Eksistensi Bahasa Indonesia di Tengah Ancaman Bahasa Asing dan Bahasa Gaul

Wirada Adi Susilo
Saya berusia 19 tahun. Saya adalah Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta.
Konten dari Pengguna
12 Desember 2022 14:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wirada Adi Susilo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Utamakan Bahasa Indonesia, Pelihara Bahasa Daerah, Kuasai Bahasa Asing. (sumber:milikpribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Utamakan Bahasa Indonesia, Pelihara Bahasa Daerah, Kuasai Bahasa Asing. (sumber:milikpribadi)
ADVERTISEMENT
Bahasa merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu negara. Bahasa juga digunakan sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi ataupun bertanya. Bahasa yang kita gunakan ini adalah bahasa Indonesia yang kerap kita gunakan sehari-hari untuk berkomunikasi secara dialogis maupun sosiologis. Pada Sumpah Pemuda, bangsa kita telah mencetuskan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan. Hal tersebut dikuatkan dengan adanya landasan pada UUD 1945 pasal 36 yang berbunyi, “bahasa negara adalah bahasa persatuan.”
ADVERTISEMENT
Namun, penggunaan bahasa Indonesia semakin hari semakin beragam. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya bahasa Indonesia yang sudah mengalami percampuran bahasa dengan bahasa asing dan bahasa gaul. Dari situlah muncul masalah yang di mana akan menimbulkan dampak buruk pada penggunaan bahasa Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa sudah dianggap sebagai mata pelajaran yang diremehkan dan tidak diperlukan lagi. Akibat yang timbul jika meremehkan bahasa Indonesia adalah penggunaan bahasa yang kurang baik dan benar, pembuatan artikel ataupun jurnal di mana pada bahasa Indonesia yang kurang baik dan benar sehingga pembaca sulit untuk memahami isi dari artikel ataupun jurnal.
Zaman sekarang percampuran bahasa Indonesia sudah dianggap sebagai hal yang biasa malah mungkin saja dianggap sebagai sebuah tingkatan dan anehnya masyarakat memuji seseorang yang bisa fasih dengan menggunakan percampuran bahasa. Hal itu disebabkan oleh pujian yang terus berdatangan dari orang lain karena penggunaan bahasa yang kekinian. Pada dasarnya, bahasa Indonesia harus dikuasai dan dipahami oleh seluruh warga negara Indonesia. Upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan mengadakan penyuluhan kepada setiap masyarakat awam, dalam pembelajaran kelas memiliki peraturan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebagai syarat kelulusan dalam bidang pendidikan maupun ketenagakerjaan. Pernyataan sebelumnya adalah alasan saya menganalisis sebuah topik “Eksistensi bahasa Indonesia di tengah ancaman bahasa asing dan bahasa gaul.”
ADVERTISEMENT
Hal tersebut menurut saya dianggap sebagai hal yang fatal karena bahasa Indonesia yang sudah dikatakan sebagai bahasa persatuan, ternodai dengan percampuran bahasa yang menurut sebagian kaum dianggap sebagai sebuah penghargaan karena berbicara dengan bahasa kekinian.
Permasalahan yang dihadapi oleh bahasa Indonesia pada era globalisasi adalah bahasa asing dan bahasa gaul yang masuk ke dalam bahasa Indonesia. Hal tersebut yang membuat bahasa Indonesia semakin lama semakin kehilangan jati dirinya dan akan teralihkan pada bahasa asing dan bahasa gaul.
Ada lagi suatu kelompok jika berdialog harus menggunakan bahasa kekinian atau bahasa asing dan bahasa gaul tadi, jika tidak menggunakan bahasa kekinian dianggap kurang greget atau kurang kece. Dan yang paling jika tidak menggunakan bahasa yang kekinian bisa saja salah satu dari kelompok tersebut tidak diajak bicara karena bahasanya yang terlalu formal dan baku yang dianggap membosankan dan tidak asik. Bisa diibaratkan dengan jika kita ingin masuk ke dalam obrolan kelompok tersebut maka kita juga dituntut untuk menggunakan bahasa asing dan bahasa gaul tersebut.
ADVERTISEMENT
Penyebab dari percampuran bahasa adalah bahasa asing dan bahasa gaul yang masuk ke dalam bahasa Indonesia dan pada akhirnya bahasa Indonesia tidak menjadi bahasa Indonesia murni. Hal itu pun timbul karena menonton film, misalnya film Drakor (Drama Korea), film hiburan, film luar negeri, dan masih banyak lagi. Akibatnya berimbas pada percakapan yang menganut percampuran bahasa.
