Jadi Pemimpin Jangan Terlalu Seram, Nanti Dibohongi Bawahan

Santi Kurniasari
Marathoner, ibu rumah tangga
Konten dari Pengguna
8 April 2021 8:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Santi Kurniasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi marah. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi marah. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Pada masa dinasti Han Timur (Dong Han) 东汉atau dinasti Han akhir (tahun 25-220 Masehi), di Tiongkok belum terbentuk sistem ujian negara. Satu-satunya cara bagi kaum terpelajar untuk meniti karier dalam bidang politik adalah dengan meminta penilaian atau rekomendasi dari keluarga-keluarga terpandang.
ADVERTISEMENT
Pada hari pertama setiap bulan, kaum terpelajar berkesempatan mempresentasikan puisi, esai, atau lukisan mereka di hadapan orang-orang terpandang itu, untuk dikomentari atau dinilai. Acara memberikan komentar ini disebut yue dan ping 月旦评.
Jika seorang pelajar mendapat komentar bagus berisi puji-pujian, barulah karier untuk menjadi pejabat negara terbuka lebar. Sayangnya, acara ini sulit diakses oleh pelajar yang tinggal di area-area pelosok. Akibatnya banyak bakat dan otak cerdas yang tidak pernah ditemukan, dan karenanya tidak bisa banyak bersumbangsih bagi negara.
Siapa yang pertama kali menggagas dan menerapkan sistem ujian negara untuk menjaring pelajar-pelajar brilyan dari seantero negeri? Menurut dracin berjudul Advisors Alliance, orang itu adalah Sima Yi 司马懿, seorang jenderal, politisi, dan ahli strategi dari negara Cao Wei 曹魏 yang hidup di era Sam Kok (San Guo) 三国 atau Tiga Kerajaan. Mengingat Advisors Alliance season 1 dan 2 (Growling Tiger Roaring Dragon)merupakan dracin bergenre sejarah, cukup aman untuk menganggap bahwa info tersebut valid.
ADVERTISEMENT
Mulanya Xun Yu 荀彧 seorang penasihat Cao Cao 曹操 (penguasa negara Cao WWei) melihat bahwa Sima Yi memiliki kecerdasan istimewa. Xun Yu lantas menyarankan Cao Cao agar menyuruh Sima Yi bekerja untuknya. Pasalnya, terlalu berbahaya jika orang sepintar Sima Yi bekerja untuk pihak musuh. Demikianlah, akhirnya Sima Yi bekerja untuk Cao Cao.
Setelah Cao Cao meninggal, Sima Yi bekerja untuk Cao Pi 曹丕, putra Cao Cao yang naik takhta menggantikan ayahnya. Pada saat bekerja untuk Cao Cao dan Cao Pi inilah, ia diberi kepercayaan untuk melakukan banyak perubahan dalam pemerintahan. Salah satunya dengan menggagas dan menerapkan sistem ujian negara, guna menjaring dan menyeleksi pemikir-pemikir brilyan dari seantero negeri. Orang-orang yang tersaring karena kompetensinya ini kemudian diangkat menjadi pejabat. Perlahan tapi pasti, pengaruh para pejabat dari jalur nepotisme mulai berkurang.
ADVERTISEMENT
Setelah Cao Pi meninggal, putranya yang bernama Cao Rui 曹叡naik takhta. Sima Yi lantas bekerja untuk Cao Rui. Namun berbeda dari ayah dan kakeknya, Cao Rui tidak ingin berada di bawah bayang-bayang Sima Yi. Terbersit dalam pikirannya untuk menyingkirkan Sima Yi yang saat itu sudah berusia lanjut. Cao Rui didukung penuh oleh kerabat-kerabatnya yang selama ini menduduki jabatan penting dalam pemerintahan lewat jalur nepotisme.
