin disampaikan biasanya diletakkan di tempat-tempat yang strategis sehingga khalayak ramai dapat melihat dengan jelas. Menurut Santosa, media luar ruang adalah semua iklan yang menjangkau konsumen ketika mereka sedang berada di luar rumah atau kantor yang berfungsi membujuk konsumen ketika mereka sedang berada di tempat-tempat umum, dalam perjalanan, dalam ruang tunggu, juga di tempat-tempat terjadi transaksi (2009:168).
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa media luar ruang berfungsi membujuk khalayak ramai dan ditemukan di banyak tempat. Media yang digunakan dapat berupa spanduk, baliho, poster, neon box, papan nama dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Kesalahan penulisan media luar ruangan yang ditemukan di tempat tempat umum masih ada yang tidak sesuai atau tidak memenuhi kaidah kaidah bahasa. Kesalahan tersebut berupa ata, kalimat, paragraf yang menyimpang dari sistem kaidah bahasa Indonesia, penulisan huruf kapital, tanda baca dan unsur asing yang dicampur dengan bahasa Indonesia.
Masyarakat sering merasa bangga menggunakan kata-kata asing atau menggabungkan fitur asing saat membuat nama jalan, sekolah, petunjuk arah, perumahan, tempat makan, spanduk, papan reklame, dan tempat perdagangan. Hal tersebut yang menyababkan kesalahan berbahasa, terutama di ruang penulisan media luar ruangan.
Sugono (2008: 892) mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai mendefinisikan media sebagai alat (sarana) komunikasi, termasuk publikasi seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Media juga memiliki makna penghubung yang menghubungkan individu dan kelompok, di samping definisi tersebut. Penafsiran ini mengarah pada kesimpulan bahwa media berfungsi sebagai saluran komunikasi antara pengirim dan khalayak yang dituju.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data-data yang diperoleh di internet mengenai kesalahan berbahasa pada penulisan media luar ruang, ditemukan kesalahan dalam penulisannya. Penulisan media luar ruang tersebut belum memenuhi kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berikut uraian data-data yang telah ditemukan.
Data 1.
Kesalahan ini merupakan kesalahan berbahasa indonesia tidak baku. Pada penulisan tersebut terdapat kesalahan dalam penulisan kata “apotik” yang merupakan kata yang tidak baku. Kata yang seharusnya digunakan dalam baliho tersebut yaitu menggunakan kata baku sehingga penulisannya diganti atau diubah menjadi “Apotek”. Dalam KBBI Apotek memiliki arti toko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan barang medis; rumah obat.
Data 2
Kesalahan penulisan juga terjadi pada data 2 ini. Pada data ini terdapat penulisan yang tidak sesuai dengan penulisan aslinya. Masyarakat cenderung menulis kata “bis” sesuai dengan apa yang mereka dengar. Kata yang seharusnya digunakan ada “Bus” sehingga kalimatnya menjadi “Layanan Bus Pariwisata”. Dalam KBBI Bus artinya kendaraan bermotor angkutan umum yang besar, beroda empat atau lebih, yang dapat memuat penumpang banyak.
ADVERTISEMENT
Data 3
Kesalahan ini merupakan masih kesalahan berbahasa Indonesia baku dan tidak baku. Pada penulisan baliho makanan ini terdapat kesalahan dalam penulisan kata baku menjadi tidak baku yaitu pada penulisan kata durian. Kata duren pada baliho tersebut yang dimaksud adalah durian dalam KBBI (buah durian, berkulit tebal dan berduri, berbentuk bundar lonjong atau bundar telur, dagingnya berwarna putih, kuning tua atau putih kekuningkuningan, berbau tajam dan dapat memabukkan). Kata duren adalah bentuk kata tidak baku dari durian, sehingga penulisan yang benar adalah durian.
Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa kesalahan penulisan berbahasa yang sering ditemukan yaitu penulisan pada kata yang tidak baku.