Seruan Redam ISIS dari Mantan Mujahidin Maluku di Wilayahnya

29 Mei 2017 10:41 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ceramah deradikalisasi di Maluku (Foto: Dokumentasi Kodam Pattimura)
Indonesia memiliki banyak upaya melalui berbagai program guna menangkal penyebaran paham radikal dan terorisme. Salah satunya melalui instansi pertahanan negara seperti TNI-Polri, termasuk dengan melibatkan mereka yang pernah terpengaruh paham radikalisme.
ADVERTISEMENT
Maraknya aksi teror di berbagai belahan dunia membuat seluruh wilayah di Indonesia berbenah dan meningkatkan kewaspadaanya, termasuk Maluku. Pascakerusuhan 1999, Maluku merupakan daerah yang saat ini sedang dalam proses menjadi kawasan yang damai
Tetapi di balik itu, Maluku juga merupakan daerah yang masih rentan terhadap ancaman-ancaman konflik, terutama konflik SARA seperti kelompok militan domestik yang bertujuan mendirikan negara Islam di Semenanjung Melayu yang berinduk pada ISIS (Islamic State of Iraq and Syria). Untuk itu perlu adanya upaya-upaya pendekatan guna menangkal gelombang radikalisasi tersebut yang dapat merusak kebinekaan Indonesia.
Upaya ini misalnya dengan mengadakan ceramah dalam rangka proses deradikalisasi dan deklarasi damai umat Islam Maluku. Acara ini dilaksanakan di kediaman Ustaz Jumu Tuani di Jalan Lorong Pendidikan, Gunung Melintang, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Ambon. Kegiatan ini dihadiri Kabintal XVI/Pattimura Kolonel Inf Kosasih didampingi Waka Infolahtadam XVI/Pattimura, Letkol Inf Umar beserta prajurit Kodam XVI/Pattimura.
ADVERTISEMENT
Tema dari acara ini adalah 'Menentang Paham Radikalisasi ISIS dan Teroris di Maluku dan Indonesia Pada Umumnya, Demi Terwujudnya Islam Rahmatan Lil Alamin”. Kurang lebih 75 orang tamu undangan yang terdiri dari para janda-janda dan mantan mujahid Maluku turut hadir di acara tersebut.
Para mujahid itu merupakan masyarakat yang pernah terlibat dalam konflik Ambon 1999 dan mantan kelompok radikal saat kerusuhan terjadi. Mereka berasal dari Kebun Cengkeh, Air Salobar, Leihitu, Salahutu dan sekitaran Kota Ambon.
Ilustrasi ISIS (Foto: REUTERS/Alaa Al-Marjani)
Ceramah pembuka disampaikan oleh Wakil Ketua MUI Maluku, Dr.Abdullah Latuapo. Ia menyampaikan kelompok radikal ISIS merupakan kelompok radikal yang bertujuan membuat negara Islam di Semenanjung Melayu atau Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
Dalam ceramahnya, ia menyampaikan, Maluku merupakan salah satu daerah yang tidak luput dari ISIS. Kelompok radikal ini bertujuan mempengaruhi masyarakat Maluku yang sudah aman dan tenteram guna membuat kembali terjadinya kerusuhan seperti tahun 1999.
ADVERTISEMENT
Ceramah berikutnya disampaikan Ustaz Jumu Tuani, mantan Panglima Mujahidin Maluku. Ia mengatakan, ISIS sejatinya bukanlah mujahid dalam arti sebenarnya. Menurutnya, ISIS justru perusak agama Islam yang mengajarkan kedamaian.
"Mereka pada dasarnya sudah sangat menyimpang dari ajaran Islam dan menganggap polisi, tentara, camat, lurah dna lain-lain adalah kafir karena Indoensia tidak menjalankan ajaran Islam secara benar," tutur Jumu seperti yang dikutip oleh Bagian Dinas Penerangan Kodam XVI/Pattimura, Senin (29/5).
Ia menambahkan, ISIS berorientasi ke Maluku dan Maluku Utara karena mereka beranggapan militansi orang Maluku dan Maluku Utara sangat tinggi. Kelompok radikal, lanjut dia, banyak menggunakan ayat-ayat Al-Quran untuk mempengaruhi dan banyak merekrut pemuda/pemudi sebagai generasi muda yang rentan untuk dipengaruhi.
ADVERTISEMENT
“Untuk itu saya mengadakan kegiatan seperti ceramah deradikalisasi ini sebagai sebuah forum di mana kita dapat menjelaskan kepada Bapak-bapak, Ibu-ibu dan Saudara-saudari semua, bahwa aksi-aksi teror tersebut bukanlah jihad yang sebenarnya”, ujar dia.
Kabintaldam XVI/Pattimura Kolonel Inf Kosasih dalam sambutannya mengatakan, jika da ajaran yang menyimpang dari Al-Quran dan Al Hadist itu adalah ajaran sesat ."Islam tidak mengajarkan untuk saling membunuh," tandasnya.
Kosasih menyampaikan bahwa banyak negara-negara di Jazirah Arab seperti Libya, Suriah dan lain-lain yang pemerintahannya hancur akibat ulah kelompok radikal yang menghalalkan segala cara tersebut. Untuk itu kita harus meningkatkan rasa persaudaraan kita dengan tidak melepaskan identitas kita yakni Pancasila dan UUD 1945.
Acara ini ditutup dengan deklarasi untuk menjaga keutuhan Maluku dari gangguan kelompok radikal ISIS dan kelompok radikal lainnya secara bersama-sama yang dipimpin oleh Ustaz Jumu Tuani. Ustaz Jumu Tuani juga memberikan bantuan berupa sembako kepada janda-janda yang berada di sekitar daerah Gunung Melintang Desa Batu Merah tersebut.
ADVERTISEMENT
Ceramah deradikalisasi di Maluku (Foto: Dokumentasi Kodam Pattimura)