Sisi Lain dari Kejayaan Perusahaan Kelapa Sawit

Muhammad Parikesit Wisnubroto
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
8 April 2024 13:55 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Parikesit Wisnubroto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kebun kelapa sawit yang terbengkalai akibat keuangan perusahaan yang tidak sehat. Foto: Dokumentasi Pribadi (2023)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kebun kelapa sawit yang terbengkalai akibat keuangan perusahaan yang tidak sehat. Foto: Dokumentasi Pribadi (2023)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dewasa ini, secara intensif dan masif kita selalu mendapatkan informasi melalui media baik melalui elektronik maupun cetak, seminar, simposium dan berita-berita lainnya tentang keberhasilan dan kejayaan bisnis komoditi kelapa sawit dengan keuntungan dan kekayaan yang berlimpah, kesejahteraan karyawan yang tinggi, maupun kontribusi kepada negara yang cukup besar. Informasi ini telah membuat pandangan masyarakat tentang usaha kelapa sawit identik dengan kemakmuran, namun apabila kita melihat lebih jauh ke lapangan ternyata realitanya tidak sedikit perusahaan kelapa sawit yang mengalami kerugian, pailit, dan bahkan bangkrut serta meninggalkan problematika hukum maupun sosial yang berkepanjangan. Hal ini menunjukkan bahwa usaha kelapa sawit tidak selalu memberikan kesuksesan. Fakta di lapangan menunjukkan beberapa penyebab kegagalan bisnis perkebunan kelapa sawit antara lain:
ADVERTISEMENT
1. Hak guna usaha dan perizinan legal lainnya.
Pengusaha kelapa sawit seringkali mengabaikan hal tersebut dan menganggap tidak penting, bahkan belum selesai pengurusannya sudah melakukan aktivitas. Apabila di kemudian terjadi persoalan tentang izin usaha, maka dapat menimbulkan gangguan aktivitas yang menimbulkan biaya yang sangat tinggi, proses kerja serta produksi di perkebunan tersebut menjadi terganggu yang mengakibatkan terganggunya pendapatan perusahaan. Solusi dari persoalan ini adalah mengikuti ketentuan dan regulasi serta memenuhi alas hak dan perizinan serta jangan pernah mengabaikan hal ini.
2. Pengaturan keuangan
Pada perusahaan-perusahaan BUMN atau perusahaan yang sudah go public, sistem pengaturan keuangan sudah dibuat sedemikian rupa yang dituangkan di dalam struktur organisasi dan dijalankan dengan disiplin serta diaudit secara periodik oleh bagian internal maupun eksternal, namun perusahaan-perusahaan perkebunan maupun perusahaan-perusahaan pribadi yang mengalami kegagalan, pada umumnya pengaturan keuangan perusahaan seringkali dikendalikan oleh pemilik tanpa harus mematuhi sistem yang telah ditentukan. Hal inilah yang kemudian menyebabkan arus kas dan penggunaan keuangan kebun menjadi tidak disiplin serta digunakan untuk hal-hal yang kurang produktif dan efisien sehingga dapat mengganggu proses produksi, misalnya anggaran perawatan dialihkan untuk keperluan keluarga atau untuk pos-pos yang lain sehingga perawatan tidak dilaksanakan yang mengakibatkan potensi produksi tidak tergali secara optimal. Hal ini selanjutnya akan menyebabkan penurunan pendapatan sementara aspek efisiensi tidak dilakukan. Solusi masalah ini adalah kesadaran dan disiplin dalam penggunaan dana baik itu oleh pemilik maupun pengelola.
ADVERTISEMENT
3. Mengutamakan pendapatan atau produksi
Produksi merupakan sumber pendapatan utama dalam perusahaan, sehingga faktor-faktor yang memengaruhi peningkatan produksi harus diprioritaskan dan dilaksanakan. Prinsip dari produksi adalah pertumbuhan atau peningkatan yang berkesinambungan. Dalam kasus perkebunan kelapa sawit yang merugi dan bangkrut sering tidak memperhatikan faktor-faktor penunjang dari produksi, misalnya pemupukan tidak dilaksanakan, perawatan tidak dilaksanakan sesuai standar, dan keamanan yang produksi yang tidak terjaga. Beberapa contoh tersebut menyebabkan produksinya menurun sehingga menurunkan pendapatan, sementara biaya biaya tetap harus dikeluarkan yang menyebabkan keuntungan terus menurun sehingga pada akhirnya perusahaan tidak mampu lagi membiayai biaya operasional. Solusi dari persoalan ini adalah memenuhi semua faktor-faktor produksi misalnya pupuk, perawatan tanaman, infrastruktur, dan perawatan lainnya.
ADVERTISEMENT
4. Melibatkan lingkungan dan masyarakat sekitar kebun
Masyarakat sekitar areal perkebunan mempunyai potensi untuk menunjang usaha perkebunan akan tetapi bisa menjadi potensi gangguan operasional perusahaan. Masyarakat sekitar kebun bisa dimanfaatkan untuk sumber tenaga kerja, keamanan, dan sumber-sumber penyediaan bahan penunjang kebutuhan kebun. Perkebunan yang gagal biasanya abai terhadap masyarakat sekitar perkebunan, sehingga menimbulkan konflik serta dapat mengganggu jalannya proses kerja perusahaan yang dapat menimbulkan kerugian yang besar. Adapun solusi dari persoalan ini adalah manfaatkan serta melibatkan masyarakat untuk kemajuan perkebunan, karena masyarakat juga punya hak dalam usaha perkebunan yang ada di daerahnya.
5. Sumber Daya Manusia
Prinsip “The right man on the right place” mungkin sering terdengar oleh kita yaitu menempatkan SDM sesuai dengan keahliannya dan profesional. Perusahaan perkebunan yang sukses dan berkesinambungan selalu menempatkan tenaga-tenaga profesional yang produktif tanpa melihat faktor-faktor kekeluargaan. Dalam kasus perkebunan yang merugi terdapat penempatan tenaga yang berdasarkan kedekatan atau hubungan keluarga dengan pemilik, tanpa melihat kompetensi yang memadai. Adanya campur tangan owner atau pemilik perusahaan yang selalu mengintervensi manajemen mengakibatkan proses kerja terganggu dan menurunkan produktivitas. Solusi dari persoalan ini adalah owner memberikan kepercayaan yang penuh terhadap manajemen kebun, tetapi secara periodik harus mengawasi dan mengaudit manajemen terhadap komitmen yang telah dibuat serta meminta pertanggung jawaban.
ADVERTISEMENT
6. Pengendalian pinjaman
Pinjaman modal yang berlebihan yang tidak diikuti oleh meningkatnya pendapatan mengakibatkan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban utangnya baik itu hutang terhadap perbankan maupun vendor. Beberapa perusahaan yang gagal membayar kewajiban atau cicilan utangnya dipailitkan oleh kreditur sehingga debitur kehilangan asetnya dan perusahaan dapat dilelang oleh kreditur. Solusinya adalah meminjam modal kerja jangan berlebihan dan disesuaikan oleh kemampuan dari perusahaan di dalam menghasilkan pendapatan dan disiplin di dalam menggunakan dana sesuai dengan rencana.
Beberapa hal tersebut di atas adalah penyebab dari kegagalan di dalam usaha perkebunan. Banyak sekali perusahaan bisnis perkebunan yang mengalami kegagalan usaha bahkan kebangkrutan serta ada pula perusahaan yang harus kehilangan seluruh asetnya karena dipailitkan oleh kreditur. Apabila faktor-faktor tersebut di atas dapat dipenuhi oleh pengusaha perusahaan atau perorangan dalam mengelola perkebunan kelapa sawit, maka hal-hal yang mengganggu keberhasilannya dapat diminimalisir – sehingga kegagalan di dalam mengelola perkebunan kelapa sawit tidak terjadi – mengingat berlimpahnya sumber daya, pemerintahan sangat mendukung, harga komoditas kelapa sawit cukup baik, dan terpenuhinya sarana dan prasarana, baik itu media tanam, sumber daya manusia dan infrastruktur serta sarana produksi sangat mudah didapatkan di Indonesia. Semoga ke depan tidak ada lagi usaha perkebunan kelapa sawit yang mengalami kegagalan baik itu perusahaan besar kecil maupun perorangan…Jayalah Kelapa Sawit Indonesia….
ADVERTISEMENT