Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Kadin Jabar: Ekonomi Bandung Selatan Akan Tumbuh 30 Persen
20 Maret 2018 11:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Y.S. Adirekso tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kamar Dagang dan Industri Provinsi Jawa Barat (Kadin Jabar) memproyeksikan perekonomian di kawasan Bandung Selatan akan tumbuh sebesar 30 persen dalam empat tahun ke depan. Percepatan itu terjadi setelah Kadin menganalisa dampak pengoperasian jalan tol Soreang - Pasir Koja (Soroja) akhir tahun lalu. Ketua Kadin Jabar, Agung Suryamal mengatakan, pertumbuhan tersebut bakal lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya, khususnya Kota Bandung.
ADVERTISEMENT
"Keberadaan jalan bebas hambatan itu memangkas jarak tempuh Bandung Selatan dengan Kota Bandung yang tadinya lebih dari satu jam, menjadi kurang dari 20 menit. Imbasnya, konektivitas dan mobilitas sektor-sektor ekonomi dari dan menuju Bandung Selatan semakin tinggi. Hal ini mempercepat aktivitas ekonomi," kata Agung Suryamal. Karena itu, Agung menambahkan, “Saya perkirakan perekonomian Bandung Selatan akan tumbuh 30 persen dalam empat atau lima tahun ke depan,” bilangnya.
Menurut dia, sektor-sektor perekonomian yang akan tumbuh di Bandung Selatan antara lain; tekstil, pariwisata, pertanian dan agroindustri. "Karena kita tahu Bandung Selatan itu punya industri tekstil yang besar," jelas Agung Suryamal. Selain tekstil, pariwisata juga akan berkembang dengan syarat tidak hanya melulu wisata alam. yang bisa dikembangkan di Bandung Selatan tidak hanya berbasis wisata alam, melainkan juga wisata kreatif layaknya Jatim Park di Jawa Timur, atau museum dengan tema tertentu. Di satu sisi, waktu tempuh yang semakin efektif akan mendorong ekspor tekstil, agroindustri dari Bandung Selatan.
ADVERTISEMENT
“Bandung Selatan akan membantu menstabilkan perekonomian nasional dari pariwisata dan ekspor. Karena kita tahu, pemerintah pusat fokus pada dua hal itu untuk menstablikan perekonomian,” terangnya. Agung mengatakan, Kadin Jawa Barat yang beranggotakan lebih dari 20 ribu pelaku usaha menyambut baik perkembangan infrastruktur Bandung Selatan.
Ia menilai, Bandung Selatan akan menjadi primadona investasi baru mengalahkan Bandung Utara. “Karena lahan di Bandung Utara sudah sangat terbatas dan adanya peraturan KDB (Koefisien Dasar Bangunan), serta isu-isu menyangkut lingkungan, tata ruang hingga resapan air,” ungkap Agung Suryamal. Di sisi lain, laporan Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebut adanya ancaman gempa akibat aktivitas sesar Lembang, juga menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi.
Apalagi, di sisi lain kemacetan Kota Bandung sulit diurai. Merujuk data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil setempat, Bandung termasuk salah satu kota terpadat di Indonesia dengan jumlah jiwa mencapai 2,6 juta jiwa pada tahun 2016. Dengan rasio 14 ribu jiwa perkilometer, kota ini telah melebihi kapasitas. Idealnya, jumlah kepadatan penduduk per kilometer persegi di Bandung hanya dihuni oleh 850 orang.
ADVERTISEMENT
Salah satu investor yang mulai mengincar Bandung Selatan adalah Agung Podomoro Land. Pengembang nasional telah bersiap meluncurkan hunian bernuansa resor. “Potensi Bandung Selatan sebagai kawasan pariwisata kami nilai sangat mendukung konsep properti yang akan kami luncurkan, yakni hunian bernuansa resor. Project ini akan membawa pengalaman berbeda bagi penghuninya sehingga dapat merasakan tamasya setiap hari,” kata Assistant Vice Presiden Strategic Residential Agung Podomoro Land, Agung Wirajaya.
Selain fakta bahwa Bandung Selatan sebagai daerah pariwisata, alasan lain yang menarik minat APL menanamkan investasi di wilayah tersebut adalah pembangunan infrastruktur jalan dan sarana transportasi yang massif, serta mendukung penyediaan hunian. “Kebutuhan hunian di Jawa Barat yang tinggi tidak akan bisa disediakan di kawasan Bandung Utara yang telah ditetapkan sebagai daerah konservasi. Artinya, penyediaan hunian hanya bisa dilakukan di luar Kota Bandung,” Agung Wirajaya menjelaskan.
ADVERTISEMENT
Sementara Bandung Selatan dengan potensi ekonomi, pariwisata dan agroindustri, akan semakin berkembang dengan kebijakan pembangunan infrastruktur. Adanya 2 exit tol Margaasih dan Kutawaringin akan semakin mengakselerasi arus distribusi dan mobilitas di kawasan tersebut. “Kecenderungannya wisatawan akan menghindari daerah yang macet dan lebih memilih lokasi yang bisa digunakan untuk bersantai. Apalagi orang Jakarta,” kata dia.
Menggeliatnya perekonomian Kabupaten Bandung akan meningkatkan kemajuan indikator-indikator ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bandung dalam tiga tahun terakhir berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional, yakni berkisar 5,8 persen hingga 5,9 persen.
Tahun ini, ekonomi Bandung Selatan akan tumbuh lebih tinggi akibat stimulus yang muncul sebagai dampak langsung adanya tol Soroja, selain dukungan faktor-faktor internal dan eksternal.
ADVERTISEMENT