Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mereka Berjuang Mendapatkan Suvenir Asian Games
24 Agustus 2018 13:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Winuranto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sempat disergap antrean panjang yang mengular di pelataran Super Store Asian Games, Zona Bhin Bhin, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, akhirnya Charles dapat bernapas lega.
ADVERTISEMENT
Perjuangan pria yang jauh-jauh datang dari Palu, Sulawesi Tengah, itu seolah tertebus setelah ia berhasil menggenggam aneka suvenir Asian Games yang diincarnya.
Sepotong jaket, selembar kaus, sebuah tas kanvas, tiga boneka maskot Asian Games Jakarta-Palembang: Bhin Bhin, Atung, Kaka, sukses ia masukkan ke dalam keranjang belanja. Di meja kasir, Charles menyedot isi kartu debitnya sekitar Rp 1,4 juta untuk menebus suvenir pilihannya tadi.
Tak cuma Charles yang harus rela berbaris untuk bisa memasuki Super Store Asian Games. Pada liburan Idul Adha, Rabu (22/8) lalu, misalnya, ribuan orang tak putus berbaris dari pagi hingga malam untuk bisa mendapatkan suvenir.
Sejumlah pengunjung mengeluhkan Super Store Asian Games yang hanya didirikan di Zona Bhin Bhin, gate 5. Putri, ibu muda yang datang bersama anak balitanya, mengaku menghabiskan waktu hampir satu jam agar bisa masuk ke dalam Super Store.
ADVERTISEMENT
Untuk mengantisipasi membeludaknya pembeli suvenir, lanjut Putri, mestinya toko yang menyediakan official merchandise juga dibuat di zona-zona lain di kawasan Gelora Bung Karno.
Bahkan, jika perlu dibikin pula di lokasi lain di Jakarta―seperti Velodrome Ramawangun atau arena Pacuan Kuda Pulomas, Jakarta Timur―yang juga menjadi tempat digelarnya pertandingan Asian Games.
Satu lagi yang juga wajib diperhatikan para pengunjung yang hendak memasuki Super Store: siapkan kartu debit/kredit Anda. Di sini, petugas kasir hanya menerima transaksi non tunai.
Duit tunai? Maaf, simpan saja di dalam dompet.
Kadang ini juga menjadi kendala yang merepotkan bagi para pengunjung―terutama para atlet atau rombongan kontingen dari luar negeri―yang tidak membekali diri dengan kartu debit/kredit.
Mereka ini biasanya sudah kadung menukar mata uang pecahan rupiah untuk berbelanja oleh-oleh.
ADVERTISEMENT
Petugas keamanan yang berjaga di dalam Super Store, Nur menerangkan, ia bertugas untuk membuka-tutup pintu masuk setidaknya 15 menit sekali. Hal ini untuk mengantisipasi agar arus pengunjung di dalam Super Store tidak terlalu menumpuk.
Namun, Nur paham, membatasi waktu orang untuk berbelanja mencari suvenir Asian Games ini sungguh sulit. Karena itu pula, kadang bisa lebih 15 menit pintu toko baru bisa dibuka kembali. Sistem buka-tutup ini tak pelak menyebabkan antrean panjang pengunjung.
Sebetulnya beragam suvenir tadi bisa pula didapatkan di sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta seperti FX Sudirman, Sarinah, Plaza Indonesia, Mall Kelapa Gading, Pondok Indah Mall, Senayan City, dan lain sebagainya. Bahkan suvenir juga bisa dibeli secara online.
ADVERTISEMENT
Namun, kerap orang tetap ingin memburunya di lapangan, sambil memberikan dukungan kepada pahlawan olahraga yang sedang bertanding.
Ada banyak pilihan suvenir menarik yang disediakan oleh panitia dalam menyambut perhelatan akbar kompetisi olahraga yang diikuti oleh 45 negara Asia ini.
Tak hanya kaus, tas kanvas, topi, syal, boneka, bantal, replika medali, hiasan kulkas, gantungan kunci, atau gelas. Kemeja batik khas Indonesia dengan tema Asian Games juga dihadirkan sebagai suvenir.
Harganya sangat bervariasi. Jaket bomber, contohnya, dibanderol Rp 449 ribu. Selembar kaus dijual Rp 179 ribu, boneka maskot ukuran rada gede Rp 199 ribu, serta kemeja batik dilego Rp 279 ribu.
Ada pula pilihan kaus oblong, celana pendek, hingga jaket produksi Polo Ralph Lauren. Tentu harganya lebih mahal. Sekadar mencontohkan, kaus oblong Asian Games produksi Polo dibanderol Rp 299 ribu.
Yang rada unik, ada pula perangko bertema Asian Games keluaran Pos Indonesia serta replika medali Asian Games.
ADVERTISEMENT
Di Jakarta, terakhir kali Asian Games digelar pada 1962. Dengan kata lain, baru 56 tahun kemudian Indonesia kembali menjadi tuan rumah momen bersejarah ini.
Kala itu, dalam pembukaan Asian Games, presiden Soekarno dengan suara bergetar mengatakan: "Asian Games bukan hanya terbatas pertandingan olahraga, tetapi juga mengusung harga diri bangsa".
Sebagai bangsa yang terus menggelorakan semangat perubahan, wajar jika rakyat Indonesia turut menyimpan kebanggaan atas pelaksanaan Asian Games 2018.
Tak hanya mendukung para atlet yang berlaga dengan semangat menggelora, tapi mereka juga ingin memiliki kenangan atas segala perjalanan yang menyertainya.
Salah satu caranya, ya tadi itu, mengoleksi pernak-perniknya yang sangat ikonik.