Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Dua Sisi Anak Kembar
23 April 2024 8:03 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Wirdatul Adha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di sebuah desa hiduplah sepasang anak kembar yang bernama Amel dan Adel. Mereka merupakan anak yang terlahir dari keluarga yang sederhana. Mereka memiliki wajah yang sama persis yang hampr tidak dapat dibedakan. Meski memiliki wajah yang sama, namun kepribadian mereka sangat berbeda. Amel merupakan anak pertama memiliki kepribadian yang santai. Ia lebih suka bermain dan menghabiskan waktu bersama teman-temannya daripada belajar di rumah.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan adiknya, Adel yang merupakan anak kedua memiliki sifat yang sangat rajin terutama dalam belajar. Ia lebih suka menghabisan waktu di rumah dengan membaca buku daripada bersosialisasi dengan teman-temannya. Sejak kecil, Adel memang selalu menjadi siswa teladan di sekolahnya. Ia selalu mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh serta rajin mengerjakan tugas-tugasnya.
Saat ini, mereka sedang duduk di bangku SMA dan sebentar lagi mereka akan tamat. Adel sang adik, memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi di sebuah universitas negri yang ada di kota kelahirannya. Ia ingin mengambil jurusan pendidikan agar dapat menjadi seorang guru. Sejak awal, Adel sudah mempersiapkan dirinya dengan belajar rutin dan mengikuti berbagai pelatihan untuk mempersiapkan diri masuk ke perguruan tinggi. Sementara itu, Amel sang kakak masih ragu-ragu tentang langkah selanjutnya setelah ia lulus SMA. Ia merasa tidak tertarik untuk melajutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Suatu hari, saat Adel sibuk mempersiapkan formulir pendaftaran kuliah, sedangkan Amel, ia duduk di ruang tamu sambil bermain telepon. Adel yang peduli dengan kakaknya mencoba mendekati Amel.
“Mel, apa yang kamu lakukan, mengapa kamu tidak mempersiapkan formulir pendaftaran kuliah kamu?” tanya Adel dengan lembut.
Amel meletakkan teleponnya sambil menghela nafas. “Aku tidak yakin apakah aku bisa melanjutkan ke perguruan tinggi Del. Aku merasa tidak cukup pintar dan kurang minat untuk lanjut kuliah.”
Adel tersenyum di sebelah Amel berkata “Kita tidak perlu sama persis, Mel. Setiap orang memiliki potensi dan minat yang berbeda. Aku yakin kamu bisa menentukan minat dan bakat kamu. Kamu juga bisa meraih kesuksesanmu dengan caramu sendiri.”
ADVERTISEMENT
Amel mendengarkan Adel dengan serius. Ia mulai merenungkan kata-kata Adel dan merasa termotivasi. Seketika Amel sadar bahwa ia memiliki bakat dalam bidang seni dan desain. Amel berfikir untuk mengembangkan bakat seni nya tersebut. Ia berdiskusi dengan keluarganya dan mendapatkan dorongan untuk mengembangkan minat bakatnya. Ia juga mengambil kursus online seni dan desain serta berlatih dengan tekun.
Tak terasa pengumuman hasil ujian masuk perguruan tinggi keluar, dengan bangganya Adel mengumumkan kepada keluarganya bahwa ia diterima di jurusan pendidikan di universitas yang diinginkannya. Keluarganya bahagia sekali mendengar kabar baik tersebut. Sedangkan Amel, meskipun ia belum mendapatkan pilihan universitas yang akan ditujunya untuk melanjutkan pendidikannya, ia tetap semangat mengembangkan bakatnya dan mengejar mimpinya di bidang seni desain.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, Amel dan Adel sama-sama berhasil. Adel sudah menjadi guru di sekolah SMP negeri yang ada di desanya, sementara Amel menjadi seorang desainer yang sukses dan kreatif. Meskipun memiliki kepribadian dan minat yang berbeda, Amel dan Adel tetap saling mendukung, belajar, dan saling menginspirasi dari setiap perbedaan yang mereka miliki. Mereka menyadari bahwa setiap orang memiliki jalan dan potensi masing-masing untuk meraih impian dan kesuksesan mereka.