Konten dari Pengguna

"Krisis Minuman Beralkohol di Indonesia: Dampak Kesehatan Dan Kriminalitas''

Novriyandi Rizki Ramadhan
Mahasiswa Universitas Islam Indonesia
24 Oktober 2024 17:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Novriyandi Rizki Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar ini menampilkan remaja yang sedang meminum miras, dengan wajah lesu,kusam dan tatapan kosong simbol muculnya kejahatan dan kerusakan moral. Latar belakang kontras antara kehidupan kota modern dan awan gelap, melambangkan ancaman tersembunyi dari miras. Remaja tampak tidak sadar akan risiko, mencerminkan tren sosial yang diikuti tanpa memahami dampaknya. Poto by AI
zoom-in-whitePerbesar
Gambar ini menampilkan remaja yang sedang meminum miras, dengan wajah lesu,kusam dan tatapan kosong simbol muculnya kejahatan dan kerusakan moral. Latar belakang kontras antara kehidupan kota modern dan awan gelap, melambangkan ancaman tersembunyi dari miras. Remaja tampak tidak sadar akan risiko, mencerminkan tren sosial yang diikuti tanpa memahami dampaknya. Poto by AI
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang masih menghadapi tantangan besar terkait konsumsi minuman beralkohol, meskipun fenomena ini bukan hal baru, namun intensitasnya semakin meningkat dalam beberapa dekade terakhir dan menjadi sorotan utama perdebatan publik, khususnya di kalangan remaja yang menjadi permasalahan yang semakin mengkhawatirkan. Dimana remaja saat ini mayoritas sangat senang mengkonsumsi minuman beralkohol seakan-akan mereka meminum minuman biasa, hal ini terjadi karena untuk mendapatkan minuman tersebut sangatlah mudah pada saat ini yaitu dengan banyaknya outlet-outlet minuman keras yang banyak beredar layaknya seperti warung-warung minuman biasa. Padahal sudah jelas ada undang-undang di larangnya menjual miras sembarangan sabaimana di jelaskan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20/M-Dag/Per/4/2014 Tahun 2014 tentang pengendalian dan pengawasan terhadap pengadaan, peredaran, dan penjualan minuman beralkohol (“Permendag 20/2014”) yang dimana di sini bahwasanya miras tidak boleh di jual secara sembarangan apalagi kepada anak di bawah umur.
ADVERTISEMENT
Dampak negatif dari minuman alkohol
1. Kesehatan
Selain itu, efek langsung dari alkohol juga dapat menyebabkan perubahan perilaku yang dramatis, seperti agresi fisik atau kata-kata kasar, yang tentunya tidak diinginkan oleh siapa pun. Yang mana who juga menyebutkan alkohol merupakan karsinogen yang sudah diketahui dan konsumsi alkohol meningkatkan risiko beberapa kanker, termasuk kanker payudara, hati, kepala dan leher, esofagus, dan kolorektal. Pada tahun 2019, 4,4% kanker yang terdiagnosis secara global dan 401.000 kematian akibat kanker disebabkan oleh konsumsi alkohol.
2. Kejahatan
Alkohol dapat menimbulkan kejahatan karena etanol yang dikandungnya dapat memabukkan dan mematikan otak. Akibatnya, mereka mungkin kehilangan keseimbangan mental atau mengalami kelainan fisik, yang membuat mereka lebih mungkin melakukan tindakan kriminal. Banyak kejahatan dikatakan terjadi di bawah pengaruh alkohol seperti pembunuhan, pemerkosaan, dan vandalisme ini hanyalah beberapa contoh saja. Fakta ini menunjukkan bahwa alkohol tidak hanya berdampak pada keselamatan individu tetapi juga keselamatan masyarakat secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Untuk mengurangi semua peredaran alkohol ini maka di sini pemerintah harus mencari solusi cara menanggulangi peredaran miras pada saat ini yaitu dengan memberikan sanksi yang tegas kepada penjual miras tersebut. Karena ini merupakan permasalahan kompleks yang memerlukan perhatian serius dari seluruh pemangku kepentingan. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, memperkuat peraturan, dan memberikan pendidikan yang layak kepada generasi muda, kita dapat meminimalkan dampak negatif minuman keras dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi masyarakat. Untuk mengatasi tantangan ini pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama demi membrantas miras yang beredar pada saat ini.