Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Menjemput Harapan Puncak Jaya Bermartabat Melalui Program Makan Bergizi Gratis
28 Oktober 2024 11:32 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Miren Kogoya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa yang paling diimpikan oleh setiap manusia? Kekayaan, kehormatan, kekuasaan, makanan? Dalam sanubari setiap manusia, tentu mendambakan hal terpuji, terhormat, bermutu, berharga, beradab. Padanan kata-kata ini bermuara pada satu kata sakral dan abstrak yang diimpikan semua manusia, MARTABAT.
ADVERTISEMENT
Martabat inilah yang membawa para frontiers (pendahulu, orang-orang penerobos) untuk maju dan menerobos segala sekat yang ada. Maju dengan ide dan gagasan bahwa semua manusia itu bermartabat apa adanya.
Martin Luther King Jr., seorang pendeta dan aktivis HAM asal Amerika Serikat yang begitu dihormati pada tahun 1963 memecah keheningan langit Washington DC dengan pidato 17 menitnya berjudul "I Have a Dream." Pidato ini begitu fenomenal karena isinya tidak pernah dikonsep sebelumnya. Kata-kata mengalir begitu saja sebagai akumulasi perjuangan hak-hak sipil yang selama ini diperjuangkannya sehingga alih-alih sebuah pidato, 17 menit itu terasa bagaikan khotbah yang menyentuh hingga sanubari pendengarnya. Salah satu kalimat yang menggaris bawahi pidato ini adalah “I have a dream that my four little children will one day live in a nation where they will not be judged by the color of their skin but by the content of their character.” Terjemahan bebasnya kira kira seperti ini “Saya memiliki sebuah mimpi bahwa suatu saat nanti keempat anak saya hidup di negara dimana mereka tidak akan dihakimi berdasarkan warna kulit mereka, tetapi oleh karakter mereka.” Mimpi ini terwujud ketika tahun 2009, Barack Obama melakukan pengambilan sumpah jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat ke-44. Suatu hal yang sekiranya mustahil bagi seorang keturunan Afrika-Amerika untuk menjadi presiden dari negara paling berkuasa di dunia.
ADVERTISEMENT
Ringkasan peristiwa di atas menunjukkan betapa perjuangan menuju manusia bermartabat sungguh nyata dalam masyarakat yang berkarakter. Kenyataan ini membawa kita pada sebuah simpulan bahwa masyarakat yang bermartabat bukan lagi sebuah abstraksi tetapi melekat dalam kehidupan sehari-hari.
Sekarang di Kabupaten Puncak Jaya, kita butuh transformasi yang serupa dengan perjuangan Martin Luther King Jr. hingga Barack Obama. Kita tentu merindukan masyarakat yang kesehariannya mengelola kebun-kebun mereka di balik gunung sana untuk bisa berkata, kami bermartabat. Salah satu hal yang dapat dijadikan standar bermartabat adalah dengan memiliki penghasilan tetap.
Lewat program Makan Bergizi Gratis, kita bisa mengerahkan semua sumber daya yang ada menuju masyarakat yang bermartabat. Kita harus mengacungi jempol terhadap visi Presiden Prabowo. Untuk menuju Indonesia Emas 2045, diperlukan sebuah langkah radikal yang ambisius namun terukur dan dapat dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat sebagai penggerak utamanya. Pendanaan awal telah dimasukkan dalam APBN 2025 sebesar 71 Triliun rupiah dan dalam UU APBN 2025, presiden diberi diskresi untuk menambah pendanaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Teknis di lapangan tentunya dinahkodai oleh kepala daerah melalui intervensi dan skema pendanaan melalui APBD. Intervensi ini dapat berupa pendanaan tambahan diluar kewajiban yang telah ditetapkan pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah sebesar 10% dari kebutuhan. Alih-alih membangun infrastruktur yang nihil manfaat, akan lebih baik bila dialokasikan untuk makan bergizi gratis. Hal ini akan men-trigger OPD pelaksana teknis untuk berinovasi dalam pemberdayaan masyarakat. Perputaran roda perekonomian akan berjalan dengan baik. Mayoritas masyarakat Puncak Jaya beraktivitas sebagai petani dan pekebun. Namun hasil kebun hanya digunakan untuk makan sehari-hari dengan target produksi yang tidak tetap. Inilah kesempatan pemerintah daerah untuk mengubah mindset masyarakat, perlahan tapi pasti, untuk memberi nilai tambah sektor perkebunan sebab pasarnya tersedia untuk kebutuhan makan bergizi gratis.
ADVERTISEMENT
Ibu hamil, ibu menyusui, anak balita dan seluruh anak sekolah memperoleh makan bergizi setiap hari, dan masyarakat yang menyediakan bahan baku berupa sayuran, ubi, keladi, buah dan bahan baku lainnya bisa memperoleh penghasilan tetap setiap bulan. Timbal balik ini berjalan di tingkatan paling bawah lapisan masyarakat di kampung-kampung sehingga akan berkontribusi terhadap keberhasilan Asta Cita.
Mari kita buat apa yang masyarakat bisa, bukan apa yang kita mau. Bukankah ini merupakan perjuangan yang nyata menuju masyarakat yang bermartabat?