Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Istana soal Aksi 96: Pemerintah Fokus Tingkatkan Kesejahteraan
9 Juni 2017 15:30 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB

ADVERTISEMENT
Hari ini alumni 212 menggelar aksi bela ulama 96 di depan Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Sekretaris Kabinet Pramono Anung menganggap, seharusnya aksi-aksi seperti itu sudah tak perlu lagi.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pemerintah pun kini lebih fokus meningkatkan kesejahteraan rakyat dibanding hal-hal seperti aksi tersebut.
[Baca juga: Keriuhan Massa Aksi 96 di Istiqlal ]
"Iya yang pertama negara kita sudah waktunya untuk fokus meningkatkan kesejahteraan bagi semuanya," kata Pramono di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (9/6).
"Pemerintah menganggap sekarang ini untuk fokus kerja, kerja, kerja, kerja, dan kerja," imbuhnya.
Pramono menambahkan drama demonstrasi efek dari Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 harus disudahi.
"Dan kita juga tidak boleh terjebak terlalu lama dalam persoalan tarik-menarik sebagai akibat ekses dari Pilkada DKI Jakarta," ungkap Pramono.
Aksi 96 ini secara umum bertujuan untuk menolak kriminalisasi terhadap ulama. Seperti diketahui ada beberapa nama ulama yang kini terseret kasus hukum, seperti pimpinan Forum Umat Islam Al Khaththath dan Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab.

ADVERTISEMENT