Konten dari Pengguna

Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos oleh Mahasiswi KKN UNDIP

Yasmin Nabilah
Universitas Diponegoro, Semarang
8 Februari 2022 20:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yasmin Nabilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Medan (07/02/2022) – Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Baru, Kecamatan Medan Timur, Kotamadya Medan memiliki banyak lahan kosong yang biasanya terdapat tumpukan sampah organik. Umumnya sampah tersebut berasal dari buangan rumah tangga seperti sisa makanan, dedaunan, sisa buah dan sayuran. Ironisnya, tidak hanya di lahan kosong, di pinggir jalan juga banyak tumpukan sampah karena fasilitas tempat sampah yang minim, sehingga mengganggu masyarakat pengguna jalan.
ADVERTISEMENT
Setelah melakukan survey dengan melihat langsung tumpukan sampah di lokasi (12/01/2022), mahasiswi Tim I Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro 2022 berinisiatif memanfaatkan sampah organik tersebut menjadi salah satu produk yang ramah lingkungan dan ekonomis, yaitu pupuk kompos. Program “Pemanfaatan Kompos dari Sampah Organik yang Ramah Lingkungan dan Ekonomis” ini merupakan salah satu program Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke–15 yaitu Life of Land, di mana program ini bertujuan untuk mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan dan menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.
Produk yang dihasilkan dari program ini yaitu pupuk kompos selain dapat menjadi solusi untuk permasalahan sampah organik yang tertumpuk, pupuk kompos ini juga bermanfaat untuk menyuburkan tanah yang nantinya dapat mempercepat pertumbuhan tanaman khususnya pertanian dan melembutkan tanah dengan menambahkan mikroorganisme serta membuat lingkungan menjadi lebih asri. Baik produk maupun pengaplikasian dari pupuk kompos ini mempunyai harga ekonomis yang cukup tinggi jika dijual.
Gambar 1 Menyediakan Takakura box untuk tempat pengomposan (Sumber: Penulis)
Dalam langkah–langkah proses pembuatan pupuk kompos ini, perlu disiapkan terlebih dahulu sebuah kontainer atau Takakura Box. Kontainer ini mempunyai lubang–lubang di setiap sisinya agar udara dapat masuk. Di setiap sisi kontainer bagian dalam lapiskan dengan kain karung atau kotak kardus agar mencegah tumpahnya bibit kompos dan masuknya serangga. Setelah kontainer selesai dibuat, siapkan bibit kompos yang bisa dibuat menggunakan bahan umum yang mengandung jumlah mikroorganisme fermentasi yang besar. Larutan fermentasi tersebut dicampur dengan sekam padi agar mikroorganisme dapat hidup.
Gambar 2 Proses pembuatan kompos dari sampah organik (Sumber: Penulis)
Dalam pemanfaatan sampah organik ini, sampah yang dipilih adalah dedaunan yang kering, kecuali kulit jeruk, kulit bawang dan daun teh bekas. Ada beberapa cara dan tindakan agar pengomposan optimal, yang pertama adalah sampah organik yang ingin dijadikan kompos dipotong kecil–kecil sebelum dimasukkan ke Takakura Box. Semakin kecil sampah di potong, semakin cepat proses fermentasinya. Jika sampah terlalu lembab atau basah, dibiarkan mengering dulu. Pertahankan kadar kelembaban sekitar 40–60%, jika terlalu tinggi fermentasi akan terhambat dan menyebabkan pupuk bau. Setelah sampah organik dimasukkan, tutup dengan bibit kompos sampai sampah organik dibawahnya tidak terlihat. Jaga suhu kompos tetap hangat dengan cara menutupi kompos dengan tutup kontainer yang sudah berlapiskan kain. Jika suhu terlalu dingin, fermentasi akan terganggu. Kompos diaduk sekali dalam sehari agar dapat mengintensifkan fermentasi dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan, seperti belatung.
ADVERTISEMENT
Gambar 3 Penyerahan pupuk kompos kepada masyarakat kelurahan Pulo Brayan Bengkel Baru (Sumber: Penulis)
Kompos yang sudah jadi ini dibagikan ke masyarakat Pulo Brayan Bengkel Baru yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanah dan sekaligus menunjukkan dan memotivasi masyarakat bahwa mudahnya untuk memanfaatkan sampah organik ini menjadi pupuk kompos dan menjadi solusi untuk pengolahan sampah ke depannya.
Melalui kesempatan ini, penulis berterima kasih kepada Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yaitu Fajrul Falah, S.Hum., M.Hum. yang telah mendampingi penulis dalam berproses dalam bermasyarakat. Penulis juga berterima kasih kepada Kepala Lingkungan II Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Baru yaitu Del Yuni Irawansyah, S.E. dan pihak lainnya yang bersedia mengizinkan dan membantu Mahasiswa UNDIP dalam melaksanakan kegiatan di kelurahan Pulo Brayan Bengkel Baru. Selain itu, penulis juga berterima kasih kepada teman–teman satu tim yang telah bersedia bekerja sama dan saling mendukung dalam kegiatan KKN.
ADVERTISEMENT
Semoga ilmu dan pengalaman yang didapatkan mampu menjadi bekal bagi Mahasiswa KKN UNDIP di masa yang akan datang. Penulis juga berharap dengan adanya program "Pemanfaatan Kompos dari Sampah Organik yang Ramah Lingkungan dan Ekonomis" dapat bermanfaat baik untuk pemerintah dan juga masyarakat.
Penulis : Yasmin Nabilah (Teknik Kimia, Fakultas Teknik – Universitas Diponegoro)
Dosen Pembimbing Lapangan: Fajrul Falah, S.Hum., M.Hum.