Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Benarkah Ganti Menteri Ganti Kurikulum?
7 Februari 2025 12:41 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Witri Ayu Erawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ganti Menteri Ganti Kurikulum
![(sumber: Canva)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkcf8zhb8vp8tnxtnvqb3px2.png)
Pendidikan adalah satu pilar penting dalam membangun masa depan bangsa. Setiap perubahan yang terjadi di dunia pendidikan, termasuk pergantian Menteri Pendidikan atau perubahan kurikulum selalu menarik perhatian publik, karena langsung berdampak pada kualitas dan arahan perkembangan sistem pendidikan di suatu negara.
ADVERTISEMENT
Kurikulum merupakan seperangkat atau suatu sistem rencana dan pengaturan mengenai bahan pembelajaran yang dapat menjadi pedoman dalam aktivitas belajar mengajar. Ketika pedoman tersebut mengalami perubahan di setiap jangka waktu yang berdekatan, apakah yang akan menjadi dampak dari perubahan tersebut?
Seperti halnya pergantian menteri maka akan merubah pola pergantian kurikulum, peninjauan terhadap kurikulum yang tengah berlaku atau sedang digunakan. Hal ini dikarenakan kurikulum dianggap sebagai salah satu fondasi utama atau instrumen utama yang menentukan arah pendidikan. Oleh karena itu pergantian menteri sering diikuti dengan perubahan atau penyempurnaan kurikulum untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan zaman yang terus berkembang
Kurikulum memang harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam sistem pendidikan. Sebuah kurikulum yang baik harus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, yang sesuai dengan falsafah Ki Hajar Dewantara, yaitu bahwa pendidikan harus disesuaikan dengan kodrat zaman dan kodrat alamnya.
ADVERTISEMENT
Namun, perubahan kurikulum bukanlah hal yang sederhana. Kurikulum tidak hanya melibatkan pembaruan materi ajar, tetapi juga pendekatan pembelajaran, metode pengajaran, serta evaluasi hasil belajar. Hal ini memerlukan koordinasi yang baik antara pemerintah, tenaga pendidik, dan seluruh pemangku kepentingan agar perubahan tersebut dapat diterima dan diterapkan dengan efektif.
Dengan pergantian kurikulum ini juga akan membuat beberapa dampak, baik positif maupun dampak negatif. Dampak positif yang mungkin terjadi di antaranya: metode pembelajaran lebih aktif, kreatif dan berpusat pada siswa agar meningkatkan kualitas pembelajaran, dengan metode-metode baru yang inovatif, teknologi semakin canggih dan kurikulum pun sebaiknya semakin diperbaiki serta adanya visi misi baru menjadi terobosan baru memenuhi kekurangan kurikulum sebelumnya. Dengan kurikulum baru dapat melihat serta mengidentifikasi masalah sehingga dapat mencari solusi yang tepat.
ADVERTISEMENT
Kurikulum yang adaptif dan fleksibel menjadi kunci dalam menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di dunia kerja dan berkontribusi pada perkembangan sosial. Misalnya, di era digital seperti sekarang, pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi menjadi sangat penting. Kurikulum harus mampu memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreatifitas, kolaborasi dan kemampuan berkomunikasi.
Perubahan dalam sistem pendidikan, terutama yang berkaitan dengan kurikulum, membuka kesempatan bagi orang tua dan masyarakat untuk lebih terlibat dalam proses pendidikan. Dengan memahami kurikulum yang diterapkan, orang tua dapat lebih aktif dalam mendukung perkembangan anak-anak mereka. Ini juga mendorong terciptanya kolaborasi yang lebih baik antara sekolah, keluarga, dan komunitas dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung.
ADVERTISEMENT
Dengan perubahan kurikulum yang lebih inklusif dan merata, diharapkan akan ada pemerataan kualitas pendidikan di seluruh daerah, termasuk di daerah-daerah terpencil. Kurikulum yang lebih fleksibel juga bisa disesuaikan dengan kondisi lokal masing-masing daerah, sehingga dapat lebih mudah diakses oleh semua kalangan, tanpa memandang latar belakang ekonomi dan geografis.
Adapun hal yang negatif dari perubahan kurikulum di setiap pergantian menteri seperti. Pergantian kurikulum yang terlalu sering mengakibatkan kebingungan bagi sebagian guru, seperti kesulitan dalam menyesuaikan metode pengajaran mereka. Jika tidak diberikan pelatihan yang memadai, mereka mungkin kesulitan untuk memahami dan mengimplementasikan kurikulum yang baru.
Hal ini bisa mengganggu proses pembelajaran di kelas dan menurunkan kualitas pengajaran. Perubahan kurikulum seringkali menghadapi resistensi dari guru dan siswa, terutama jika perubahan tersebut terasa terlalu mendalam atau terlalu mendesak. Guru yang sudah terbiasa dengan cara-cara pengajaran tertentu, mungkin merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan pendekatan baru, sedangkan siswa bisa merasa bingung dengan materi yang disampaikan dalam cara yang berbeda. Hal ini bisa menghambat proses pembelajaran dan menyebabkan ketidaknyamanan di kalangan peserta didik.
ADVERTISEMENT
Siswa dan orang tua, guru dan siswa harus beradaptasi kembali dengan kurikulum baru yang membutuhkan waktu dan sumber daya tambahan. Program-program yang sudah berjalan dengan baik, mungkin dengan baik mungkin jadi terhenti atau diubah arahnya, bisa menjadi sangat merugikan dunia Pendidikan. Dalam pembiayaan pengembangan kurikulum baru membutuhkan biaya yang tidak sedikit, pelatihan dalam penerapan kurikulum baru juga memerlukan biaya yang cukup besar.
Di beberapa sekolah, terutama yang berada di daerah dengan keterbatasan infrastruktur, perubahan kurikulum yang mengarah pada penggunaan teknologi atau pendekatan baru lainnya bisa sulit diimplementasikan. Ketidakmampuan sekolah untuk menyediakan sarana dan prasarana yang memadai (seperti perangkat digital, internet, atau ruang kelas yang sesuai) bisa memperburuk dampak dari pergantian kurikulum tersebut.
ADVERTISEMENT
Pergantian kurikulum yang tidak disertai dengan pemerataan kualitas pendidikan dan sumber daya dapat memperburuk kesenjangan antara daerah maju dan daerah terpencil. Daerah yang memiliki akses lebih terbatas terhadap fasilitas pendidikan yang memadai mungkin akan lebih kesulitan dalam mengimplementasikan kurikulum baru, sehingga memperlebar kesenjangan pendidikan antara wilayah satu dengan yang lainnya.
Perubahan dalam pendidikan, baik itu pergantian menteri pendidikan maupun pembaruan kurikulum, membawa banyak peluang untuk perbaikan dan perkembangan sistem pendidikan. Dengan pendekatan yang tepat, dampak positif dari perubahan ini bisa sangat besar, tidak hanya bagi para siswa, tetapi juga bagi kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Tentu saja, kunci dari keberhasilan perubahan ini adalah kesiapan dan dukungan dari semua pihak, baik pemerintah, tenaga pendidik, orang tua, maupun masyarakat. Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan lebih relevan untuk menghadapi tantangan masa depan.
ADVERTISEMENT
Pergantian kurikulum, meski bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dapat membawa dampak negatif jika tidak dilakukan dengan hati-hati dan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pihak terkait untuk memastikan bahwa perubahan kurikulum dilakukan secara bertahap dan disertai dengan dukungan yang cukup bagi guru, siswa, dan sekolah.
Dengan persiapan yang matang, dampak negatif dari perubahan kurikulum dapat diminimalkan, sehingga hasil akhirnya benar-benar memberikan manfaat bagi dunia pendidikan secara keseluruhan.