Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Pengalaman Mudik Sehabis Konser di LA
30 April 2019 11:17 WIB
Tulisan dari Wine Fallensky tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita tahu bahwa ada satu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita dimanapun kita berada. Pasti kita akan mendapat panggilan untuk mudik. Entah itu mudik saat lebaran, natal, tahun baru cina, atau hari raya lainnya. Emang kita tuh suka kumpul-kumpul di rumah rame-rame dan dibom pertanyaan-pertanyaan yang meresahkan seperti,”Kapan nikah?” atau buat yang sudah nikah,”Kapan punya anak?” atau buat yang sudah punya anak,”Kapan nambah anak?” dan seterusnya nggak bakal habis sampai 7.000 turunan.
ADVERTISEMENT

Nggak cuma itu ya, ada satu hal lagi yang sedikit banyak menyusahkan perjalanan panjang yang harus kita lalui yaitu oleh-oleh. Banyak orang punya kebiasaan untuk minta oleh-oleh terutama saat kita datang dari tempat yang jauh. Terkadang kalau tidak diberi akan keluar ucapan-ucapan seperti,”Pantas aja masih jomblo, kamu pelit sih!”
Cukup banyak hal-hal yang mempersulit perjalanan mudik kita. Untungnya ada satu hal yang sudah tidak sesulit dulu. Membeli tiket pesawat kini bisa jauh lebih mudah setelah adanya internet dan smartphone. Berbagai macam aplikasi dapat kita download dan coba. Salah satu yang sering digunakan oleh keluarga saya adalah Tiket.com. Mama saya cukup sulit untuk belajar mengenai teknologi jadi, bagi beliau, yang paling mudah dan murah ya di Tiket.com.
ADVERTISEMENT
Nah, saya ingin share sedikit pengalaman saya saat harus mudik dari Los Angeles, Amerika Serikat. Waktu itu saya harus ke LA selama 2 minggu karena ada workshop di Hollywood dan ada konser, semacam pentas seni di sebuah universitas di LA. Jadi, saya berangkat dari Haneda Airport, Tokyo, Jepang menuju LAX, Los Angeles, California, Amerika Serikat. Bagasi yang saya bawa tentunya sangat super banyak mulai dari equipment untuk manggung sampai gitar.
Di LA, satu hari setelah konser, saya sudah harus packing semua equipment saya. Yang paling rempong adalah memastikan gitar saya aman dari segala mara bahaya. Beberapa equipment seperti effector dapat saya hand carry di pesawat tapi, gitar mustahil bisa di hand carry karena selain berat, ukuran gitar saya juga cukup besar. Saya membawa gitar BC Rich Wartribe saat itu. Tidak lupa, saya harus bawa oleh-oleh dari LA buat keluarga besar agar tidak dikutuk. Setelah semuanya siap, akhirnya saya bisa beristirahat.
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya, setelah breakfast, saya dan tim segera berangkat ke LAX. Perjalanan dari LAX ke Haneda memakan waktu sekitar 20 jam non-stop. Jadi, siap-siap saja super bosan di pesawat. Waktu itu saya menggunakan maskapai Singapore Airlines. Seperti biasa, saat check-in, saya harus memasukkan semua bagasi dan tanda tangan untuk menyatakan beberapa bagasi saya fragile seperti gitar saya. Gitar saya masuk dalam kategori over-sized baggage karena hard-case nya cukup besar. Over-sized baggage adalah bagasi yang ukuran nya melebihi size luggage L (81 x 59 x 34 cm). Setelah diberi tag, nanti kita harus membawanya sendiri ke bagian Over-sized Baggage drop.