Dialog di atas sudah termasuk dalam percampuran bahasa di mana jika tidak ditindak lanjutkan akan terbiasa dan akhirnya tidak bisa meninggalkan bahasa asing dan bahasa gaul tersebut.
Pengalaman di daerah saya terdapat orang yang bahasanya itu banyak sekali percampuran dari bahasa asing, bahasa daerah, dan bahasa gaul. Pada saat itu saya sedang berada di warung kopi bersama dengan teman saya dan saya melihat ada orang bersama teman-temannya berbicara dengan fasihnya menggunakan bahasa Indonesia, bahasa daerah, bahasa asing, dan bahasa gaul.
ADVERTISEMENT
Menurut saya dialog di atas sudah melewati batas karena dalam obrolan bersama dengan teman lainnya pun juga sama. Saya dengan teman saya pun juga sempat berpikir mungkin dengan tidak adanya bahasa Inggris dan bahasa gaul akan tercipta bahasa Indonesia yang murni dan sempurna. Mengapa saya bisa berpikiran demikian karena dengan adanya pembelajaran bahasa Inggris jarang seorang guru yang memberikan pemahaman tentang percampuran bahasa, guru hanya sekadar mengajar bahasa Inggris dan tidak pernah memberikan pemahaman tentang percampuran bahasa Indonesia. Kemungkinan besar jika guru bahasa Inggris memberikan pemahaman tentang percampuran bahasa maka penggunaan bahasa Inggris tidak akan disalahgunakan. Dan jika bahasa daerah pun tidak diajarkan maka memungkinkan bahasa gaul akan tercipta. Bukan juga saya ingin memberikan solusi untuk menghilangkan bahasa kedaerahan, memang boleh saja kita menggunakan bahasa daerah tetapi kita juga harus memikirkan tentang percampuran bahasa yang di mana percampuran tersebut akan berdampak kepada bahasa Indonesia itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Bukan berarti bahasa daerah dan pembelajaran bahasa Inggris harus dihapuskan dan disepelekan tetapi orang tua dan guru dapat memberikan pemahaman yang mendalam terhadap pemurnian bahasa Indonesia karena tanpa adanya campuran bahasa maka pelestarian bahasa Indonesia akan tetap terjaga.
Berdasarkan permasalahan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa adalah ciri khas yang dimiliki oleh setiap negara. bahasa Indonesia adalah bahasa yang kita pakai saat ini. bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang pada dasarnya kita harus selalu menjunjung tinggi bahasa persatuan tersebut. Maka dari itu, kita sebagai kewarganegaraan Indonesia selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kondisi apapun baik itu pada kegiatan formal maupun kegiatan non formal. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar tanpa percampuran bahasa asing dan bahasa gaul akan menyebabkan pembiasaan kosakata yang kita gunakan untuk berkomunikasi kepada orang lain dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tanpa percampuran bahasa sedikit pun. Penggunaan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) termasuk dalam pelestarian bahasa Indonesia karena tidak ingin menghilangkan jati diri bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mempertahankan bahasa Indonesia bukanlah hal yang sia-sia karena ibarat kita mempertahankan bangsa kita sendiri dari pengaruh negara lain yang terus berdatangan dan akan selalu kokoh dalam keadaan apapun. Upaya mempertahankan bahasa Indonesia dari kepunahan yang disebabkan oleh bahasa asing dan bahasa gaul dengan menyelenggarakan Pengembangan dan Pembinaan bahasa kepada masyarakat awam juga orang terpelajar yang kurang paham akan apa itu bahasa Indonesia dan kenapa kita harus mempertahankan bahasa Indonesia dari pengaruh bahasa asing dan bahasa gaul. Bukan hanya dari Pengembangan dan Pembinaan bahasa saja, Pembinaan bahasa dapat dilakukan dengan menjadikan sekolah atau lembaga pembelajaran non formal sebagai basis pembinaan bahasa Indonesia kepada masyarakat awam. Hal itu dilakukan agar generasi selanjutnya tidak terpengaruh oleh bahasa asing dan bahasa gaul. Melalui lembaga pembelajaran formal dan non formal tersebut penutur bahasa Indonesia dibina supaya memiliki mutu atau kualitas berbahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga bahasa Indonesia tetap lestari. Dengan adanya penerus bangsa yang sangat memperhatikan akan bahasa Indonesia dari segi fonem, morfem, gramatikal, bahasa baku, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), dan selalu melestarikan bahasa Indonesia tanpa pengecualian maka akan terciptanya bangsa Indonesia yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa Persatuan.
ADVERTISEMENT
Penulis : Wirada Adi Susilo
Mahasiswa Jurusan Tadris Bahasa Indonesia UIN Raden Mas Said Surakarta