Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cara Cerdas Puan Maharani Memperingati Hari Ibu
23 Desember 2017 15:26 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
Tulisan dari Wirang Galeng tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa arti memperingati hari-hari besar nasional termasuk di antaranya hari ibu? Tak lain adalah untuk menguatkan ingatan pada sejarah dan tentu saja agar dapat mengambil pelajaran dari sebuah sejarah. Memperingati hari-hari besar adalah mengekalkan yang menggugah dalam ingatan sejarah.
ADVERTISEMENT
Hari ibu – yang diperingati setiap 22 Desember – adalah cara kita mengenang yang menggugah dari sejarah tentang sebuah momen dan mengambil semangatnya. Dalam rangka ini, Puan Maharani (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) turut mengambil bagian dalam merayakan hari ibu. Bagaimana cara Puan Maharani memperingatinya?
Puan Maharani menjadikan momentum Hari Ibu Nasional ini sebagai momentum untuk meningkatkan peran ibu dalam memberikan vaksinasi, kecukupan gizi, dan pendidikan bagi anak-anak (tribunnews). Peringatan yang semacam ini diambil oleh Puan Maharani untuk menegaskan betapa pentingnya peranan dari seorang ibu dalam segala aspek kehidupan anak. Kita menyadari bahwa ibu jauh lebih besar kedekatannya kepada anak. Seorang anak lebih memiliki kedekatan secara emosional kepada ibu.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan ini, ibu memiliki peranan yang besar bagaimana melindungi seorang anak. Puan bahkan menegaskan bahwa bagaimana masa depan seorang anak sangat besar ketergantungannya kepada seorang ibu. “Masa depan anak itu sangat bergantung pada peran ibunya”, tuturnya (tribunnews).
Mengingat besarnya peranan ibu, sebagaimana diungkapkan oleh Puan Maharani, maka menjadi penting bagi para ibu untuk memiliki pengetahuan, kecerdasan dan wawasan yang tinggi. Seorang ibu – dengan segala pengetahuannya – akan berdampak besar pada bagaimana mengasuh dan membiasakan anak-anak mereka. Ibu-ibu yang memiliki pengetahuan berpeluang besar lebih berhasil dalam mengarahkan anak-anaknya untuk menjadi cerdas dan pintar.
Tentu saja bukan sekedar cerdas dan pintar, lebih dari itu para ibu juga harus mampu mendidik anak-anak menjadi generasi yang memiliki integritas: anak-anak yang memiliki kesadaran moral, prinsip yang teguh dan juga memiliki keteguhan mentalitas dalam berjuang. Anak-anak di masa depan adalah anak-anak yang harus memiliki kemampuan dan daya kompetetif. Itu sebabnya ibu-ibu di “zaman now” harus membekali dirinya dengan pengetahuan dan kecerdasan yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Puan Maharani sendiri – di tengah kesibukannya sebagai pelayan rakyat – juga seorang ibu. Ia menyadari betapa pentingnya menjadi seorang ibu dan betapa pentingnya menjadi seorang ibu yang sadar pada kebutuhan kasih sayang dan pendidikan seorang anak. Hari ibu, itu sebabnya bagi Puan, adalah hari yang penuh dengan rasa kasih sayang kepada anak-anak. Itulah salah satu semangat yang bisa diambil.
Ada lagu tentang ibu yang hingga kini masih menguat dalam ingatan kita:
Kasih ibu kepada beta/ tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali/ bagai sang surya menyinari dunia