Saya sempat hampir terlambat naik pesawat karena ada beberapa fans yang ingin foto bareng. Jadi, bayangkan saya dengan barang bawaan yang cukup banyak, harus berulang kali melepas tas dan barang bawaan untuk foto. Nggak masalah rempongnya sih, cuma takut kalau saya lupa terus ketinggalan… Untungnya ada tim saya yang terus mengingatkan saya akan barang-barang bawaan saya. Waktu itu kami ada sekitar 20 orang. Yang awalnya kami santai, jadi harus agak terburu-buru masuk gate.
ADVERTISEMENT
Perjalanan 20 jam di pesawat cukup gila buat saya karena saya sebenarnya orang yang takut terbang. Tidak terlihat demikian, kan? Yang pasti, untuk perjalanan sejauh itu, harus selalu membawa neck pillow agar bahu dan leher tidak kaku. Kemudian bagi yang tidak tahan bising, jangan lupa bawa earplug atau noise cancelling headphones. Headphone yang disediakan oleh maskapai adalah tipe on-ear jadi tidak mengisolasi suara dari luar. Beberapa maskapai dengan pesawat model lama masih menggunakan double 3.5mm jack jadi, kalau mau pakai earbuds kamu sendiri, bawalah airplane 3.5mm adapter.
Tiba di Haneda saya harus antri immigration. Di imigrasi, kita harus selalu sudah siap dengan immigration card yang sudah terisi kemudian lari. Kalau tidak, antriannya bisa mengular super panjang. Saya cukup beruntung karena memiliki kartu residence jepang jadi, tidak perlu antri sepanjang itu.
ADVERTISEMENT
Setelah immigration, saya lanjut ke pengambilan bagasi. Di sini saya melakukan hal yang cukup konyol. Saya menunggu bagasi saya dan sepertinya sudah keluar semua kecuali satu.
“Gitar saya mana?!”
Saya tunggu sampai habis… Nggak keluar. Nggak lucu banget kalau ketinggalan di LAX kan, saya besok subuh sudah harus berangkat dari Haneda ke Jakarta kemudian ke Surabaya. Saya mulai panik. Akhirnya saya bertanya ke seorang petugas.
“Sumimasen… (Permisi)”
Tiba-tiba…
Saya jadi ingat, tadi kan masuk di over-sized baggage.
“Nandemo nai desu. Sumimasen.” (Maaf nggak jadi)
Saya nggak jadi tanya.
Saya jalan ke bagian over-sized baggage dan ternyata gitar saya sudah menanti dari tadi. Lega deh~
Singkat cerita, saya berhasil sampai ke Tokyo dengan selamat. Tinggal 10 jam lagi sampai ke Surabaya.
ADVERTISEMENT
Lanjut ke perjalanan di keesokan harinya. Untuk imigrasi dari Tokyo ke Jakarta, bagi pemegang residence card seperti saya, jangan lupa untuk mengisi form re-entry di bagian imigrasi. Kalau kurang mengerti, nanti bisa minta tolong ke petugas. Fungsi re-entry ini adalah agar visa kalian tidak hangus. Kalau hangus ya, tidak bisa kembali ke Jepang, harus bikin visa lagi. Sekarang lebih mudah bagi para traveller kalau mau ke Jepang karena untuk stay 15 hari, kalian tidak perlu membuat visa lagi. Bagi pemegang E-Passport, kalian bisa pergi ke Konsulat Jepang pada jam kerja untuk mendapatkan stamp khusus di passport kalian. Stamp ini akan memperbolehkan kalian untuk stay selama 15 hari di Jepang hingga berulang kali dalam masa 3 tahun atau hingga E-Passport kalian berakhir masa berlakunya (expired). Asik kan~
ADVERTISEMENT
Perjalanan dari Haneda sampai Juanda tidak ada masalah karena saya juga sudah sering jadi, sudah hafal. Tidak banyak hal yang rempong selama kita sudah tahu apa yang perlu diperhatikan dalam setiap perjalanan kita. Jangan lupa selalu perhatikan waktu dan safety first!
Sama jangan lupa oleh-olehnya biar nggak dikutuk…
#tiketWonderfulIndonesia