Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pemantik Api Persatuan Bernama Zigath
8 Maret 2017 8:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Winuranto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ini kisah komunitas Zippo di Indonesia membangun jaringan organisasinya.
Gedung Sasono Mulyo, Depok, Jawa Barat, dipenuhi puluhan orang Sabtu-Minggu, 25-26 Februari lalu. Mereka yang berasal dari berbagai latar belakang profesi itu berdatangan dari penjuru kota di Indonesia: Batam, Palembang, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Serang, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Banten, Jakarta, Depok, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Magnet yang mampu menyedot mereka untuk berkumpul dan bersatu di sana tak lain adalah korek atau pemantik api bermerek Zippo. Acara yang dihelat akhir pekan lalu itu merupakan Gathering II Zigath, klub para penggemar Zippo di Indonesia. Gathering I Zigath digelar di Umbul Sidomukti, Ungaran, Jawa Tengah, Februari tahun lalu.
Klub ini terorganisasi dengan rapi. Ratusan anggotanya teregistrasi dan patuh membayar iuran yang dipatok Rp 10 ribu saban bulan. Anggota yang membayar iuran berhak mendapatkan kartu anggota serta diperbolehkan menggelar lelang atau melego Zippo koleksinya di grup Facebook Zigath atau di website zigath.com.
Memiliki struktur pengurus di tingkat pusat, Zigath juga membangun cabang atau region yang membentang di berbagai kota. Ada 14 cabang Zigath: Jakarta, Bandung, Depok, Banten, Sriwijaya (Palembang), Plat AG (Kediri, Tulungagung dan sekitarnya), Parahyangan (Tasikmalaya dan sekitarnya), Yogyakarta, Tangerang Raya, Solo, Semarang, Bali, Surabaya, dan Makassar. "Kami dipersatukan oleh hobi yang sama, Zippo," kata Ketua Umum Zigath, Hosia Singgih.
ADVERTISEMENT
Sebagai sebuah komunitas, mereka tak pernah membedakan-bedakan jumlah koleksi yang dimiliki para anggotanya. Ada anggota yang memiliki koleksi ratusan korek legendaris produksi Bradford, dari negeri abang Sam ini. Tapi ada pula para pemula yang baru memiliki beberapa pemantik saja. Tak jadi soal. Toh, slogan yang kerap mereka gaungkan tetap "Satu Zippo, seribu saudara!"
Zigath mendeklarasikan diri sebagai organisasi yang mengusung semangat Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Walaupun berbeda-beda asal-usul dan latar belakang anggotanya namun tetap satu jua. Persinggungan yang dilatarbelakangi suku, agama, ras dan antar golongan diharamkan di komunitas ini. Hal tersebut secara tegas mereka tuangkan dalam konstitusi dan AD/ART Zigath.
Sebagai sebuah komunitas, Zigath telah dicatatkan di Kementerian Hukum dan HAM. "Kini, kami tengah menanti persetujuan afiliasi Zigath sebagai komunitas kepada Zippo," terang Hosia, yang menggunakan nama Zippo Failope pada akun Facebooknya.
ADVERTISEMENT
Sebelum berganti menjadi Zigath, komunitas penggemar Zippo di Indonesia dikenal dengan nama ID-Zippo. Dirintis sejak 2010-an melalui forum diskusi di Kaskus, ID-Zippo akhirnya dideklarasikan secara online pada 11 Februari 2011. Para pendirinya antara lain Subhan Toba (Tangerang), Albert L. Hasibuan (Jakarta), Dedi Sutjiatmadja (Jakarta), Dwi Heri Istiaronie (Bandung), Bambang Setyawan (Bali), serta Chandra Setiawan (Surabaya). Subhan Toba dipercaya menjadi ketua pertama ID-Zippo.
Sebagai sebuah klub komunitas, perjalanan ID-Zippo sempat diwarnai pasang-surut. Dalam catatan yang ditulis Subhan Toba, ID-Zippo bahkan sempat mengalami kevakuman aktivitas organisasi.
Seiring dengan mewabahnya tren digital media sosial semangat dan antusiasme para penggemar Zippo kian terkerek naik. Hal itu makin menguatkan cita-cita untuk bisa mempersatukan mereka yang berserak di berbagai kota. Pada 2014, misalnya, komunitas Zippo di Bandung menggelar sebuah acara halal bi halal. Acara ini sukses, penuh sesak dihadiri para penggemar Zippo.
