kumplus- Opini Yan Yan Sunarya- Slow Fashion

Memelihara Kearifan Lokal Lewat Slow Fashion

Yan Yan Sunarya
Dosen S1-S2-S3 Peneliti Wacana Kritik Desain-Kriya FSRD ITB. Lulusan S3 Ilmu Seni Rupa Desain ITB. Doktor BATIK SUNDA pertama di dunia. Reviewer Jurnal Nasional-Internasional. Penghargaan Buku Terbaik Desain Modern dari Mendikbud 2000. Kurator Batik.
6 Juni 2022 19:09 WIB
·
waktu baca 5 menit
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pencemaran air, polusi udara, kepunahan biota alam, hingga pemanasan global telah mendongkrak kesadaran masyarakat akan pelestarian alam. Berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi pun dikembangkan untuk menekan kerusakan lingkungan. Mulai dari mengolah limbah agar bisa digunakan kembali, hingga efisiensi terhadap sumber daya alam.
Ranah fesyen pun tak luput dari isu lingkungan. Selama ini industri fesyen dikenal bergerak cepat untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan tren. Tren yang berubah dalam waktu singkat tak sejalan dengan waktu pakai benda, yang akhirnya mendorong terjadinya istilah fast fashion. Akibatnya industri fesyen mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan demi bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
Jika ditarik ke belakang, fast fashion muncul akibat ledakan industrialisasi di Barat, yang memicu maraknya pembangunan di era awal modernisme itu. Saat itu kelompok masyarakat kelas menengah meningkat, begitu pula dengan daya belinya. Barang kini tak lagi hanya dilihat fungsinya, tetapi juga dihubungkan dengan status sosial masyarakat.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
check
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
check
Bebas iklan mengganggu
check
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
check
Gratis akses ke event spesial kumparan
check
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten