Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Pentingnya Examen Conscientiae: Dalam Pembinaan Calon Imam Katolik
3 Oktober 2024 5:43 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari wisnufaubun tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
A. Pendahuluan
Kedalaman hidup dari seorang calon imam patut menjadi perhatian dan pusat. Ada kesan yang muncul bahwa hidup harian lalu begitu saja, tanpa adanya sebuah proses menggali makna tersendiri dari sebuah peristiwa. Akhirnya, hidup kembali pada dinamika yang sama, sebab semua punya jadwal dan ritme yang sama. Jika demikian, hidup menjadi colorless dan kurangnya kesadaran bahwa Tuhan hadir dalam hidup kita.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, amat penting untuk berhenti sejenak dari aktivitas: duduk diam, lalu bermenung dan berefleksi, dan bersyukur atas apa yang telah dialami pada hari itu. Aktivitas ini bukanlah sebuah proses yang pasif, melainkan proses yang aktif karena melibatkan unsur batiniah. Inilah yang disebut sebagai Examen Conscientiae.
Praktik ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pembinaan kaum religius (biarawan-biarawati). Maka, dapat disimpulkan bahwa praktik ini juga mampu untuk membentuk dan membangun fondasi spiritual dalam diri seorang calon imam. Tulisan ini akan memberi bahasan yang mendasar tentang latihan rohani Ignasian ini, yang terkait dengan formasi calon imam.
B. Apa itu Examen Conscientiae?
Examen Conscientiae merupakan salah satu latihan rohani yang ditemukan dalam kekayaan spiritualitas Ignasian. Latihan rohani Ignasian dapat mengarahkan dan membawa pribadi dengan fondasi spiritual yang berbeda, menuju sebuah alam kehidupan spiritual yang lebih dalam. Secara sederhana, Examen Conscientiae dapat diartikan sebagai sebuah pemeriksaan batin. Pemeriksaan berarti melihat atau meninjau kembali apa yang telah dilakukan atau dijalani. Maka, kita melihat kembali hidup harian kita sebagai sebuah kesempatan yang baik untuk melakukan Examen Conscientiae. Dalam spiritualitas Ignasian, tokoh yang terkait erat dengan latihan rohani ini adalah pendiri serikat itu sendiri, yakni St. Ignatius dari Loyola. Dengan melakukan Examen Conscientiae, seseorang diharapkan punya kepekaan dan kesadaran terhadap dirinya sendiri, serta hubungannya dengan Tuhan.
ADVERTISEMENT
Penerapan praktik Examen Conscientiae berjalan secara praktis dan independen. Biasanya Examen Conscientiae dilakukan sebanyak 2 kali sehari, tepatnya pada siang hari dan pada malam hari sebelum tidur. Examen adalah bentuk persiapan untuk melanjutkan aktivitas selanjutnya pada siang hari, dan bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan sekaligus memohon rahmat untuk mempersiapkan hari berikutnya. Dalam kesempatan lainnya, Examen Conscientiae menuntun hati seseorang dengan bantuan Roh Kudus untuk melihat kembali cara hidupnya. Sebagai seorang Kristiani, adalah hal yang penting untuk memperbaiki diri, bertobat setiap hari dan berjanji untuk meninggalkan cara hidup yang lama menggantinya dengan cara hidup yang baru di dalam rahmat Tuhan. Di situlah Examen Conscientiae mengambil bagian ketika seseorang hendak menerima Sakramen Rekonsiliasi (confession). Namun, jika praktik Examen dimengerti secara tetap sebagai pemeriksaan batin, kita tidak dapat menemukan maknanya secara lebih dalam dan luas.
ADVERTISEMENT
Daripada mengerti bahwa Examen Conscientiae hanya sebagai atau sekadar pemeriksaan batin sebelum melakukan pengakuan dosa dan menerima Sakramen Rekonsiliasi, Examen Conscientiae merupakan tindakan batiniah: melihat diri sendiri secara integral bersama Tuhan yang telah kita jalani. Kita meninjau sisi-sisi positif dalam diri, bukan hanya memeriksa sisi-sisi negatif. Itulah sebabnya, ungkapan syukur kepada Tuhan merupakan hal pertama yang harus kita dilakukan. Ungkapan syukur juga adalah bentuk afirmasi yang positif kepada diri sendiri sebagai awal sebelum kita masuk ke dalam diri dan melakukan langkah-langkah Examen selanjutnya.
C. Langkah-Langkah Praktis Examen Conscientiae
Seseorang dapat memulai Examen dengan langkah-langkah yang sederhana. Langkah-langkah berikut ditawarkan oleh St. Ignatius dari Loyola; sebuah cara yang praktis dan tradisional. Langkah-langkahnya antara lain sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
a. Mencecap-cecap. Bagian ini merupakan sebuah ungkapan syukur kepada Tuhan atas anugerah dan rahmat yang telah Ia berikan: nafas kehidupan, kenyamanan, relasi, dapat bangun pagi, dapat mengikuti Ekaristi harian, istirahat yang nyenyak, dapat menyelesaikan pekerjaan, waktu yang berkualitas bersama orang-orang terdekat.
b. Memohon. Di sini si pelaku Examen dengan penuh kerendahan hati memohon dan meminta kepada Roh Kudus agar membantumdalam melihat kerapuhan diri yang manusiawi. Sadar akan kelemahan diri merupakan suatun bentuk penyerahan diri kepada-Nya, agar mau dibimbing daripada menyalahkan diri sendiri atas apa yang telah terjadi.
c. Memutar kembali. Hari yang dilalui oleh si pelaku Examen penuh dengan banyak peristiwa, pikiran, tindakan, maupun keputusan-keputusan kecil yang diambil. Adapun si pelaku Examen karena kekurangan dirinya salah dalam membuat keputusan, mengambil tindakan yang tidak benar. Si pelaku membiarkan pengalaman-pengalaman dan momen-momen itu naik ke permukaan dan ikut tinggal di dalamnya.
ADVERTISEMENT
d. Mohon ampun. Dalam pengalaman tertentu, si pelaku melihat kembali saat di mana ia memikirkan sesuatu yang buruk bahkan yang amat buruk, mengatakan kata-kata yang tidak seharusnya keluar, melakukan perbuatan yang tidak pantas, atau saat di mana ia tidak mampu mengambil sebuah kesempatan-kesempatan yang mana ia dapat bersikap sebagai seorang Kristiani. Dengan menyadarinya, si pelaku dengan tulus dan rendah hati mengakui kekurangannya dan mohon pengampunan dari Tuhan.
e. Membangun niat. Seorang yang jatuh 2 kali, ia dapat bangun lagi sebanyak 3 kali. Setelah memohon pengampunan dari Tuhan, si pelaku Examen harus berusaha untuk hidup lebih baik lagi; membangun niat untuk menjalani hari-hari berikutnya dengan penuh tanggung jawab dan kesadaran penuh sebagai seorang yang mengaku diri Kristiani.
ADVERTISEMENT
D. Anjuran Untuk Calon Imam
Dalam Dekrit tentang Pembinaan Imam: Optatam Totius tertulis, “Hendaknya latihan rohani-latihan rohani, yang dianjurkan berdasarkan kebiasaan Gereja yang terhormat, dihayati dengan sungguh-sungguh. Akan tetapi, hendaklah diusahakan juga supaya pembinaan rohani jangan hanya ditaruh pada latihan-latihan itu atau melulu mengembangkan perasaan-perasaan religius.” Konsili memberi penekanan kepada para calon imam bahwa berbagai latihan rohani sangatlah penting dalam rangka pembentukan spiritualitas. Sehingga, praktik latihan rohani yang diadakan di seminari-seminari harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan dengan hati yang sungguh-sungguh.
Beberapa seminari memang tidak mencantumkan latihan Examen dalam jadwal hariannya, akan tetapi secara implisit, waktu-waktu suci (hora sancta) dapat menjadi kesempatan yang baik untuk bermenung dan memeriksa batin. Praktik Examen Conscientiae bersifat sederhana dan praktis, akan tetapi jika dilakukan dengan sungguh-sungguh dapat membantu para calon imam untuk semakin matang dalam hidup spiritual. Examen Conscientiae sendiri melibatkan sebuah refleksi, doa, saat hening, mohon ampun, sekaligus upaya membangun niat baik. Maka, adalah sebuah anjuran yang baik bagi para calon imam untuk melakukan Examen Conscientiae. ***
ADVERTISEMENT
Daftar Rujukan:
• Konsili Vatikan II. Optatam Totius [Dekret tentang Pendidikan Imam]. 28 Oktober 1965.
• Nangka, Skolastik SJ Pulo. Berdoa Examen Ignasian. Jakarta: OBOR, 2019.
• Nangka, SKolastik SJ Pulo, Roh Tuhan ada Padaku. Jakarta: OBOR, 2019.
• Sardi, L.A. “Dimensi Rasuli Perjalanan Pertobatan St. Ignatius Loyola.” Jurnal Spiritualitas Ignasian vol. 23 no. 01 (2023): 107.