Konten dari Pengguna

Sepeda Listrik atau Sepeda Motor?

Fernando Vito
Murid dari SMA Surabaya Citra berkat
5 Februari 2025 9:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fernando Vito tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Illustrasi sepeda motor Foto: Rawpixel
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi sepeda motor Foto: Rawpixel
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir, minat untuk membeli kendaraan listrik semakin meningkat karena konsumen menyadari jejak karbon mereka. Menurut Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan sepeda motor listrik di Indonesia mengalami lonjakan signifikan hingga 218% pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, pemerintah mendorong pengembangan dan pemakaian kendaraan listrik dengan memberikan subsidi sebesar 7 juta per motor. Dengan dorongan sepeda listrik ini, mungkin kamu tertarik untuk membeli sepeda listrik daripada sepeda motor.
ADVERTISEMENT
Sepeda listrik adalah pilihan alternatif dari sepeda konvensional yang memakai motor listrik dan baterai untuk menggerakkan sepedanya dengan listrik. Ada beberapa alasan untuk membeli sepeda listrik. Sepeda listrik ramah lingkungan dan tidak menghasilkan emisi. Memiliki sepeda listrik sering kali lebih murah dibandingkan memakai sepeda automotif. Sepeda listrik juga lebih nyaman.
Ada banyak jenis sepeda listrik, tapi secara umum, PAS (power assisted bicycle) dan motor listrik. Yaitu, sepeda yang memakai tenaga manusia dengan bantuan motor listrik. Motor listrik tidak boleh dibingungkan dengan PAS. Motor listrik tidak memakai tenaga manusia dan hanya memakai motor listrik untuk menjalankan sepeda.
Sepeda listrik adalah pilihan alternatif dari sepeda konvensional yang memakai motor listrik dan baterai untuk menggerakkan sepedanya dengan listrik. Ada banyak jenis sepeda listrik, tapi secara umum, PAS (power assisted bicycle) yaitu sepeda yang memakai tenaga manusia dengan bantuan motor listrik. Sedangkan sepeda motor listrik adalah sepeda yang hanya memakai listrik untuk menggerakkan kendaraan. Sepeda listrik dan sepeda motor listrik terkadang bisa membingungkan karena keduanya dianggap sebagai sepeda listrik. Namun, keduanya berbeda dalam hal percepatan, peraturan, dan legalitas jalan.
ADVERTISEMENT
Pada umumnya, sepeda listrik memiliki kecepatan maksimal 25 km/h. Pengguna sepeda listrik minimal berumur 12 tahun dan dilarang mengangkut penumpang. Tergantung wilayahnya, sepeda listrik hanya boleh digunakan di jalur khusus dan tidak boleh dipakai di jalan raya. Namun, sepeda motor listrik dapat memiliki kecepatan lebih dari 50 km/h dan dianggap sebagai kendaraan bermotor yang mengikuti aturan dan persyaratan sepeda motor konvensional, yaitu memerlukan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dan BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor).
Sepeda listrik mempunyai keunggulan dibandingkan sepeda motor. Sepeda motor listrik mungkin lebih murah dalam modal dan belanja operasional, sementara sepeda motor konvensional lebih mahal dalam beberapa hal seperti total belanja modal, biaya energi, dan emisi karbon.
ADVERTISEMENT
Sepeda motor listrik secara umum lebih baik daripada sepeda motor konvensional dalam banyak hal. Sepeda motor listrik menggunakan lebih sedikit energi, lebih murah untuk dioperasikan, tidak menghasilkan emisi karbon, dan memiliki biaya pembelian dan pajak yang lebih rendah.
Kelemahan terbesar menggunakan sepeda listrik dibandingkan sepeda motor adalah kurangnya infrastruktur untuknya. Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, negara ini memiliki lebih dari 2.700 unit infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik pada tahun 2023. Walaupun jumlah tersebut sudah mulai meningkat, tetapi masih jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah SPBU yang diperkirakan berjumlah sekitar 18.000.
Masa depan sepeda listrik di Indonesia cerah. Seperti yang telah disebutkan di awal esai ini, pemerintah mendorong penyebaran kendaraan listrik, serta biaya awal (belanja modal) dan biaya operasional masih merupakan area yang perlu ditingkatkan.
ADVERTISEMENT
Minat terhadap sepeda listrik dan sepeda motor listrik di Indonesia terus meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengurangi emisi karbon dan dukungan pemerintah berupa subsidi kendaraan listrik. Sepeda listrik lebih ramah lingkungan, hemat energi, dan murah untuk dioperasikan dibandingkan sepeda motor konvensional. Namun, sepeda motor listrik memiliki kecepatan dan kapasitas yang lebih tinggi, sehingga memerlukan regulasi seperti STNK dan BPKB. Meski infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik masih terbatas dibandingkan SPBU, pemerintah terus berupaya meningkatkan fasilitas ini. Dengan berbagai keunggulan dan dorongan regulasi, masa depan kendaraan listrik di Indonesia terlihat menjanjikan.
Sumber referensi:
Adi, P. (2024). Kenali perbedaan sepeda listrik dan motor listrik sebelum membeli! https://www.seva.id/blog/kenali-perbedaan-sepeda-listrik-dan-motor-listrik-sebelum-membeli-bu
Anshori, M. R., Boedoyo, M. S., & Saputro, G. E. (2024). Development of electric vehicle charging infrastructure in Indonesia to achieve the target of nationally determined contribution by 2030. Ecoment Global Journal, 9(1), April 2024. https://ejournal.uigm.ac.id/index.php/EG/article/download/3965/2157
ADVERTISEMENT
Anonim. (2024). BEV infrastructure construction surpassed target in 2023 Ministry. ANTARANEWS. https://en.antaranews.com/news/303339/bev-infrastructure-construction-surpassed-target-in-2023-ministry
Onggaria, E., et al. (2023). Comparative analysis of combustion and electric motorcycles as an alternative online-based transportation in Indonesia. https://ieomsociety.org/proceedings/2023manila/171.pdf
Triknya.com. (2025). Ada banyak alasan mengapa orang memilih untuk membeli sepeda listrik.
https://www.triknya.com/2025/01/ada-banyak-alasan-mengapa-orang-memilih-untuk-membeli-sepeda-listrik.html?m=1
Yudha, T. (2024). Minat masyarakat tinggi, penjualan kendaraan listrik tumbuh pesat di Indonesia. https://www.idxchannel.com/technology/minat-masyarakat-tinggi-penjualan-kendaraan-listrik-tumbuh-pesat-di-indonesia