Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Memaknai ‘Kumbakarna Laga’ di Bulan Kemerdekaan
10 Agustus 2021 15:09 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Gd Wawan Setiadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kabut tipis masih menyelimuti Kebun Raya Bali pagi itu. Semilir hembusan angin meniup deretan bendera dan umbul-umbul merah putih, menandakan peringatan hari kemerdekaan Indonesia telah tiba.
ADVERTISEMENT
Setelah melintasi gerbang Candi Bentar, pandangan kita akan tertuju pada deretan patung sepanjang jalan kembar Ramayana Boulevard. Patung itu merupakan elemen pendukung dalam penataan taman di Kebun Raya Bali yang diambil dari cerita Ramayana.
Patung Kumbakarna Laga menjadi titik sentral dari jalan utama yang membelah Kebun Raya Bali. Berdiri gagah ditengah lingkaran yang dikelilingi kolam.
Ramayana berasal dari kata Rāma dan Ayaṇa yang berarti "Perjalanan Rama" adalah sebuah cerita kepahlawanan dari India yang digubah oleh Walmiki (Valmiki) atau Balmiki dari cerita Dewi Sita. Cerita ini juga dipertunjukkan dalam tarian Kecak yang terkenal itu.
Diresmikan pada 15 Juli 1999 bertepatan pada peringatan 40 tahun berdirinya kebun Raya Bali, patung ‘Kumbakarna Laga’ menceritakan pertarungan antara Kumbakarna melawan pasukan monyet yang dipimpin Hanoman. Patung setinggi lima meter itu diresmikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi yang juga menjabat Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) saat itu, Prof. Dr. Ir. Zuhal, M.Sc.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan namanya, Kumbakarna Laga merupakan sebuah monumen yang didirikan dengan bentuk tokoh Kumbakarna. Perlu diketahui, Kumbakarna merupakan adik kandung dari Rahwana yang kerap dianggap sebagai tokoh antagonis. Padahal, Kumbakarna adalah tokoh kesatria yang berdedikasi.
Menurut Dewa Putu Darma, sosok yang membidani dibangunnya Ramayana Boulevard, dipilihnya tokoh Kumbakarna sebagai patung terbesar karena ada makna filosofi. “Ada makna nasionalisme” ungkapnya. Perlawanan yang dilakukan oleh Kumbakarna merupakan sebuah sifat kesatria dan nasionalis yang perlu dimiliki oleh setiap warga negara.
Dewa Putu Darma menjelaskan, sikap yang diperlihatkan oleh Kumbakarna dalam berperang melawan pasukan monyet tersebut bukan dilakukan dengan tujuan untuk membela Rahwana yang telah menculik Dewi Sita. Perlawanan itu dilakukan oleh Kumbakarna karena berusaha untuk membela tanah airnya, Kerajaan Alengka.
ADVERTISEMENT
“Makna yang dapat kita teladan dari Kumbakarna adalah pejuang tanpa pamrih, tidak untuk kepentingan derajat, pangkat, jabatan, dan kedudukan pribadi. Perjuangannya dilandasi kecintaan kepada tanah air. Berperang bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi merupakan wujud pengabdian terakhir bagi nusa dan bangsa. Ia berjuang bukan untuk mengabdi kepada raja karena ia tak sependapat dengan perbuatan rajanya. Kumbakarna memilih gugur sebagai pahlawan, tidak mau tanah airnya diserang. Ia rela mengorbankan hidupnya demi bangsa dan negaranya,” jelas Dewa Putu Darma.
“Saya ingin taman yang ada ini tidak hanya indah, tetapi juga harus bermakna. Semoga kami yang bekerja di Kebun Raya Bali ini dapat meneladan jiwa semagat patrotisme Kumbakarma. Kami akan tetap mengabdi dan berjuang untuk menjaga kelestarian ragaman tumbuhan Indonesia,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT