Apa Untungnya Menolak Timnas U-20 Israel?

Wisnu Prasetiyo
Wartawan kumparan
Konten dari Pengguna
27 Maret 2023 11:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
Tulisan dari Wisnu Prasetiyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Apa Untungnya Menolak Timnas U-20 Israel?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Akankah mimpi kami menyaksikan Piala Dunia di Indonesia kandas begitu saja? Apakah karena Israel U-20 main, Indonesia dianggap pro mereka?
ADVERTISEMENT
Benarkah Bung Karno, kalau masih hidup, akan mempunyai sikap yang sama secara tiba-tiba? Presiden rela anggaran Rp 500-an miliar tiba-tiba lenyap karena Piala Dunia U-20 batal di Indonesia?
Apakah Bali, Jateng, memahami konsekuensi banyak orang kelaparan dan kesulitan bila sepakbola Indonesia di-banned FIFA?
Yang paling menyakitkan, kapan lagi kita pencinta dan bukan pencinta bola nasional, melihat Timnas main di ajang seprestisius Piala Dunia?
Kamu yakin masih hidup ketika nanti Timnas kita makin baik dan lolos secara murni?
Ilustrasi Stadion UNO Estudiantes de La Plata, Argentina. Foto: Federico Julien/Shutterstock
Itu baru 7 pertanyaan besar. Masih banyak lagi kekecewaan-kekecewaan lainnya bila Piala Dunia batal dihelat di Indonesia. Jangan salah, Argentina sudah bersiap. Argentina yang gagal lolos kualifikasi sudah ancang-ancang bila Indonesia tidak profesional.
ADVERTISEMENT
Jangan salah juga, saya menyuarakan ini bukan berarti pro Israel. Saya berkali-kali ikut demo atau munashoroh dukung Palestina.
Waktu SMA saja, doktrin yang masuk adalah, video yang memperlihatkan seorang anak kecil Palestina berlari ke tank Israel lalu melemparkan sebuah batu.
Atau, saya rasa belum tentu kalian yang menolak juga hafal lagu-lagu Generasi Harapan, Bingkai Kehidupan, Merah Saga, dan lain-lain. Dengan lantang saya bisa menyanyikan itu sebagai dukungan untuk Palestina.
Logo Piala Dunia U-20 2023. Foto: FIFA
Tapi.. untuk Piala Dunia, bolehkah kita berpikir sedikit beda. Sekadar membiarkan mereka bermain karena sudah lolos kualifikasi panjang. Setelah itu, sudah. Toh, saya bisa menjamin Israel tidak akan lolos ke final, bahkan untuk lolos fase grup saja sulit.
Israel ada di Pot 4. Itu berarti mereka akan masuk grup neraka dengan unggulan-unggulan seperti Brasil dan Inggris.
ADVERTISEMENT
Dubes Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun, pun sudah bersikap. Ia tak menunjukkan rasa kecil hatinya bila Indonesia sebagai tuan rumah bersikap mengikuti aturan FIFA.
"Kita tahu bahwa masing-masing federasi di dunia ini memiliki aturan-aturannya sendiri. Termasuk FIFA dalam kaitan ini kita tahu bahwa Indonesia telah berhasil memenangkan bidding sebagai tuan rumah piala dunia U20," jelas Al-Shun dalam keterangannya.
Duta Besar Palestina Zuhair Al Shun menyampaikan pidatonya di kantor kedutaan besar Palestina, Menteng, Rabu (15/3). Foto: Thomas Bosco/kumparan
"Tentu saja kepesertaan masing-masing negara yang ikut dalam event ini tidak ada kaitannya dengan masalah suka atau tidak suka dengan negara-negara yang ikut serta karena itu sebagai bagian dari kompetisi yang sudah berjalan dengan aturan yang berlaku," sambung dia.
Al-Shun mengatakan, di sisi lain Palestina akan tetap hadir dalam perhelatan itu seperti yang sudah terjadi saat Piala Dunia di Qatar tahun lalu.
ADVERTISEMENT
"Seperti yang saya sebutkan, ini adalah hukum FIFA. Kalau di Indonesia beda lagi. Saya tahu. Tapi ini adalah keputusan FIFA dan negara yang menjadi tuan rumah kegiatan mereka, mereka harus memfasilitasi dan membuat semuanya lancar untuk mensukseskan program karena ini adalah perintah, setelah itu mereka akan kembali," jelasnya kepada wartawan.
Lantas, mengapa bisa Indonesia menolak? Tiba-tiba pula. Drawing juga sudah batal.
Duh, Gusti.
Mengikuti sepakbola Indonesia sejak 2004 rasanya belum pernah saya bangga dengan mereka yang mengurusnya. Siapa pun itu.
Parpol yang menolak, atas embel-embel kemanusiaan dan sejarah, tidakkah kalian memahami bahwa ini soal kebahagiaan jutaan masyarakat?
Perdana Menteri Soviet Nikita Khrushchev mengucapkan selamat tinggal kepada Presiden Sukarno setelah ia berkunjung ke markas Khrushchev di gedung delegasi Uni Soviet di 680 Park Avenue di New York, 6 Oktober 1960. Foto: Harvey Lippman/AP Photo
Kamu mencari posisi, saya paham. Kamu cari aman saya juga mengerti. Tapi sekali lagi, apakah Sukarno kalau masih hidup sekarang, akan tiba-tiba menolak Israel juga?
ADVERTISEMENT
Dengan sepakbola yang karut marut, prestasi compang camping, ini adalah jendela terbaik talenta muda Timnas Indonesia menunjukkan tajinya.
Masa nggak mau sih Marselino Ferdinan dan kawan-kawan makin berprestasi dan dilirik klub luar negeri?
Menkopolhukam, Mahfud MD, mengatakan segala hal telah dipersiapkan dari diplomatik hingga keamanan.
Menkopolhukam Mahfud MD di kediaman KSP Moeldoko, Jakarta, Minggu (12/3). Foto: Zamachsyari/kumparan
"Sudah, sudah. Semuanya sudah dibahas. Sudah dipersiapkan semua jalur politik, diplomatik, dan keamanan. Tunggu saja nanti," kata Mahfud di Kampus Terpadu UII, Kabupaten Sleman, Rabu (8/3).
Mahfud menjelaskan secara umum persiapan untuk Piala Dunia U-20 sudah rapi.
"Persiapan sudah dilakukan secara rapi," katanya.
Masa iya tiba-tiba batal?
Kemarin Sabtu, 25 Maret, saya lihat laga Timnas Indonesia langsung melawan Burundi di Patriot. Bagaimana Timnas bermain apik. Tapi cuma 45 menit.
ADVERTISEMENT
Yang konsisten cuma Jordi Amat. Pemain yang sudah 30 tahun ke atas. Pemain yang lahir dan tumbuh di Eropa.
Pemain kita? Bagus. Tapi mental dan skill dasarnya masih jauh dari panggang dari api.
Bahkan Lilipaly yang diragukan dan sempat tak dipanggil bermain lebih konsisten dibanding mereka yang main di Liga 1 lain.
Apa maknanya?
Sepakbola kita masih jauh dari prestasi. Sudah di jalan yang benar, tapi masih panjang.
Kalau jadi tuan rumah saja gagal, bagaimana tugas berat membina sepakbola bisa berhasil?