Cerita Panglima TNI Selesaikan Konflik di Ambon Hanya dengan Kain

20 November 2017 10:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (Foto: Ahmad Romadoni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (Foto: Ahmad Romadoni/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memberikan pengarahan kepada anggota TNI Polri di Ambon, Maluku. Kedatangannya ke Ambon seperti nostalgia bagi Gatot karena dia pernah lama bertugas sebagai Danyonif 731/Kabaresi.
ADVERTISEMENT
Gatot menceritakan, konflik di Ambon dulu hampir setiap hari terjadi. Pertikaian antara satu kampung dengan kampung lainnya selalu terjadi meski sudah berkali-kali didamaikan. Ambon memang memiliki sejarah panjang dalam konflik antarwarga.
Setelah mengetahui masalah dan karakter warga, tanpa ragu Gatot mendatangani dua kelompok warga yang akan bertikai. Gatot tidak membawa senjata, hanya membawa kain tenun khas Maluku ke tengah warga.
"Saya datang tidak bawa senjata. Kalau bawa senjata jadi perang. Saya datang, pakai kain sapa warga," kata Gatot di Ambon, Maluku, Senin (20/11).
"Mereka datang ke saya, 'tidak bapak kami tidak mau berkelahi'. Padahal sudah bawa parang besar-besar," imbuh dia.
Tidak hanya konflik antarsesama warga. Gatot juga menangani masalah konflik antara prajuritnya dengan Polri.
ADVERTISEMENT
Gatot mengatakan, saat itu dia mendengar ada kabar pengeroyokan anggota Polri terhadap anggota TNI. Gatot kemudian mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya terkait peristiwa itu.
Panglima TNI Gatot Nurmantyo (Foto: AP/Achmad Ibrahim)
zoom-in-whitePerbesar
Panglima TNI Gatot Nurmantyo (Foto: AP/Achmad Ibrahim)
Setelah dapat, dia memerintahkan dan mengumpulkan semua prajurit lengkap dengan senjata. Gatot memerintahkan untuk melakukan penyerangan terhadap pelaku pengeroyokan.
"Ayo kita serang polisi, tapi sasarannya adalah ini, ini, ini," ujar mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu.
Tak lama setelah Gatot menyebutkan target-target yang diburu, banyak interupsi yang muncul dari anggotanya. Rupanya, nama-nama yang disebutkan masih ada hubungan kekerabatan dengan anggota TNI.
"Izin komandan itu ayah saya, itu kakak ipar saya, itu saudara saya," tutur Gatot menceritakan.
Karena itu, penyerangan tidak jadi dilakukan. Gatot menegaskan, TNI dan Polri merupakan saudara. Peran pimpinan sangat penting dalam meredam konflik.
ADVERTISEMENT
"Ya itu kita saudara. Tidak jadi akhirnya," tambah Mantan Pangkostrad itu.
Gatot sangat senang melihat perkembangan pembangunan di Ambon. Pembangunan yang maju ini merupakan bukti peran aktif TNI Polri dalam menjaga stabilitas keamanan dan politik sangat baik.
"Ketika TNI dan Polri berdampingan, kalau lihat Pangdam dan Kapolda jalan beriringan, mungkin kalian tidak tahu, masyarakat merasa sejuk, teduh, adem. Karena itu ayo jadikan Ambon kembaku manise," ucap Gatot.