Konten dari Pengguna

Pendidikan Berdasarkan Pemikiran Karl Marx

Wiwit Putra Bangsa
Bekerja sebagai ASN di Bapas Purwokerto sebagai Pembimbing Kemasyarakatan. Menulis Buku Orang-orang Tersesat (Aglitera, 2021). Cerpennya terpublikasikan di beberapa media. Puisi Liana menjadi juara satu kompetisi online tingkat nasional (2023)
26 September 2024 17:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wiwit Putra Bangsa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada tokoh sosiologi klasik ini selalu menjadi pematik semangat dalam sebuah pergerakan ketimpangan sosial karena adanya kelas sosial. Ialah Karl Marx dan menurutnya dalam masyarakat selalu ada beberapa kelompok kecil masyarakat dimana kelompok kecil tersebut menguasai sumber daya (ekonomi, alat produksi, modal) dan mereka mengeksploitasi yang tidak memiliki sumber daya.
Foto oleh Ekam Juneja: https://www.pexels.com/id-id/foto/area-studi-perpustakaan-universitas-di-vancouver-28558432/
Di dalam dunia pendidikan contoh tersebut bisa kita lihat pada era saat ini seperti persaingan penerimaan siswa. Sekolahan favorit memiliki sumber daya seperti manajemen ekonomi yang kuat, di mana wali siswanya memiliki ekonomi menengah atas. Mereka dalam penerimaan sudah menerapkan batas nilai tinggi pada penerimaan siswa baru. Seperti melihat latar belakang pekerjaan orang tua atau wali, nilai akademik calon siswa. Secara otomatis, siswa-siswa yang diterima pada sekolahan tersebut sudah memang memiliki kualitas baik, siswa-siswa tersebut sudah pintar. Lalu sekolah yang jarang peminat menerima siswa yang tidak layak untuk sekolah di sekolah favorit tersebut. Maka sekolah favorit akan tetap menjadi sekolah favorit dan akan selalu berprestasi. Itulah menurut Karl Marx pendidikan hanya akan mempertahankan dominasi sosial dan pendidikan sebagai sumber konflik.
ADVERTISEMENT
Karl Marx adalah seorang filsuf, sejarawan, ekonom, dan revolusioner Jerman yang dikenal sebagai salah satu pemikir paling berpengaruh dalam sejarah modern. Ia lahir di Trier, Jerman, pada 5 Mei 1818, dalam keluarga kelas menengah Yahudi. Marx belajar hukum dan filsafat di Universitas Bonn dan Berlin, dan di sana ia dipengaruhi oleh pemikiran Hegel, terutama dialektikanya.
Marx mengembangkan teori materialisme historis, yang menekankan bahwa sejarah adalah hasil dari konflik antara kelas-kelas sosial yang dibentuk oleh hubungan ekonomi. Marx percaya bahwa kapitalisme, sistem ekonomi yang dominan pada masanya, secara inheren eksploitatif dan menciptakan ketimpangan yang dalam antara kelas pekerja (proletariat) dan pemilik modal (borjuasi). Menurut Marx, perjuangan kelas ini pada akhirnya akan menyebabkan revolusi yang menggulingkan kapitalisme dan mendirikan sosialisme, dan akhirnya komunisme.
ADVERTISEMENT
Menurut Karl Marx, pendidikan adalah alat yang digunakan oleh kelas penguasa (borjuasi) untuk melanggengkan kekuasaan dan mempertahankan sistem kapitalisme yang eksploitatif. Marx melihat pendidikan dalam masyarakat kapitalis sebagai mekanisme yang mencerminkan dan memperkuat ketidakadilan sosial, terutama dalam hal hubungan kelas. Pandangan Marx tentang pendidikan berkaitan erat dengan konsep materialisme historis dan teori konflik kelas.
1. Pendidikan sebagai Alat Reproduksi Kelas Sosial
Marx berpendapat bahwa pendidikan dalam masyarakat kapitalis terutama berfungsi untuk mereproduksi struktur kelas yang ada. Pendidikan tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis yang
diperlukan untuk bekerja tetapi juga menanamkan ideologi yang
Foto oleh Raiza Azkaril: https://www.pexels.com/id-id/foto/bangunan-gedung-membangun-mendirikan-5849179/
membuat siswa menerima posisi mereka dalam hierarki sosial dan ekonomi. Dengan cara ini, sistem pendidikan memastikan bahwa kelas pekerja tetap berada di posisi yang lebih rendah, sementara kelas borjuis mempertahankan kontrol mereka atas sumber daya ekonomi dan politik. Sistem pendidikan membantu melanggengkan status quo, di mana ketimpangan kelas terus berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya.
ADVERTISEMENT
2. Kapitalisme dalam Pendidikan
Kapitalisme dalam pendidikan mengacu pada cara sistem pendidikan diatur dan dijalankan untuk melayani kepentingan ekonomi kapitalis. Dalam konteks kapitalisme, pendidikan sering dilihat sebagai komoditas yang dapat dijual dan dibeli, serta sebagai alat untuk memproduksi tenaga kerja yang diperlukan oleh pasar. Pandangan ini sangat dipengaruhi oleh analisis Karl Marx tentang kapitalisme, di mana pendidikan dipandang sebagai instrumen ideologis dan ekonomi yang mendukung struktur kelas yang tidak setara.
Bagi Marx, pendidikan dalam masyarakat kapitalis tidaklah netral; itu
adalah alat yang digunakan untuk melanggengkan struktur kelas yang ada dan memperkuat dominasi kelas borjuasi. Namun, dia juga melihat potensi pendidikan dalam masyarakat komunis sebagai alat pembebasan, di mana semua orang akan mendapatkan akses yang setara terhadap pendidikan yang tidak dibatasi oleh kelas sosial atau ekonomi. Dengan demikian, pendidikan memainkan peran penting dalam konflik kelas dan perubahan sosial menurut pandangan Marx.
ADVERTISEMENT