Surat Kabar Medan Prijaji Sang Pelopor Munculnya Pers Nasional

Wiwik Damayanti
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang
Konten dari Pengguna
20 Maret 2022 17:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wiwik Damayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Halaman sampul surat kabar Medan Prijaji dan Tirto Adhi Soerjo selaku pendirinya, Sumber : pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Halaman sampul surat kabar Medan Prijaji dan Tirto Adhi Soerjo selaku pendirinya, Sumber : pribadi
ADVERTISEMENT
Pengantar singkat
Berbicara mengenai surat kabar tentunya tidak dapat terlepas dari surat kabar Medan Prijaji yang merupakan surat kabar yang terkenal pada masa pergerakan, lalu apakah benar bahwa surat kabar ini merupakan pelopor munculnya pers nasional ?
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai surat kabar Medan Prijaji yang merupakan pelopor munculnya pers nasional. Alasan anggapan tersebut didasarkan pada sebuah fakta bahwa surat kabar Medan Prijaji merupakan surat kabar pertama yang diterbitkan dan dikelola langsung oleh pengusaha pribumi.
Pengertian surat kabar Medan Prijaji
Surat kabar Medan Prijaji adalah surat kabar yang didirikan oleh Tirto Adhi Soerjo pada bulan Januari 1907 sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah kolonial yang masa itu berusaha untuk mengedarkan kebenaran tunggal versi mereka.
Surat kabar Medan Prijaji terbit di Bandung, tepatnya di jalan Naripan, Gedung Kebudayaan.
Fungsi dan tujuan surat kabar Medan Prijaji
Surat kabar Medan Prijaji dijadikan alat untuk beropini oleh kaum pergerakan yang kemudian disebarluaskan kepada rakyat pribumi dengan tujuan menyadarkan masyarakat bahwa semakin memburuknya kondisi Nusantara di bawah Kolonialisme Belanda. Melalui surat kabar ini Tirto ingin memberikan gambaran kepada masyarakat luas bahwa kolonialisme sangat menyengsarakan rakyat pribumi.
ADVERTISEMENT
Sistem kolonialisme melahirkan 2 golongan yang oleh Tirto disebut sebagai bangsa yang terperintah dan bangsa yang memerintah. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa surat kabar Medan Prijaji pada masa tersebut dijadikan sebagai alat propaganda untuk menyebarkan kesadaran tentang konsep kebangsaan.
Berdasarkan namanya maka dapat dilihat bahwa surat kabar ini ditujukan bagi kelas terpelajar dan mereka yang melakukan pengabdian kepada penguasa, yakni para Priyayi. Namun menurut Tirto pengertian Priyayi telah bergeser makna yaitu pegawai negeri.
Di samping difungsikan untuk membangun semangat kebangsaan, surat kabar Medan Prijaji juga melakukan fungsi advokasi atas permasalahan yang dihadapi rakyat pribumi. Hal tersebut bertujuan membantu rakyat pribumi yang terjerat masalah hukum. Pada tahun 1909 tercatat bahwa surat kabar Medan Prijaji telah menolong kurang lebih 225 orang yang terjerat kasus hukum.
ADVERTISEMENT
Delapan asas surat kabar Medan Prijaji
Dalam menjalankan fungsinya, surat kabar Medan Prijaji memiliki asas yang dijadikan sebagai pijakan dalam melaksanakan kegiatan yaitu:
1. Memberikan informasi
2. Memberikan penyuluhan keadilan
3. Memberikan bantuan hukum
4. Menjadi tempat bagi orang tertindas untuk mengadukan permasalahannya
5. Mencarikan pekerjaan bagi mereka yang membutuhkan pekerjaan terutama di wilayah Betawi
6. Menggerakkan bangsa untuk mengorganisasikan diri
7. Membangun dan memajukan bangsa
8. Memperkuat bangsa dengan usaha perdagangan
Akhir dari surat kabar Medan Prijaji
Akibat keberanian surat kabar Medan Prijaji dalam mengkritik pemerintah kolonial, Tirto selaku pendiri sekaligus pemilik tidak jarang mendapat banyak permasalahan mulai dari fitnah hingga kekerasan. Musuhnya tidak hanya berasal dari golongan kolonial, namun juga golongan pribumi licik yang berusaha membunuh karakternya.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 22 Agustus 1912 surat kabar Medan Prijaji dinyatakan pailit oleh sebuah operasi tersembunyi akibat dari ulah penguasa yang gusar akan sepak terjang surat kabar ini.
Berita bangkrutnya surat kabar Medan Prijaji membuat pelanggannya enggan untuk membayar dan memilih menghentikan berlangganan. Kejadian tersebut tentu merugikan bagi pihak surat kabar Medan Prijaji, hingga membuat surat kabar ini banyak memiliki hutang. Hal tersebutlah yang membuat Tirto ditangkap dan kemudian dibuang sekaligus berhenti beroperasinya surat kabar Medan Prijaji.