Konten dari Pengguna

Untuk Fira

2 April 2018 12:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
16
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wisnu Prasetyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Untuk Fira
zoom-in-whitePerbesar
Halo, Siti Maghfirah.
Fir,
Aku masih ingat betul waktu kamu jadi orang terakhir yang laporkan tugasmu sudah selesai. Waktu itu kamu sedang menjalankan tugas pertamamu. 
ADVERTISEMENT
Fir,
Aku masih ingat lho, ketika kamu telat laporkan tugasmu dan memilih leha-leha terlebih dahulu. Waktu itu memang masih awal-awal kamu menjadi bagian dari kami. 
Fir, 
Aku juga masih ingat ketika kamu, dengan gaya khasmu, mencetuskan ide judul yang 'brilian' untuk tugas kelompok pertamamu. Lipsus Palang Hitam. 
Fir,
Aku juga tak akan lupa saat kamu kepergok sering selfie atau foto bareng Mela saat onboarding. Dasar bandel. 
Fir, 
Aku juga masih terbayang betul muka malu malu manjamu saat pertama kali berhadapan langsung dengan idolamu, Ikhwanul Habibi. Apalagi saat itu ulang tahunmu.
Dia dengan santai bilang "Sini, mau foto sama aku nggak? Entar kamu nyesel."
ADVERTISEMENT
Terus kamu? Ya begitu.
Fir, 
Tentu aku juga nggak akan lupa momen saat kamu nyanyi-nyanyi galau di Sarinah bareng Mela. Suara kamu bagus lho. 
Tapi, lebih bagus lagi ekspresimu sama Mela ketika nyanyi lagu menyayat hati. 
Fir, 
Aku pasti masih ingat, ketika kamu tak berhenti menerorku karena panik takut dirolling desk. Entah kenapa kamu takut. 
Padahal, namamu dan kumparanbisnis sepertinya sudah menyatu sejak dulu. Percaya?
Fir, 
Aku pasti enggak akan lupa. Saat kamu begitu merah aku kritik soal tulisan itu. 
Entah kamu memang sakit hati atau tidak, yang jelas aku senang bisa membuatmu merasa ingin lebih baik lagi. 
ADVERTISEMENT
Fir, 
Aku mana bisa lupa. Saat kamu menjadi malaikat penolongmu di saat aku butuh pulsa untuk isi gopay. 
Entah kenapa aku juga minta tolong kamu saat itu. Apa mungkin sudah ada penanda alamiah kalau kamu memang sosok penolong sejati? 
Fir, 
Aku enggak akan lupa. Ketika kamu selalu ngeluh enggak bisa beradaptasi di bisnis. Sering dimarahi redaktur dan segala macamnya. 
Tapi, berulang kali juga aku ingatkan kamu. Kamu salah satu yang terbaik di sana. 
Untuk Fira (1)
zoom-in-whitePerbesar
Fir, 
Aku juga pasti masih ingat. Saat kamu mengirimkan pesan kepadaku. Ingin bercerita soal kariermu. 
Aku enggak kaget. Tapi aku hanya berpikir, kok bisa secepat ini. 
ADVERTISEMENT
Maghfira, kamu adalah salah satu dari 5.orang di kumparan yang kuanggap adikku. Aku sayang kamu, sama seperti aku memberikan perasaan itu ke Mela, Fajri, Ajeng dan Mirsan. 
Aku bersyukur Tuhan mempertemukan aku dengan kamu. Kamu, dan empat yang lain sangat baik. Mau mendengar dan suka didengarkan. 
Aku sebenarnya ingin mencegahmu pergi. Tapi, kalau kamu ingin menjemput kebahagiaan, masa aku tega melarangmu? 
Fir, satu pesanku. Tetap jadi Fira yang baik, yang sopan, yang cerdas, dan yang pasti Fira yang lenjeh. 
Aku enggak tahu, setelah kamu nanti resmi pergi, kamu bakal jadi Fira yang sama atau enggak. Aku enggak tahu kapan kita bertatap muka lagi. Berlima. Aku, kamu, Mela, Mirsan, Ajeng dan Fajri. 
ADVERTISEMENT
Tapi aku tahu satu hal, Fir. Kamu pasti enggak akan tega, untuk tak mengabarkan aku, dan yang lain kalau kamu sedang bahagia. Karena apa pun. 
Fir, aku percaya. Dia tidak akan melarangmu untuk itu. Karena kamu bilang, kamu menikah bukan karena pernikahannya tapi karena dia yang aku nikahi. 
Jadi, tak ada alasan bagiku dan yang lain untuk khawatir kehilangan kelenjehanmu. 
Sslamat menempuh hidup baru, Fir.
Dari aku, 
Wisnu Prasetiyo - orang yang pernah menyebut berita-berita pagimu jelek.Â