Gemuruh Viking: dari Skandinavia ke Bandung

26 Mei 2017 10:18 WIB
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Viking. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan dan Wikimedia Commons)
Viking Persib Club (VPC), komunitas pendukung klub sepak bola Persib Bandung, menyambut kedatangan Raja Swedia Carl XVI Gustaf dan Ratu Silvia di Pendopo Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (24/5). Viking Indonesia bertemu dengan "rajanya" Viking dari negeri Skandinavia.
ADVERTISEMENT
Tapi bagaimana ceritanya Viking yang merupakan suporter fanatik Persib itu bertemu dengan Raja Swedia?
Rupanya kedatangan Viking menyambut sang Raja adalah atas permintaan Ratu Silvia sendiri. Lantaran Viking merupakan nama leluhur bangsa Swedia, sementara di Indonesia nama tersebut dijadikan nama komunitas dengan ribuan anggota.
Pentolan Viking, Yana Umar, mengatakan diundangnya pendukung Persib untuk bertemu Raja dan Ratu Swedia merupakan suatu kehormatan bagi mereka.
Viking Persib begitu ramai. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Viking Persib Club merupakan organisasi suporter sepak bola Bandung yang paling besar. Ia didirikan tahun 1993.
Latar belakang pendirian Viking didasari oleh keinginan untuk mengorganisasi suporter-suporter Persib dari berbagai daerah yang berjumlah ratusan ribu orang.
Pembentutkan Viking didorong oleh semangat pemuda pendukung Persib yang pada pertengahan 1980-an diajak oleh orang tua mereka ke stadion untuk menyaksikan Persib Bandung berlaga.
ADVERTISEMENT
Mereka melihat gelora dan fanatisme yang begitu luar biasa. Bobotoh, sebutan untuk pendukung Persib, begitu mencintai klubnya dan begitu bahagia jika Maung Bandung keluar sebagai juara.
Secara resmi, Viking Persib Club dibentuk pada 17 Juli 1993, di sebuah rumah di bahu Jalan Kancra. Adapun pelopor pendiriannya ialah Ayi Beutik, Heru Joko, Dodi “Pesa” Rokhdian, Hendra Bule, dan Aris Primat.
Ilustrasi Bangsa Viking (Foto: Pixabay)
Viking, suku bangsa yang mendiami kawasan Skandinavia di Eropa Utara, dikenal memiliki sifat keras, berani, gigih, solid, patriotis, berjiwa penakluk, pantang menyerah, serta senang menjelajah.
DIkutip dari tulisan Ihsan Nurdiansyah, karakter dan semangat itulah yang mendasari pengadopsian nama Viking, dengan harapan suporter Persib bisa semilitan Viking di Skandinavia, namun tetap menjaga sportivitas.
Ilustrasi Bangsa Viking. (Foto: Wikimedia Commons)
Secara demonstratif, Viking Persib Club pertama kali mulai menunjukkan eksistensinya pada Liga Indonesia I tahun 1993. Kompetisi ini disebut-sebut sebagai kompetisi semi professional pertama di tanah air.
ADVERTISEMENT
Slogan “Persib Sang Penakluk” begitu dominan terlihat pada salah satu atribut yang dipakai anggotanya. Viking di masa ini masih sangat tradisional dan belum menunjukkan geliat sebagai sebuah organisasi yang utuh secara profesional.
Bahkan pada awalnya mereka tidak mempunyai homebase dan menjadikan halaman sekretariat Persib di Jalan Gurame sebagai tempat berkumpul.
Seiring perjalanannya, VPC bisa bertahan hingga kini dengan sistem kepengurusan yang rapi. Meski terkadang bobotoh bandel dan melanggar aturan, setidaknya keberadaan VPC tetap bermanfaat untuk Persib. Sebab, ke mana pun pergi Persib berlaga, di situ pasti ada bobotoh.
Raja Swedia bersama Ridwan Kamil (Foto: Novrian Arbi/Antara)
Ketika Viking bertemu dengan Raja Swedia, suasa berjalan begitu cair.
"Sangat luar biasa, terkejut diundang Ratu Silvia untuk bertemu. Nama Viking digunakan suporter sepak bola," kata Yana.
ADVERTISEMENT