Konten dari Pengguna

Filosofi Huma Betang dalam Pendidikan Multikulturalisme di Kalimantan Tengah

Misyanto
Saya salah satu dosen di Universitas Muhamamdiyah Palangkaraya yang sedang menempuh pendidikan program Doktoral (S3) Pendidikan Dasar di Universitas Negeri Jakarta
20 Oktober 2022 19:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Misyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Huma Betang, rumah adat masyarakat Kalimantan Tengah (Dok : Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Huma Betang, rumah adat masyarakat Kalimantan Tengah (Dok : Pribadi)
ADVERTISEMENT
Kalimantan Tengah adalah salah satu Provinsi yang ada di pulau Kalimantan, Indonesia. Jumlah penduduk di Kalimantan Tengah berjumlah 2,7 juta jiwa (sumber data BPS, 2021) dengan beragam suku, budaya, bahasa dan agama. Sehingga keragaman yang ada di tanah bumi Tambun Bungai (salah satu sebutan untuk Provinsi Kalimantan Tengah) harus tetap terjaga. Salah satu filosofi yang dijadikan masyarakat Kalimantan Tengah dalam menjaga keharmonisan dari multikultaralisme yang ada adalah filosofi Huma Betang.
ADVERTISEMENT
Huma Betang merupakan rumah adat masyarakat Kalimantan Tengah yang dibangun secara bergotong royong dengan ukuran yang besar dan panjang. Dari filosofi Huma Betang ini terkandung nilai-nilai yang mencakup empat pilar yaitu kebersamaan, kejujuran, kesetaraan dan kekeluargaan.
Nilai kebersamaan, kejujuran, kesetaraan dan kekeluargaan juga merupakan nilai-nilai yang sering diajarkan di dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan sering dikenal dengan sebutan pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah bentuk dari pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu kegiatan yang mendidik sehingga peserta didik tersebut memiliki karakter pribadinya sehingga menjadi individu yang bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri, namun juga untuk orang lain.
Sehingga filosofi huma betang sangat cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Peserta didik dapat memahami makna dari apa itu kebersamaan, kejujuran, kesetaraan dan kekeluargaan. Tentu kita ketahui bahwa di dalam setiap kelas ada multikulturalisme yang disebut karakteristik peserta didik, baik itu suku, budaya, bahsa dan agama. Filosofi huma betang dapat dijadikan sebuah landasan untuk kita bisa saling menghargai satu sama lain sehingga tercipanya masyarakat yang harmonis.
ADVERTISEMENT
Pada anak usia sekolah dasar sangat cocok dibekali dengan pemahaman tentang bagaimana menjadikan multikulturalisme sebagai kekuatan, sebagai kelebihan kita. Karena keanekaragaman bukanlah berbeda satu sama lain, namun saling mengisi satu sama lain dan saling melengkapi. (msynt).