Gattuso Sang Gladiator

Wis Widadi
Suporter Bola Biasa
Konten dari Pengguna
18 Juni 2020 8:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wis Widadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gennaro Gattuso di laga Napoli vs Inter Milan pada semifinal Coppa Italia. Foto: REUTERS/Ciro De Luca
zoom-in-whitePerbesar
Gennaro Gattuso di laga Napoli vs Inter Milan pada semifinal Coppa Italia. Foto: REUTERS/Ciro De Luca
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Walaupun dipandang sebelah mata sebagai pelatih, Genaro Gattuso mampu membuat pembuktian. Napoli dibawanya Juara Copa Italia 2020, menang adu penalti 4-2 lawan Juventus di final dini hari tadi.
ADVERTISEMENT
Itu trofi pertama Gattuso sebagai pelatih. Dulu sebagai pemain, dia sang gladiator, seorang petarung, pribadi pemenang dan punya segalanya. Di Timnas Italia ada Trofi Piala Dunia, di Eropa punya Piala Champion, di lokal punya Scuddeto dan Copa Italia. Sebagai pelatih, dia menangani Napoli di pertengahan musim menggantikan Carlo Ancelotti. Enam bulan dia membesut Napoli setelah sebelumnya dipecat oleh AC Milan.
Gattuso mendapatkan hasil ini bukan kebetulan. Belum genap sepekan, dia menyingkirkan Inter Milan nya Conte di semifinal, tim yang kuat kandidat scudetto. Di perempat final, sebelumnya Napoli mengalahkan Lazio. Tim ibukota yang juga sedang di atas klasemen liga Italia.
Dalam perjalanan seluruh kompetisi musim ini, Gattuso berhasil membuat Napoli tak terkalahkan selama delapan laga beruntun. Terakhir mampu menahan seri Barcelona 1-1 di Liga Champion. Sampai sejauh ini, boleh dibilang Gattuso cukup gacor.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, dia tidak beruntung di AC Milan. Musim lalu dia hanya bisa membawa Milan finis di peringkat lima Seri A Italia. Padahal Milan waktu itu adalah tim yang dalam kondisi kritis. Pergantian pelatih terus menerus, komposisi pemain seadanya. Namun ada hal yang terburuk lainya dalam karier kepelatihan, dia pernah dipecat OFI Crete ( klub Yunani), Sion dan Pelermo. Sebelumnya dia mengambil lisensi UEFA A pada tahun 2011 saat dia masih menjadi pemain sion.
Nampaknya, pengalaman pahit ini yang membuatnya bangkit. Karakter nya seperti saat menjadi pemain. Seperti badak. Kuat dan pantang menyerah di lapangan. Motivasinya lebih tinggi dari skill nya sebenarnya. Namun determinasi di lapangan tengah membuat tim lawan selalu rusak rencananya saat mulai menyerang pertahanan AC Milan waktu itu.
ADVERTISEMENT
Rahasia sukses gacor Gattuso terletak pada kata-kata nya. Kata kata motivasi yang mampu membangkitkan pemain memiliki kepercayaan diri. Mempunyai harga diri untuk bertanding, tanpa rasa takut dan bermental juara. Gattuso ibarat gladiator di sepakbola. Seperti saat Napoli akan menghadapi Barcelona di leg pertama Liga Champion. Orang banyak mengunggulkan Barcelona. Napoli lagi lagi dipandang sebelah mata. Namun ternyata Napoli memberi kejutan, mampu menahan Barca 1-1 dengan permainan yang cukup merepotkan juara Champion itu.
Sebelum pertandingan memang Gattuso mengatakan tidak takut dengan Barca. “Kami akan menghadapi tim hebat yang terdiri dari para pemain terbaik dunia. Kami tahu ini akan sulit. Tetapi kami seharusnya tidak takut. Kami harus menghormati mereka dan memainkan permainan kami sendiri dengan penuh kesadaran dan martabat”, ujar pelatih berusia 42 tahun ini. Retorika dan motivasi ini yang mampu membuat pemain Napoli tampil tidak minder waktu itu. Dan di Leg kedua nanti, ini menjadi ancaman bagi Barcelona.
ADVERTISEMENT
Rahasia lainya adalah Gattuso adalah pelatih yang terus ingin belajar. Sebelum pertandingan final melawan Juventus, ia mengaku takut dengan strategi Maurizio Sarri, Pelatih Juventus dan mantan Napoli. Dalam kekaguman itu, Gattuso ternyata mengungkapkan sering meniru taktik Sarri. “Saya sangat menghormati Sarri dan mengakui saya sedikit meniru strateginya. Saya suka dengan cara Sarri melihat sepakbola”, ujar Gattuso. Sebelumnya di AC Milan, dia juga mengembangkan formasi 4-3-3 yang sebelumnya ditinggal oleh pelatih Montela.
Strategi Gattuso menggunakan pakem 4-3-3. Di Napoli dia memperbaiki pola tersebut menjadi lebih seimbang antara lini depan, tengah dan belakang. Napoli dibuatnya tidak mudah terkena serangan balik lagi Kalidou Koulibaly dan Manolas solid di belakang, lapangan tengahnya solid dengan komando Fabian Ruiz.Pola serangannya menjadi lebih efektif melalui Insigne, Merten dan satu target man Milik. Secara keseluruhan lebih sabar bermain, lebih mempunyai daya tahan permainan, strateginya lebih berjalan dengan ketenangan tim. Berbeda dengan era Sarri yang sangat cepat memforsir tenaga dengan Sarri Ball. Ataupun era Don Carlo yang terlalu lambat.
ADVERTISEMENT
Kunci sukses Gattuso lainya adalah profesionalisme. Sikap emosional jelas tidak patut dicontoh sebagai seorang pelatih. Inilah kelemahan dia yang coba diperbaiki dan mencoba profesionalitas. Sebelum pertandingan melawan Juventus dia juga mengakui hal itu. “ untungnya sara tidak tertarik dengan uang. Saya hanya peduli tentang memiliki rasa hormat kepada siapap un yang bekerja sama dengan saya. Kontrak kontrak itu tidak terlalu bernilai bagi saya dan saya perlu memperbaiki sikap saat saya marah dan pergi begitu saja,’ paparnya.
Dengan sikap yang semakin matang, masa depan Gattuso nampaknya gemilang. Sikap matangnya terlihat saat merayakan gelar Juara Copa Italia ini juga dia tidak meledak ledak, kalem, mungkin juga karena masih dalam situasi berduka karena ditinggal meninggal adik kandungnya. Sebagai pembelajaran yang mempunyai segalanya yaitu kata kata motivasi, taktik dan bukti trofi sebagai pelatih, ke depan Gattuso akan banyak diperhitungkan. Dia akan berdiri sejajar dengan pelatih pelatih muda seperti Inzaghi di Lazio dan Lampard di Inggris.
ADVERTISEMENT
Tentu, pencapaian ini barulah awal karier gacor Gattuso yang selalu merasa lapar gelar. Tantangan dia selanjutnya adalah mengalahkan tim besar Barcelona babak 16 besar liga champion dan membawa Napoli naik peringkat di Klasemen Seri A sekaligus masuk zona Champion.
Jika permainan Napoli konsisten, dan mampu menyingkirkan Barcelona pada Agustus mendatang di liga champion, tentu Gattuso tidak akan lagi dipandang sebelah mata. Bahkan Napoli bisa menjadi kandidat juara liga champion bersama fenomena klub Italia lainya, Atalanta.
Sekali lagi selamat Gattuso, sang Gladiator sejati.