Akan tetapi saat itu negara Cao Wei masih berperang melawan negara Shu Han 蜀汉, dengan perdana menterinya yang terkenal sangat ahli mengatur strategi, Zhuge Liang 诸葛亮. Sebagai contoh, dalam Pertempuran Tebing Merah atau Pertempuran Chibi 赤壁之戰 tahun 208-209 Masehi, Zhuge Liang berhasil menang gilang-gemilang atas Cao Cao, meski jumlah pasukan dan persenjataannya jauh lebih kecil.
ADVERTISEMENT
Jelas, Cao Rui tidak bisa menyingkirkan Sima Yi karena ia masih membutuhkan kecerdasannya untuk melawan Zhuge Liang. Demikianlah, dalam Advisors Alliance season 2, penonton dapat menyaksikan bagaimana dua otak paling brilyan dalam era Tiga Kerajaan tersebut saling berhadapan.
Suatu ketika, tepatnya dalam Pertempuran Jieting 街亭之战 tahun 228 Masehi, Zhuge Liang menderita kekalahan telak, sehingga ia memerintahkan pasukannya untuk mundur. Zhuge Liang sendiri mundur ke lokasi yang dirahasiakan. Berkat pemikirannya yang out of the box, selama ini ia selalu berhasil mundur ke lokasi yang tidak bisa ditebak. Namun itu sebelum ia berhadapan dengan Sima Yi.
Sebelum Pertempuran Jieting, Zhuge Liang berhasil merebut 3 prefektur yang tadinya merupakan wilayah negara Cao Wei. Sima Yi yang kenal betul karakter Zhuge Liang, yakin bahwa ia akan mundur ke sebuah desa kecil bernama Xi Xian 西县. Apa pasal? Xi Xian merupakan akses masuk menuju ke 3 prefektur tersebut. Mengingat sifat baik sekaligus salah satu kelemahan Zhuge Liang yaitu menyayangi rakyatnya, Sima Yi mengambil kesimpulan bahwa perdana menteri Shu Han tersebut pasti mundur ke Xi Xian, demi melindungi penduduk 3 prefektur yang telah bersedia menjadi rakyatnya.
ADVERTISEMENT
Sima Yi lantas memimpin 150 ribu orang pasukan ke Xi Xian untuk menangkap Zhuge Liang. Ketika tiba di gerbang desa, terlihat olehnya bendera bertuliskan marga Zhuge Liang, yang menandakan bahwa orangnya berada di situ. Perkiraannya tepat!
Saat itu Zhuge Liang mundur hanya dengan membawa serta segelintir pengawal pribadinya. Sima Yi dengan kekuatan 150 ribu pasukan tentu sanggup menangkap Zhuge Liang dengan amat mudah. Namun setelah berpikir-pikir selama beberapa saat di depan gerbang desa, Sima Yi justru berbalik arah, pergi menjauh, dan menyuruh seluruh pasukan mengikutinya. Ia tidak jadi menangkap Zhuge Liang.
Apa pasal? Sima Yi sangat paham bahwa Cao Rui, kaisarnya sendiri, ingin menyingkirkannya. Selama Zhuge Liang masih hidup, Cao Rui masih membutuhkan jasanya. Namun jika Zhuge Liang sudah tertangkap atau terbunuh, sang kaisar tidak akan membutuhkannya lagi. Karena itu, jauh lebih aman bagi Sima Yi untuk membiarkan Zhuge Liang tetap hidup.
ADVERTISEMENT
Sima Yi pulang, menghadap Cao Rui, dan melapor bahwa ia tidak jadi menyerbu Xi Xian karena khawatir Zhuge Liang telah memasang jebakan mematikan di desa tersebut. Cao Rui paham bahwa Sima Yi hanya beralasan saja, namun ia tidak bisa apa-apa, karena memang masih membutuhkan jasanya.
Moral of the story, kalau jadi pemimpin atau atasan jangan terlalu seram, dan jangan terlihat jelas ingin menyingkirkan bawahan ya. Kalau bawahannya sepintar Sima Yi, salah-salah malah dibohongi.