ADVERTISEMENT
Lewat berbagai acara yang disosialisasikan melalui jejaring media sosial inilah panggilan untuk mengonsolidasikan diri dalam sebuah organisasi kembali meruap.
Bersama dedengkot penggemar Zippo dari Tasikmalaya, Dedi Syafarudin, Subhan Toba berusaha menyisir kembali komunitas ini. Deddy yang akrab dipanggil Oded, mulai bergerak. Kota-kota seperti Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya, hingga Denpasar ia sambangi satu per satu. Toba sendiri bertugas mengonsolidasikan komunitas di Jabodetabek, yang dikenal memiliki anggota solid, kreatif sekaligus militan.
Gerilya kota yang dilakukan Oded dan Toba membuahkan hasil. Berbagai komunitas Zippo di daerah bersepakat menggelar musyawarah nasional di Villa Millenium Kaliurang, Yogyakarta, pada 19-20 September 2015.
Konsolidasi organisasi yang dihadiri oleh perwakilan komunitas dari Semarang (Hosia Singgih dan Frenki Bob Harapan), Bandung (Ryan Ardhiansyah dan Sandy Herdiana), Yogyakarta (Feriqo A. Yogananta dan Ginanjar Budi Satrio), Solo (Tri Yulianto dan Wilis Nalagnie) serta Jabodetabek (Reza Kharisma) itu akhirnya menyepakati pergantian nama ID-Zippo menjadi Zigath. Dalam forum itu, Hosia Singgih didapuk menjadi ketua umum, sedangkan Dedi "Oded" Syafarudin dan Feriqo A. Yogananta ditunjuk sebagai pembina Zigath.
ADVERTISEMENT
Ikhwal hilangnya nama "Zippo" pada organisasi, menurut Hosia, tak lain karena perusahaan pemilik merek Zippo itu tidak memperkenankan nama tersebut dipakai atau disematkan pada sebuah komunitas. Karena itulah nama organisasi itu diubah menjadi Zigath. Ada yang menyebut, kata "Zigath" berasal dari Zippo gathering.
Selain memiliki roda organisasi yang berjalan kencang, solidaritas antar sesama anggota komunitas ini juga tergolong kental. Acapkali mereka menggelar lelang amal yang ditujukan untuk para anggota yang tengah tertimpa musibah.
Di Facebook, komunitas ini selain membentuk grup Zigath (memiliki 2.500 anggota), mereka juga tergabung dalam berbagai grup seperti Zippo Indonesia (memiliki 8.800 anggota), Zippo Jakarta (memiliki 4.800 anggota), dan lain sebagainya. Di sinilah mereka saling menyapa, berkenalan, berdiskusi, memosting koleksi, hingga melakukan transaksi jual-beli produk Zippo. Para admin selalu bersiap menjaga arus lalu lintas perbincangan di grup-grup tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada gathering II di Depok, Zigath mengeluarkan 100 buah pemantik Zippo ekslusif bergambar komodo yang dilukis dengan teknik airbrush oleh tiga seniman Indonesia: Ferry Ferdiansya (Semarang), Pena Art (Semarang), serta Alvin Darmawan (Jakarta).
Untuk diketahui, Zippo Komodo bernomor 001/100 karya kolaborasi ketiga seniman itu berhasil dilelang dengan angka mendekati Rp 2,5 juta. Selama ini Zippo airbrush karya seniman Indonesia tersebut telah banyak dipesan para penggemar Zippo dari berbagai negara. Sebuah pemantik Zippo yang dihiasi lukisan mereka terbilang tinggi harganya.
Tahun depan, Zigath berencana menggelar gathering ketiga di Bali. Para penggemar Zippo dari sejumlah negara akan diundang hadir dalam perhelatan tersebut.
Beginilah memang seharusnya sebuah komunitas hobi dibangun. Asyik, riang gembira, mempersatukan, menambah banyak saudara, membantu yang tengah tertimpa bencana, termasuk mampu mendatangkan pundi rezeki bagi para penggemarnya. (*)
ADVERTISEMENT