Tren Seks Bebas di Kalangan Remaja

Wira Natali Angeline L G
Mahasiswi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta
Konten dari Pengguna
3 Oktober 2022 18:06 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wira Natali Angeline L G tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi "tren seks bebas". Foto : unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi "tren seks bebas". Foto : unsplash.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada zaman yang modern ini tentu kita semua sudah mengenal seks bebas, terlebih sudah banyak berita tentang seks bebas bertebaran, baik di koran maupun di sosial media. Menurut Sarwono (2010), Seks bebas adalah hubungan yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis tanpa ikatan perkawinan. Secara sederhana, seks bebas adalah tindakan seksual yang dilakukan di luar pernikahan.
ADVERTISEMENT
Seks bebas di kalangan remaja masa kini menjadi hal yang biasa. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 (dilakukan per 5 tahun) mencatat bahwa kurang lebih 2% remaja wanita dan 8% remaja pria dengan usia 15-24 tahun mengaku bahwa mereka sudah pernah melakukan hubungan seksual di luar nikah.
Peristiwa seks bebas cenderung lebih banyak ditemukan di kota besar ataupun di suatu daerah Universitas. Salah satu kasus seks bebas yang sedang ramai diperbincangkan adalah adanya laporan bahwa sebanyak 414 mahasiswa berdomisili Bandung terkena HIV selama tahun 1991-2021. Selain itu, terdapat mahasiswa dan mahasiswi tinggal di kamar kost yang sama padahal mereka belum terikat oleh status pernikahan.
Seks bebas juga sudah merajalela di tingkat SMA. Banyak pelajar yang tidak malu untuk melakukan seks bebas tanpa alat kontrasepsi. Tercatat pada data Komisi Nasional Perlindungan Anak, sebanyak 62,7 persen remaja putri sudah tidak perawan dan 21,2 persen dari para remaja putri tersebut pernah melakukan aborsi. Angka ini diambil dari 4.726 responden pelajar SMP/SMA di 17 kota besar.
ADVERTISEMENT
Seks bebas mempunyai banyak faktor pendukung. Salah satu faktor utamanya adalah pergaulan yang terlalu bebas. Banyak remaja di luar sana yang berperilaku di luar batas wajar contohnya mabuk, pergi ke klub, dan bahkan ada yang sampai membeli jasa pemuas seks di media sosial. Selain itu, keimanan juga menjadi salah satu faktor penyebab seks bebas. Para remaja sering mengabaikan ibadah dan akhirnya jauh dari Tuhan. Itu sebabnya mereka mudah termakan oleh hawa nafsu sendiri.
Seks bebas itu sendiri memiliki banyak sekali efek samping bagi kehidupan. Dampak dari seks bebas dapat dirasakan pada kesehatan, psikologis, dan pendidikan remaja.
Bagi Kesehatan
Seks bebas sering dikaitkan dengan kesehatan karena pelaku seks berisiko tinggi untuk terkena infeksi menular seksual (IMS). IMS menular dari satu orang ke orang lainnya melalui aktivitas seks, baik melalui vagina, oral, maupun anal. Contoh dari IMS: klamidia, sifilis, gonore, kutil kelamin, infeksi jamur (candida), herpes simplex, hepatitis B, kutu kelamin, dan HIV/AIDS.
ADVERTISEMENT
Bagi Psikologis
Bagi Pendidikan
Nah dari semua dampak yang ditimbulkan di atas, kita jadi mengetahui seberapa parah dampak yang diberikan oleh seks bebas. Jika kita sampai masuk ke dalam dunia seks bebas, sudah dapat dipastikan bahwa kita akan sulit untuk keluar. Oleh dari itu, kita harus melakukan pencegahan agar tidak masuk ke dunia seks bebas diantaranya adalah
Memahami tentang seks education
Pentingnya pemahaman tentang seks education adalah supaya kita bisa paham mengenai dampak yang diberikan oleh seks bebas ini sehingga kita bisa menghindari perilaku seks bebas
Selektif dalam memilih teman
Jika kita memiliki teman yang positif maka lingkungan yang tercipta di sekitar kita pun ikut positif. Oleh karena itu, kita akan mendapat kegiatan-kegiatan positif yang bisa menghindari kita dari seks bebas.
ADVERTISEMENT
Memperkuat iman kita
Sangat penting untuk selalu menanamkan nilai-nilai moral dan keagamaan agar kita selalu terhindar dari pergaulan bebas maupun seks bebas.
Mempunyai hubungan yang dekat dengan keluarga
Kita sebagai remaja harus bisa membangun hubungan yang baik dengan semua anggota keluarga kita. Dengan kita terbuka kepada orang tua, pasti mereka akan mengarahkan kita ke arah kehidupan yang lebih baik.
Pemerintah juga mempunyai upaya untuk menekan angka seks bebas pada remaja. Pemerintah paham bahwa seks bebas ini bisa merusak masa depan bangsa. Oleh karena itu, pemerintah serius menangani pergaulan bebas dan seks bebas ini. Koordinator Kelembagaan Direktorat Bina Ketahanan Remaja Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN) Priyanti menjelaskan tentang pentingnya ketahanan pada remaja agar mampu melewati lima transisi kehidupan remaja.
ADVERTISEMENT
Salah satu pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan program GenRe (Generasi Remaja) yang dikembangkan untuk penyiapan dan perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja. Program berikutnya yang dibentuk pemerintah adalah Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R), program ini dimaksudkan sebagai wadah kegiatan yang dikelola dari, oleh, dan untuk remaja agar bisa memberikan akses informasi, pelatihan, dan konseling tentang Perencanaan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR).