Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Nrimo ing Pandum dalam Konteks Globalisasi dan Modernisasi
12 Desember 2024 11:54 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Windy Setianingrum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Filosofi nrimo ing pandum sebagai ciri khas masyarakat jawa
Nrimo ing pandum merupakan salah satu filosofi yang menjadi ciri khas masyarakat jawa. Dalam bahasa jawa, nrimo berarti menerima, sedangkan pandum berarti pemberian. Dengan demikian, nrimo ing pandum dapat didefinisikan sebagai sikap menerima segala bentuk pemberian. Sikap nrimo ing pandum merupakan salah satu nilai luhur yang telah diterima, dipahami, dan dijalankan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya oleh individu yang memiliki latar belakang budaya Jawa. Sikap ini akan menuntun manusia untuk selalu bersyukur dan sabar dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Nilai ini tercermin dalam sikap menahan diri, di mana seseorang tidak gegabah atau bereaksi secara berlebihan terhadap sesuatu. Endraswara (2012) menjelaskan bahwa nrimo ing pandum yang berarti menerima kenyataan adalah bagian dari karakter masyarakat Jawa dan merupakan refleksi dari lima nilai utama yang dikenal sebagai Panca Sila (rila, narimo, temen, sabar, dan budi luhur). Filosofi ini menunjukkan bahwa masyarakat Jawa memiliki kemampuan untuk bersikap ikhlas, menerima keadaan apa adanya, berkomitmen, sabar, dan berbudi luhur. Sikap ini mencerminkan kebiasaan masyarakat Jawa untuk menghadapi berbagai situasi dengan bijaksana.
ADVERTISEMENT
Filosofi nrimo ing pandum membantu seseorang untuk tetap tenang dan optimis dalam menghadapi berbagai kesulitan, termasuk dalam kondisi krisis seperti pandemi COVID-19. Budaya nrimo ing pandum dianggap sebagai coping mechanism yang efektif karena memungkinkan individu untuk menerima keadaan sulit dengan tetap ikhlas dan lapang dada sambil tetap berusaha secara maksimal. Keberlanjutan budaya nrimo ing pandum dapat dimengerti sebagai hasil sinergi antara nilai spiritual yang mendalam, warisan tradisi yang kuat, serta fleksibilitas dalam menyesuaikan diri dengan dinamika zaman. Sikap ini tidak hanya membentuk pola pikir individu tetapi juga mempererat solidaritas sosial di masyarakat.
Dinamika filosofi nrimo ing pandum di tengah arus globalisasi
Meskipun filosofi nrimo ing pandum masih menjadi budaya yang mengakar kuat dalam masyarakat jawa, arus globalisasi dan modernisasi membawa dinamika baru yang memengaruhi nilai-nilai tradisional. Kemajuan teknologi. di satu sisi, membuka wawasan masyarakat terhadap ide-ide dan budaya global atau dengan kata lain mempercepat perkembangan globalisasi kebudayaan. Namun, disisi lain, juga mendorong perubahan pandangan hidup masyarakat, khususnya generasi muda terhadap budaya lokal. Globalisasi kebudayaan juga dapat menyebabkan terjadinya culture shock, yaitu situasi dimana masyarakat tidak mampu menahan pengaruh budaya asing, sehingga muncul ketidakseimbangan dalam kehidupan sosial masyarakat. Akibatnya, nilai-nilai lokal seperti nrimo ing pandum sulit dipertahankan karena arus globalisasi seringkali membawa nilai-nilai seperti kompetisi, individualisme, dan konsumerisme yang bertentangan dengan filosofi nrimo ing pandum. Ketiga konsep tersebut didasarkan pada pandangan hidup yang lebih mengutamakan pencapaian dan kepuasan materiil, sementara nrimo ing pandum menekankan keseimbangan dan harmoni sosial.
