Konten dari Pengguna

Puan Maharani Lahir untuk Mengabdi; Selamat Ulang Tahun

6 September 2017 16:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wirang Galeng tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Puan Maharani Lahir untuk Mengabdi; Selamat Ulang Tahun
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Dilahirkan untuk mengabdi pada negara, rakyat dan kemanusiaan. Itulah kata-kata singkat untuk melukiskan Puan Maharani.
ADVERTISEMENT
Dia lahir pada 6 September 1973. Dan hari ini, pada 6 September 2017, Puan Maharani mencapai usianya ke-44 tahun. Artinya ia telah menempuh kehidupan di bumi ini sepanjang 44 tahun tersebut. Dan sepanjang usia itulah, cerita pengabdian Puan bisa kita temukan.
Puan Maharani mengenal politik sejak kecil. Sepintas kita menganggap itu sebuah keberuntungan. Sebab ia dilahirkan di kalangan keluarga yang melek politik, di lingkungan yang penuh dengan nuansa pengabdian pada negara dan rakyat. Kakeknya, Soekarno adalah seorang proklamator. Orang yang gagah, seorang orator ulung, penggugah semangat rakyat dan presiden pertama yang tidak sudi dengan penjajahan dan akhirnya mampu mengusir para penjajah dari tanah Eropa.
Ibu Puan Maharani, Megawati Soekarnoputri mewarisi darah ayahnya. Biarpun ia seorang perempuan, tapi dia tunjukkan diri bahwa kemampuan tak memandang jenis kelamin. Dia hidup di bawah tekanan orde baru, berperang melawan tekanan dan penderitaan. Tapi perempuan itu bersabar dan bertahan dan terus berjuang untuk menegakkan kebaikan. Alhasil, perjuangan tak dusta. Dia menjadi tokoh yang dikagumi. Dia disegani. Dia memimpin PDIP; partai yang hingga kini melahirkan banyak kader militan dan berprestasi.
ADVERTISEMENT
Puan Maharani adalah salah seorang putri Megawati yang sangat perhatian pada persoalan politik. Sejak kecil, dia sering menemani ibunya. Dia menyaksikan kepemimpinan dari ibunya. Dia menyaksikan politik dari lingkungannya.
Tapi yang terpenting dari segalanya, dia menyerap pengertian: politik adalah perihal mengabdi. Negara sebagai organisasi tertinggi adalah tempat paling strategis bagaimana membuat keputusan-keputusan politik yang penting bagi rakyatnya.
Dari sini moralitas politik Puan Maharani terbentuk. Jika sebagian orang melihat politik dengan cara yang apatis, memandangnya dari satu sudut matanya dan membiarkan mata yang lainnya tertutup, Puan tidaklah demikian. Dia menyaksikan betapa pentingnya keputusan-keputusan politik dan dampaknya bagi rakyat. Maka dia tidak menutup diri dari politik.
Singkatnya, setelah Puan Maharani lulus dari kuliah komunikasi politik di Universitas Indonesia, dia mulai terjun dalam ranah politik. Puncaknya: kini dia memperoleh jabatan sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Patut diketahui kementerian ini adalah jabatan yang mewah. Orang-orang tentu tergiur memperebutkannya. Tapi bagi Puan Maharani pilihan duduk di jabatan ini bukanlah ambisi pribadi. Jabatan adalah sebuah amanah. Amanah dipertanggungjawabkan. Bukan sekedar di hadapan manusia tapi juga di hadapan Tuhan.
ADVERTISEMENT
Baginya, jabatan ini adalah satu tanda bahwa Tuhan menginginkan dia mengabdi kepada negara dan rakyatnya. Kakeknya pernah bilang, negara adalah alat untuk kebaikan rakyat, sedangkan aparat pemerintah adalah alat bagi negara. Moralitas politik yang seperti itu menguat di dalam diri Puan Maharani. Kini dia buktikan pengabdiannya dengan sesungguh-sungguhnya.
Dan di usianya yang ke-44, pengabdian Puan akan terus mengalir hingga Tuhan memintanya Pulang. Selamat ulang Tahun, Puan!