Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Iklim yang Berubah: Ancaman Serius bagi Keamanan Pangan dan Stabilitas Ethiopia
28 Oktober 2024 13:14 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari windi permatasari duha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ethiopia, negara yang kaya akan budaya dan sejarah, saat ini menghadapi tantangan besar yang dihadapi oleh banyak negara di Afrika: dampak perubahan iklim. Sebagai negara agraris di mana sekitar 70% populasi bergantung pada pertanian, perubahan iklim bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga ancaman langsung terhadap keamanan pangan dan kesejahteraan manusia. Dalam konteks ini, studi kasus "Productive Safety Net Programme" (PSNP) di Ethiopia akan menjadi fokus untuk mengeksplorasi hubungan antara ketidakpastian iklim dan keamanan pangan. Ethiopia memiliki populasi lebih dari 118 juta jiwa dan merupakan negara kedua terpadat di Afrika. Pertanian menyumbang sekitar 34% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap lebih dari 70% tenaga kerja. Meskipun sektor ini memiliki potensi besar, banyak petani masih hidup di bawah garis kemiskinan.
ADVERTISEMENT
Menurut Global Hunger Index 2023, Ethiopia menempati peringkat 99 dari 121 negara, menunjukkan tantangan serius dalam mencapai ketahanan pangan. Perubahan iklim memperburuk situasi ini. Menurut laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), Ethiopia mengalami peningkatan suhu rata-rata tahunan sebesar 1,5°C dalam beberapa dekade terakhir, dengan prediksi bahwa suhu akan terus meningkat. Kekeringan yang berkepanjangan dan pola curah hujan yang tidak menentu semakin memperburuk ketahanan pangan di negara ini, dengan lebih dari 7 juta orang terpengaruh oleh kekeringan parah pada tahun 2021.
Diluncurkan pada tahun 2005, PSNP bertujuan untuk mengurangi kerentanan pangan di kalangan rumah tangga yang berisiko tinggi, terutama di daerah pedesaan. Program ini menawarkan bantuan pangan dan dukungan keuangan kepada keluarga yang membutuhkan, sambil memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pertanian mereka. PSNP tidak hanya bertujuan untuk memberikan bantuan langsung, tetapi juga untuk membangun kapasitas jangka panjang melalui pembangunan infrastruktur, seperti jalan, irigasi, dan akses ke air bersih. Sejak diluncurkan, PSNP telah memberikan manfaat bagi lebih dari 10 juta rumah tangga di Ethiopia. Menurut laporan World Bank, program ini telah menciptakan lebih dari 25 juta aset komunitas yang meningkatkan akses ke pasar dan memperbaiki kondisi hidup masyarakat. Namun, tantangan yang dihadapi oleh PSNP tidak bisa diabaikan, terutama dalam konteks perubahan iklim yang semakin tidak menentu.
ADVERTISEMENT
Dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan di Ethiopia terlihat dari berkurangnya hasil pertanian. Menurut penelitian dari Ethiopian Development Research Institute, banyak petani melaporkan penurunan hasil rata-rata sebesar 20% akibat perubahan iklim. Kekeringan yang lebih sering dan hujan yang tidak teratur membuat banyak tanaman gagal panen, mengakibatkan ketidakstabilan pasokan pangan. Data dari Food and Agriculture Organization (FAO) menunjukkan bahwa produksi jagung, salah satu tanaman pokok di Ethiopia, menurun hampir 15% pada tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini berkontribusi pada peningkatan harga pangan, yang berdampak langsung pada masyarakat yang sudah rentan. Menurut laporan World Food Programme (WFP), sekitar 20 juta orang di Ethiopia saat ini membutuhkan bantuan pangan, yang merupakan peningkatan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
PSNP telah berhasil menciptakan jaringan perlindungan sosial bagi rumah tangga yang rentan. Banyak keluarga yang sebelumnya bergantung pada bantuan pangan kini mampu memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Laporan dari UNDP menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan ekstrem di Ethiopia telah menurun dari 30% pada tahun 2011 menjadi 24% pada tahun 2021 berkat program ini. Namun, tantangan tetap ada. PSNP masih menghadapi ketergantungan pada bantuan luar negeri, dengan sekitar 50% pendanaan berasal dari donor internasional. Ketergantungan ini menjadi masalah ketika donor memutuskan untuk mengurangi kontribusi mereka, seperti yang terjadi selama pandemi COVID-19. Selain itu, perubahan iklim tetap menjadi ancaman yang signifikan bagi keberlanjutan program ini.
Ethiopia berdiri di persimpangan antara tantangan besar dan peluang. Dengan potensi pertanian yang besar dan inisiatif seperti PSNP, negara ini memiliki kesempatan untuk membangun kemandirian pangan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Namun, keberhasilan ini memerlukan komitmen yang kuat dari pemerintah, masyarakat, dan komunitas internasional untuk menghadapi tantangan yang ada, terutama perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Ketidakpastian iklim menjadi tantangan yang harus dihadapi dengan serius. Dengan melaksanakan strategi yang efektif dan inklusif, Ethiopia dapat tidak hanya mengatasi masalah kelaparan dan kemiskinan, tetapi juga menjadi contoh bagi negara-negara lain di Afrika dan dunia dalam menghadapi tantangan serupa. Keamanan pangan bukan hanya tentang jumlah pangan yang tersedia, tetapi juga tentang membangun masa depan yang berkelanjutan dan sejahtera bagi seluruh masyarakat.