news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

'Tak Ada Lagi Titip-titipan dan Uang Pelicin!'

24 Maret 2017 17:42 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kepala SDM Polri Irjen Arief Sulistyanto (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Berdasarkan survei Persepsi Korupsi 2015 yang dirilis oleh Transparency International (TI) kepolisian dan lembaga legislatif merupakan institusi terkorup, keduanya hanya mendapat nilai 56/100. Kapolri Jenderal Tito Karnavian pun sedari awal dilantik menekankan bahwa reformasi di internal tubuh Polri merupakan program prioritas. Di tahun 2017 ini, sudahkah Polri berbenah?
ADVERTISEMENT
Untuk menjalankan tugas berat ini, Tito tak bisa sendirian, seluruh elemen di Polri harus memiliki visi yang sama. Namun, ada satu posisi yang menjadi ujung tombak untuk perombakan di tubuh Polri.
Posisi tersebut adalah Asisten Sumber Daya Manusia (SDM) Polri yang dipimpin oleh Irjen Pol. Arief Sulistyanto. Arief baru saja dilantik pada , Selasa (14/2/2017) di ruang serba guna Mabes Polri. Ia menggantikan Irjen Pol Jodie Rooseto.
Meski masa tugasnya baru seumur jagung, Arief tampak sudah siap dengan posisi barunya ini. Ia menyatakan telah siap menjadi bagian penting dari reformasi Polri.
kumparan (kumparan.com) hari ini, Jumat (24/3) berkesempatan untuk melakukan wawancara eksklusif dengan Arief untuk mengetahui sejauh mana keseriusan Polri dalam mewujudkan sebuah reformasi.
ADVERTISEMENT
"Melakukan pengelolaan SDM yang benar sesuai dengan apa yang menjadi visi dan misi Polri. Reformasi Polri itu juga menjadi atensi presiden. Dan kunci dari reformasi internal itu kuncinya pembinaan," tutur Arief mengingat pesan Tito saat usai pelantikan.
Banyak ide yang ada di kepala Arief untuk mewujudkan visi Polri. Masalah pembinaan SDM kepolisian menurutnya terbagi dalam tiga hal. Tiga hal tersebut adalah saat rekrutmen, sekolah, hingga pembinaan karier.
Masalah rekrutmen menjadi persoalan pelik yang isunya sudah berembus sejak lama. Di antara kalian pasti sudah banyak yang sudah pernah dengar kalimat ini:
"Mau masuk Akpol atau mau jadi polisi yang penting kita harus punya uang banyak"
Arief pun sudah mendengar. Ia pun tak menginginkan citra polisi soal pola perekrutan terus seperti itu.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi korupsi suap. (Foto: Thinkstock/zest_marina)
Dia menjelaskan, kini tak boleh ada lagi yang main uang pelicin jika ingin menjadi anggota Polri. Semua bergantung kepada potensi masing-masing pribadi.
"Saya sempat diskusikan dengan Kapolri. Saya sampaikan, saya selama karier baik sekolah maupun merintis jabatan diperoleh dengan bekerja keras. Meniti karier, sekolah, harus dengan cara yang benar. Saya sampaikan jangan pernah pakai uang pelicin," ungkap Arief.
"Ketika tes, Anda harus menjadi diri sendiri dengan kemampuan Anda sendiri. Tidak ada kata sponsorship, tidak ada kata pelicin, tidak ada lagi titip-titipan. Kalau ada yang melakukan itu akan didisualifikasi," tegasnya.
Proses perekrutan ini bagi Arief adalah yang paling mendasar. Kalau dari awal sudah berniat jelek, lanjut dia, lebih baik tidak usah menjadi anggota Polri.
ADVERTISEMENT
Tak hanya saat perekrutan, pada masa meniti karier, persoalan uang pelicin juga menjadi perhatian. Rumor menyebutkan, mereka yang ingin menduduki posisi strategis bisa dengan mudah mendapatkan apa yang ia mau jika punya uang banyak.
Pengarahan untuk Polwan oleh Kepala SDM Polri. (Foto: Dok. SDM Polri)
"Pas Sespimen 2017 (Seleksi Pimpinan Menengah-calon Kapolres dan setingkat) kemarin saya berani declare di depan para peserta. Saya mempunyai niat baik. Siapapun Anda, Anda calon pemimpin anda harus punya kepercayaan diri," tuturnya.
Ia pun sempat memberikan nomor handphonenya ke seluruh peserta Sespimen 2017. Maksudnya adalah 'menantang' mereka yang ingin berbuat curang.
"Saya tunggu sampai malem itu, kan lumayan mengurangi beban saya, saya tunggu sampai malam nggak ada yang menelepon. Biasanya kan pusing kalau banyak yang menelepon. Malah saya tawarkan, yang sudah menggunakan itu segera batalkan. Kalau sudah ada yang mendaftarkan segera laporkan dan berjanji tak akan melakukan hal yang sama," bebernya.
ADVERTISEMENT
Satu hal lain selain uang pelicin, persoalan titip-menitip seseorang untuk menjadi anggota Polri seperti bukan rahasia lagi. Seorang yang mempunyai pangkat tinggi biasanya bisa memberikan jalur khusus bagi mereka yang dikehendakinya.
Bagaimana Arief menjawab persoalan ini?
"Insyaallah saya tidak akan berlakukan itu. Calon pemimpin harus mengandalkan kemampuan sendiri," ucapnya.
Kepala SDM Polri Irjen Arief Sulistyanto (Foto: Dok. Istimewa)