Kabar Merah Putih: Siaran Radio Berbahasa Indonesia Pertama di Malaysia

Indri Yanuarti
ibu 2 anak hebat
Konten dari Pengguna
7 September 2020 22:12 WIB
comment
36
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indri Yanuarti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Sebuah Memoar Diplomat untuk Hari Radio Nasional ke-75

Kabar Merah Putih, Siaran Radio Berbahas Indonesia Pertama di Malaysia yang Mengudara pada tahun 2014-2018. Sumber: KBRI Kuala Lumpur
zoom-in-whitePerbesar
Kabar Merah Putih, Siaran Radio Berbahas Indonesia Pertama di Malaysia yang Mengudara pada tahun 2014-2018. Sumber: KBRI Kuala Lumpur
ADVERTISEMENT
“Jumpa lagi di Kabar Merah Putih…kami ada untuk andaaa..”. Demikian sapaan khas siaran radio berbahasa Indonesia pertama yang mengudara di langit Kuala Lumpur dan sekitarnya, setidaknya dalam rentang 3 tahun saya bertugas sebagai diplomat di KBRI Kuala Lumpur (2014-2017).
ADVERTISEMENT
Meski hanya bisa didengarkan sekali dalam seminggu, setiap Sabtu sore saja, tapi buat saya program ini adalah salah satu kenangan yang tak terlupakan. Maklum saja, sebelum berprofesi menjadi diplomat saya pernah mencicipi serunya menjadi penyiar radio swasta di Jakarta.
Program siaran radio Kabar Merah Putih (KMP) merupakan hasil kerja sama KBRI Kuala Lumpur dan Radio BERNAMA 24 Malaysia. Tak bisa disangkal, KMP membangkitkan renjana saya pada dunia penyiaran radio yang pernah saya geluti.
Penulis berofto bersama mantan penyiar senior Trijaya FM Jakarta, Mevi Mevlana di studio BERNAMA radio di mana siaran KMP dipancarluaskan. Sumber: dokumentasi pribadi
Program KMP masih seumur jagung saat saya mengawali tugas di KBRI Kuala Lumpur pada pertengahan tahun 2014. Saya pun menyambut hangat segala tugas yang berkaitan dengan penyiapan program siaran yang berdurasi 3 jam dari jam 18.00 – 21.00 waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Saya yang kebetulan punya pengalaman di bidang ini, terjun langsung bersama beberapa staf lokal KBRI Kuala Lumpur dan perwakilan masyarakat Indonesia di Kuala Lumpur yang telah diseleksi. Kami berbagi tugas menjadi penyiar dan produser secara bergantian.
Penulis saat bertugas menjadi penyiar KMP bersama staf lokal KBRI Kuala Lumpur dan WNI di Malaysia yang menjadi narasumber "Berbagai Inspirasi". Sumber: FB Kabar Merah Putih
Selain menjadi media informasi dan hiburan, KMP juga menjalankan peran sebagai alat diplomasi publik yang mampu menciptakan citra positif dan mendekatkan masyarakat kedua negara, khususnya dalam hal penguatan people-to-people contact.
Kedekatan rumpun bahasa Indonesia dan Melayu menjadikan siaran ini tidak sulit diterima oleh masyarakat setempat. Apalagi masyarakat Malaysia dikenal sangat menggemari lagu-lagu Indonesia.
Salah satu respon positif pendengar Malaysia yang dimuat di akun media sosial KMP. Sumber: FB Kabar Merah Putih
Program KMP yang disiarkan melalui frekuensi Radio BERNAMA 24 memiliki area jangkauan yang cukup luas. Cakupannya meliputi area Lembah Klang Kuala Lumpur, Johor Bahru, Selangor, Perak, Pahang, Kuching hingga Kota Kinabalu. Hal ini menjadikan KMP semakin mudah mendapat atensi dari para pendengar, khususnya WNI yang berada di Malaysia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan survey Radio BERNAMA 24 pada tahun 2016, dari sekitar 800 ribu pendengar radio milik Pemerintah Malaysia ini, sekitar 200 ribu diantaranya merupakan pendengar KMP. Sebuah data yang cukup menjanjikan dan membanggakan.
Animo pendengar tersebut memang dapat dibuktikan melalui banyaknya penelpon yang masuk saat siaran ini mengudara serta komentar yang diterima melalui media sosial KMP dan Radio BERNAMA 24.
Tentang Program KMP
Selama 3 jam mengudara, KMP menyajikan informasi-informasi yang tidak sekedar aktual, tetapi juga inspiratif. Program KMP dibagi dalam beberapa segmen, seperti “Indonesia dalam Sepekan”, “Berbagi Inspirasi”, “Tagar Minggu Ini”, “Kabar KBRI” dan “Titip-Titip Salam (TTS)”.
Penandatangan MoU Kerja Sama Program KMP pada tahun 2016. Kepala Kanselerai KBRI Kuala Lumpur saat itu, Freddy Panggabean bersalaman dengan GM BERNAMA Datuk Zulkifli Saleh usai menandatangani MoU disaksikan Dubes RI untuk Malaysia periode 2013-2017, Herman Prayitno. Sumber: KBRI Kuala Lumpur
Sedangkan dalam segmen “Berbagi Inspirasi”, KMP mengundang diaspora Indonesia di Malaysia yang memiliki nilai-nilai inspiratif seperti mereka yang bekerja sebagai guru di Malaysia, mahasiswa Indonesia berprestasi di Malaysia, WNI yang sukses membuka usaha di Indonesia, ekspatriat Indonesia yang bekerja di perusahaan multinasional di Malaysia.
