Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Agar Tak Disebut Dungu oleh Rocky Gerung...
8 Februari 2019 14:55 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
Tulisan dari Wisnu Prasetiyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
“Itu tukang otak-otak harusnya jualan di Istana,” kata Rocky Gerung saat ‘menyopiri’ kru kumparan menuju basecamp kami di kawasan Jatipadang, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Saya tak langsung merespons, butuh waktu sejenak untuk mencoba menafsirkan makna ucapan Rocky tersebut.
“Mungkin Pak Rocky takut tukang otak otak itu ketabrak karena jualannya di tikungan,” pikirku sesaat kemudian.
Namun beberapa menit kemudian, saya baru bisa menangkap makna lain. Mungkin saja saya salah, toh saya tidak ucapkan itu.
Yang jelas, sekitar dua menit kemudian setelah Rocky mengucapkan kalimat itu, kami tertawa kecil bersama-sama.
Siang itu, Sabtu tanggal 2 Februari 2019 seharusnya aku libur. Namun, ketika ada tugas untuk ikut membantu wawancara seorang Rocky Gerung, saya tak mau dan tak bisa menolaknya.
Pertama karena itu tugas dan bukan pilihan. Yang kedua, yang saya akan temui adalah Rocky Gerung. Orang yang dalam sepekan terakhir saya perhatikan ocehannya saban pagi di Youtube.
Menurutku sosok Rocky ini menarik. Kata-katanya tak biasa, memiliki makna tingkat tinggi dan tidak begitu mudah dicerna oleh orang yang malas menggunakan nalarnya.
Dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), kehadiran Rocky begitu ditunggu-tunggu. Entah bagi pihak yang mengagumi pemikirannya dan juga yang mencercanya.
“No Rocky No Party,” begitu kira kira seruan netizen di media sosial.
Mewawancarai Rocky adalah suatu hal yang menarik buat saya. Bukan karena pilihannya mengkritik pemerintah tetapi mencoba mengasah kemampuan jurnalistik saya.
ADVERTISEMENT
Dua tiga hari sebelum wawancara, saya dan tim mengelaborasikan ide pertanyaan-pertanyaan apa saja yang kekira bakal kami lontarkan ke Rocky Gerung.
“Jangan sampai kita dikatain dungu. Haha,” celetukku saat berbincang dengan tim.
Bagaimana caranya agar tak terlihat dungu? Itu yang kami bicarakan.
Kami pun mendapatkan jawabannya.
Yang pertama, kami menghindari menanyakan pertanyaan pribadi. secara to do point Banyak jenisnya, soal agama, status pernikahan, pilihan politik, dan apakah ia mempercayai Tuhan atau tidak.
Pertanyaan itu sungguh menarik dan menggoda. Namun, kalau pertanyaan itu mentah-mentah dilontarkan ke Rocky, sangat mungkin kata ‘dungu’ keluar dari mulut Rocky untuk kami.
Namun di sisi lain, kami tak mau melewatkan pertanyaan menarik model seperti itu. Jadilah kami agak berpikir.
Tak seberapa lama, akhirnya kami mendapatkan konklusi. Kami berencana melontarkan pertanyaan itu tapi dengan cara berbeda. Bukan dengan menanyakan secara tertutup tetapi dengan dalih mengkonfirmasi apa yang ia pernah ucapkan sendiri dari mulutnya.
Suatu ketika Rocky pernah mengetwit, “Pernikahan itu menyenangkan sebagai fiksi, tetapi mengerikan sebagai fakta”.
Keluarlah pertanyaan menyoal Rocky dan status pernikahan itu. Rocky pun menjawab dengan cukup panjang dan sangat santai.
ADVERTISEMENT
"Nanti kalau dua minggu lagi saya kirim undangan ke kumparan gimana? Haha" demikian salah satu bagian ucapan eks pengajar di Filsafat Universitas Indonesia itu.
Intinya, kami mendapatkan bahan yang baik tanpa disebut ‘dungu’.
Satu hal lagi, buat kami para wartawan yang ingin wawancara, riset adalah kunci. Untuk kasus Rocky, aku dan tim pun melakukan hal itu.
Kami perhatikan gesturnya, kalimat-kalimatnya. Dan, apa saja yang pada akhirnya membuat dia melontarkan kata ‘dungu’ ke lawan bicaranya.
Jumat malam hingga Sabtu pagi saya dan tim memanfaatkan waktu sebaik-baiknya sebelum wawancara dimulai.
Wawancara sekitar 30 menit berjalan lancar dan penuh gairah. Di kantor kami, Rocky menjawab pertanyaan dengan seksama dan dalam tempo yang sewajar-wajarnya.
“Wawancaranya sangat menarik,” kata Pemimpin Redaksi kumparan setelah melihat full video hasil wawancara kami.
Senang hasilnya baik, tetapi mempersiapkan sesuatu dengan serius dan baik rasanya lebih menyenangkan.
Yuk simak video wawancara kami di video berikut…...
ADVERTISEMENT