Beda Keterangan Menhan dan Polri Soal Isu Senjata untuk BIN

26 September 2017 14:32 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kadiv Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto   (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kadiv Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perbedaan pernyataan dilontarkan oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Mabes Polri terkait dengan isu pembelian senjata oleh Badan Intelijen Negara (BIN). Perbedaannya terkait dengan jumlah dan jenis senjata yang dipesan oleh BIN.
ADVERTISEMENT
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto pada Senin (25/9) mengatakan izin tersebut sudah dilayangkan BIN ke pihaknya. Setyo menjelaskan, senjata yang dipesan berjumlah 517 pucuk dan berjenis non military Kaliber 9 milimeter.
Menurut Setyo, 517 pucuk senjata ini bukanlah hasil hibah Polri, namun dibeli langsung oleh BIN, dengan seizin Polri. Nantinya Polri akan membuat rekomendasi ke PT Pindad bahwa BIN diperbolehkan membeli jenis senjata dengan jenis yang ditentukan Polri.
"Non military. Dia bukan senjata otomatis. Kalibernya, jenisnya, yang jelas itu bukan senjata otomatis. Kalau senjata otomatis itu military pasti," ujarnya di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
"Jadi di dunia ini ada military, law enforcement weapon, kemudian sport weapon. Sport weapon macam-macam. Itu kaliber 9 milimeter, itu yang (dipesan) BIN," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Bila dilihat di situs PT Pindad, ada dua senjata berkaliber 9 milimeter, yakni G2 Combat dan G2 Elite. Namun, G2 Elite merupakan senjata semi auto.
Menhan Ryamizar Ryacudu (Foto: ANTARA/Fahrul Jayadiputra)
zoom-in-whitePerbesar
Menhan Ryamizar Ryacudu (Foto: ANTARA/Fahrul Jayadiputra)
Namun hari ini, Selasa (26/9), Menhan Ryamizard mengeluarkan pernyataan berbeda. Pertama, ia mengatakan jumlah senjata yang dipesan BIN adalah 521 pucuk dan 72 ribu amunisi tajam..
Terkait dengan jenis senjata juga terdapat perbedaan. Ryamizard mengatakan, jenis senjata yang dipesan BIN adalah senjata api jenis SS2-V2 kaliber 5,56 milimeter. SS2-V2 adalah jenis senjata laras panjang yang dikeluarkan PT Pindad pada 2006. SS merupakan kependekan dari senapan serbu.
"Masalah itu, ini masalah pembelian ini, Menhan sudah tandatangan Mei 2017, ada tandatangan Wakil BIN (Letjen Teddy Laksmana) sudah saya sampaikan 521 pucuk, amunisi 72 ribu,” kata Ryamizard di Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
SS2-V2 Kal. 5.56 mm dan kaliber 9 mm (Foto: Dok. pindad.com)
zoom-in-whitePerbesar
SS2-V2 Kal. 5.56 mm dan kaliber 9 mm (Foto: Dok. pindad.com)
Dikutip dari situs resmi PT Pindad, SS2 memiliki spesifikasi sebagai berikut: enam alur dengan putaran 178 mm (1:7 in) dilengkapi dengan peredam sinar yang akan mengurangi pancaran api dan mengurangi hentakan ke belakang.
Selain itu, senjata jenis ini juga melakukan pembidikan melalui lubang pada pisir yang dapat diatur elevasi maupun azimutnya untuk meningkatkan ketelitian. Mode tembakan adalah tembakan tunggal, otomatis penuh seta posisi terkunci (safe).
Sementara itu, Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan, izin pembelian senjata untuk BIN belum dikeluarkan.
"Belum ada, belum ada. Kan sudah dijelaskan ke Kapolri kemarin," kata Syafruddin terpisah.
Wakapolri Syafruddin  (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakapolri Syafruddin (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)