ADVERTISEMENT
Sesekali untuk memperkuat daya tarik siarannya, KMP juga mengundang artis atau penyanyi Indonesia yang kebetulan sedang mampir ke Malaysia untuk manggung atau promosi lagu terbaru.
Selain itu, banyak juga lho artis Indonesia yang bermukim di Malaysia karena memang menikah dengan warga Malaysia atau mengikuti tugas suami atau istrinya di Malaysia.
Mereka juga beberapa kali mengisi siaran KMP dan memeriahkan kegiatan di KBRI Kuala Lumpur, seperti penyanyi era 80-an, Jean Retno, penyanyi dangdut Merry Andani, dan komedian serta presenter Iszur Muchtar.
Penyanyi era 80-an, Jean Retno, yang kini bermukim di Kuala Lumpur (kiri) saat menjadi tamu siaran KMP bersama penyiar KMP, Ricky dan Ika. Sumber: FB Kabar Merah Putih
Selanjutnya, KMP menjadi saluran tepat pada segmen “Kabar KBRI”, khususnya untuk mendukung berbagai informasi dan program KBRI yang perlu disosialisasikan lebih luas kepada WNI di Malaysia. Dalam segmen ini, KMP juga menghadirkan perbincangan dengan pejabat-pejabat KBRI untuk membahas isu-isu terkait.
ADVERTISEMENT
Misalnya, informasi terkait isu pendidikan dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan; sosialisasi mengenai isu kekonsuleran dan imigrasi dari Atase Imigrasi atau Fungsi Konsuler KBRI Kuala Lumpur; dan berbagai pengumuman penting yang perlu diketahui oleh WNI di Malaysia.
Titip-Titip Salam (TTS) menjadi segmen terakhir KMP yang paling favorit. Hal ini karena radio memang identik dengan lagu-lagu favorit yang diputar. Di segmen ini tentu saja para pendengar bisa menyampaikan salam dan request lagu yang ingin mereka dengar. Inilah yang menjadi kekuatan radio hingga saat ini, interaksi yang dekat layaknya teman.
Sayangnya, siaran KMP sudah tidak lagi berlanjut. Kontrak kerja sama KBRI Kuala Lumpur dengan Radio BERNAMA 24 tidak diperpanjang sejak Februari 2018. Meskipun demikian, KMP telah menorehkan sejarah sebagai program siaran radio berbahasa Indonesia pertama di Malaysia.
ADVERTISEMENT
Perannya pun tidak sepele: sebagai salah satu alat diplomasi publik yang memiliki keunikan dan kedekatan tersendiri bagi khalayak, dalam hal ini pendengarnya. Peran yang semestinya masih bisa terus dimainkan oleh radio, meski eksistensinya semakin menghadapi tantangan di era milenial.
Dokumentasi siaran terakhir KMP pada bulan Februari 2018 yang dimuat di akun media sosial KMP. MoU kerja sama program KMP antara KBRI Kuala Lumpur tidak lagi diperpanjang sejak awal 2018. Sumber: FB Kabar Merah Putih
Relevansi Radio sebagai Alat Diplomasi Publik di Era Digital
Sebenarnya di era yang diwarnai dengan berbagai kemajuan teknologi digital, radio masih bisa mempertahankan relevansinya. Alih-alih tantangan, teknologi digital justru menjadi peluang bagi radio untuk bertahan dalam medium konvergensi.
Apalagi berdasarkan kajian Nielsen pada tahun 2018, di tingkat nasional radio masih memiliki tingkat penetrasi yang cukup tinggi berdasarkan durasi konsumsi media, setelah internet dan TV.
Share of time konsumsi media di Indonesia berdasarkan kajian Nielsen tahun 2018 terkait radio audience measurement. Sumber: nielsen.com
Sementara itu kajian global terkini terkait potensi radio internet juga cukup menggembirakan. Market Research Future, sebuah perusahaan riset mengenai pasar global memperkirakan industri internet radio secara global akan tumbuh sekitar 4 Miliar USD pada tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Internet sebagai media dengan peningkatan penetrasi yang sedemikian akseleratif, harus dilihat sebagai peluang. Pengelola radio harus mencari cara meningkatkan interaksi dengan pendengar melalui berbagai platform berbasis internet.
Siaran radio dalam bentuk podcast dan live streaming merupakan alternatif yang bisa terus dikembangkan, dikonvergensikan dengan media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram ataupun existing media lainnya.
Hal yang tidak kalah pentingnya setelah mentransformasikan siaran ke jaringan internet adalah kreativitas kreator konten radio. Jadi konvergensi radio seyogyanya juga dibarengi dengan konten yang kreatif, inovatif dan berkualitas dengan penyampaian yang terasa lebih "dekat" dengan pendengar.
Bercermin dari program KMP yang berpotensi menjadi sebuah benchmark bagi diplomasi publik, saya yakin radio masih relevan untuk dioptimalkan sebagai aset diplomasi di era digital. Dalam hal ini, radio bisa terus dikembangkan dengan mengadopsi platform digital tanpa harus bergantung pada frekuensi FM semata.
ADVERTISEMENT
Hari Radio Nasional ke-75 yang jatuh pada tanggal 11 September 2020, perlu menjadi momen untuk merefleksikan kembali relevansi radio di tengah disrupsi teknologi.
Dengan digitalisasi dan konvergensi sebagai kata kunci, sudah saatnya radio ber-mediamorfosis menjadi media baru untuk tetap relevan di hati para pendengarnya. Selamat menyambut Hari Radio Nasional!