ADVERTISEMENT
Arus globalisasi mendorong munculnya budaya kompetisi, di mana keberhasilan seringkali diukur berdasarkan pencapaian materiil dan status sosial. Konsep ini seringkali berkaitan dengan tren hustle culture yang banyak dialami oleh generasi muda, khususnya milenial dan gen-Z. Budaya hustle culture menetapkan keberhasilan hanya tercapai jika seseorang mendedikasikan hidup sepenuhnya untuk pekerjaan. Budaya ini mendorong kerja keras secara ekstrem, hingga menjadikan pekerjaan sebagai prioritas utama dan mengesampingkan aspek lain dalam kehidupan. Hal ini sangat bertentangan dengan nilai filosofis nrimo ing pandum yang cenderung menolak perfeksionisme dan mengajarkan manusia untuk mensyukuri apa yang telah diberikan dan penerimaan atas hasil usaha yang telah diupayakan semaksimal mungkin. Nilai-nilai kompetisi dan hustle culture memandang kegagalan sebagai hal yang buruk, sedangkan filosofi nrimo ing pandum melihat kegagalan sebagai suatu hal yang perlu diterima dengan ikhlas.
ADVERTISEMENT
Globalisasi juga mendorong munculnya sikap individualisme yang menempatkan keberhasilan dan keuntungan pribadi sebagai prioritas utama dengan mengesampingkan nilai-nilai kolektif. Sikap ini seringkali mengurangi komunikasi dan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan sosial sehingga dapat mengurangi kesempatan untuk berbagi pengalaman dan nilai-nilai tradisional. Konsep ini tentunya bertentangan dengan budaya Jawa yang cenderung mengutamakan persaudaraan, solidaritas, dan kebersamaan. Sikap individualisme tidak mencerminkan nilai nrimo ing pandum yang menekankan harmoni dan keseimbangan dalam hubungan sosial. Dalam lingkungan yang menonjolkan nilai-nilai individualisme, banyak orang sering kali merasa tidak puas ketika gagal memenuhi standar kehidupan, baik yang ditetapkan oleh dirinya sendiri maupun lingkungan sosial. Pandangan ini tentunya sangat bertentangan dengan filosofi dari nrimo ing pandum, yang mengutamakan rasa syukur terlepas sekecil apapun pencapaian yang telah diraih.
ADVERTISEMENT
Pengaruh lain dari pesatnya perkembangan teknologi dan arus globalisasi adalah meningkatnya budaya konsumerisme di kalangan masyarakat. Budaya ini muncul sebagai dampak dari globalisasi yang mengaitkan kebahagiaan dan kepuasan dengan kepemilikan barang, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Pada lingkungan masyarakat yang terpengaruh budaya konsumerisme, rasa syukur seringkali memudar karena keinginan mereka untuk terus mengejar hal-hal yang dianggap mampu meningkatkan status sosial atau citra diri. Hal ini tentunya bertentangan dengan filosofi dari nrimo ing pandum itu sendiri yang menekankan pentingnya rasa puas dan syukur atas apa yang dimiliki tanpa dipengaruhi oleh rasa iri dan serakah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengaruh dari globalisasi telah mengancam eksistensi nilai-nilai nrimo ing pandum di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda yang memiliki akses lebih banyak terhadap teknologi komunikasi.
ADVERTISEMENT
Sisi positif dan negatif sifat nrimo ing pandum di era modern
Meskipun globalisasi membawa tantangan besar yang dapat mengikis eksistensi nilai-nilai nrimo ing pandum, filosofi ini tidak kehilangan relevansi sepenuhnya. Filosofi nrimo ing pandum tetap memiliki kekuatan yang relevan dalam memberikan panduan hidup di era modern. Sikap ini membantu individu dalam menghadapi tekanan hidup modern yang seringkali dipenuhi dengan tuntutan kesempurnaan. Sifat nrimo ing pandum membantu mengurangi stres dan kecemasan karena membuat seseorang lebih mampu berdamai dengan kegagalan atau hal-hal yang tidak sesuai dengan target mereka. Tak hanya itu, memiliki sifat nrimo ing pandum juga dapat mendorong kita untuk selalu mengungkapkan rasa syukur atas keadaan yang dialami sehingga dapat menciptakan kestabilan emosional. Sifat ini juga membantu kita untuk senantiasa melihat sisi positif ketika sedang dihadapkan dengan situasi yang sulit. Dalam situasi ketidakpastian pada era modern ini, sifat nrimo ing pandum memberikan kekuatan mental untuk menghadapi tantangan hidup dengan cara yang lebih optimis serta membantu pengambilan keputusan dengan penuh kebijaksanaan.
ADVERTISEMENT
Di samping berbagai keuntungan yang relevan di era modern, memiliki sifat nrimo ing pandum tidak terlepas dari kelemahan yang perlu diperhatikan, terutama dalam konteks dunia modern yang semakin kompetitif dan dinamis. Apabila diterapkan secara berlebihan, sifat nrimo ing pandum dapat menghambat seseorang untuk melakukan inovasi terutama di bidang profesional karena kurangnya ambisi yang dimiliki. Selain itu, dalam konteks globalisasi, dimana dunia yang dinamis membutuhkan respons yang aktif dan adaptif, sifat nrimo ing pandum yang terlalu dominan dapat membuat individu terkesan pasif dan tertinggal. Sifat ini juga kurang sesuai di era modern yang seringkali mengadopsi sistem berbasis meritokrasi, di mana kerja keras dan kompetisi menjadi penentu utama keberhasilan individu. Sikap nrimo ing pandum yang mengutamakan rasa syukur dan penerimaan hasil secara apa adanya tidak relevan dalam konteks tersebut. Hal yang terpenting adalah sikap yang terlalu nrimo dapat menjadi hambatan bagi seseorang untuk memperjuangkan perubahan sosial atau menentang sistem yang tidak adil. Pada akhirnya, hal ini dapat menyebabkan stagnasi terutama jika masyarakat terlalu fokus pada penerimaan tanpa mencoba menciptakan perubahan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Penutup
Filosofi nrimo ing pandum tetap relevan sebagai pedoman hidup yang mendukung keseimbangan emosi, rasa syukur, dan harmoni sosial di era modern yang penuh dengan tekanan. Namun, pesatnya arus globalisasi menimbulkan nilai-nilai baru yang sering kali bertolak belakang dengan filosofi nrimo ing pandum. Oleh karena itu, nilai-nilai dari nrimo ing pandum perlu dipahami secara proporsional, tidak hanya sebagai sikap pasif namun juga sebagai cara untuk mencapai keseimbangan antara usaha yang maksimal serta penerimaan dan rasa syukur. Dengan demikian, nilai tersebut mampu membantu seseorang untuk tetap bertahan di tengah gempuran globalisasi dan dunia modern.
Referensi
Endraswara, S. (2012). Falsafah Hidup Jawa: Menggali Mutiara Kebijakan dari Intisari Filsafat Kejawen. Yogyakarta: Cakrawala.
Ermawan, D. (2017). Pengaruh Globalisasi terhadap Eksistensi Daerah di Kebudayaan Indonesia. Jurnal Kajian LEMHANNAS RI, 5-10.
ADVERTISEMENT
Kamsidah. (2023, February 27). Hustle Culture, Budaya Gila Kerja yang Marak Terjadi Pada Generasi Muda. Djkn.kemenkeu.go.id. Retrieved December 8, 2024, from https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/15923/Hustle-Cultur-Budaya-Gila-Kerja-yang-Marak-Terjadi-Pada-Generasi-Muda.html
Mutia, F., Andari, N. P., & Khairunnisa, N. S. (2023). Pemaknaan Konsep Nrimo ing Pandum pada Pedagang Tradisional di Pasar Legi Surakarta. Jurnal Ilmu Budaya, Volume 10, 75-81.
Rahmadani, F. T. (2023, November 18). Nrimo ing Pandum: Kiat Hidup Damai ala Orang Jawa. sediksi.com. Retrieved December 08, 2024, from https://sediksi.com/nrimo-ing-pandum-kiat-hidup-damai-ala-orang-jawa/