Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pembinaan Akidah dan Akhlak Pada Siswa SD Melalui Pembiasaan Sholat Dhuha
20 Oktober 2023 21:55 WIB
Tulisan dari Yayang Lowissazativa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akidah berasal dari kata عقد yang berarti ikatan. Sedangkan secara istilah, akidah adalah keyakinan hati atas sesuatu. Menurut T. M. Hasbi ash-Shiddieqy, aqidah adalah urusan yang harus dibenarkan dalam hati dan diterimanya dengan cara puas, serta tertanam kuat ke dalam lubuk jiwa dan tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat. Pengertian Akidah merupakan istilah dalam agama Islam yang dapat diartikan keyakinan atau kepercayaan dasar yang dimiliki oleh seorang Muslim. Hal ini mencakup keyakinan kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari kiyamat, dan takdir qodho dan qodar. Akidah merupakan hal yang penting dalam agama Islam dan berperan untuk membentuk tindakan, perilaku , individu dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Kata akhlak diambil dari bahasa Arab, yaitu jama’ dari bentuk mufradatnya“khuluqun” yang artinya budi pekerti, tingkah laku, peringai, dan tabiat. Ini mencakup tindakan, sikap, dan moral seseorang dalam hubungan sosial dan kehidupan sehari-hari. Sedangkan Imam Al-Ghazali mengungkapkan “Aklak adalah ibarat sifat atau keadaan dari perilaku yang konstan (tetap) dan meresap dalam jiwa, dari padanya tumbuh perbuatan-perbuatan dengan wajar dan mudah, tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan. Secara istilah akhlak merupakan pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk atau benar dan salah, mengatur kehidupan manusia, dan tujuan akhir dari setiap tinndakan manusia. Akhlak dalam berbagai tradisi agama dan budaya seringkali menekankan nilai-nilai seperti kejujuran, toleransi, kebaikan, kesopanan, kerendahan hati, dan empati. Akhlak yang baik dalam islam ditekankan sebagai bagian penting dari kehidupan seorang Muslim yang mencerminkan ajaran agama islam.
ADVERTISEMENT
Setiap sekolah pasti memiliki kegiatan yang rutin dilakukan. Kegiatan yang dilalukan setiap sekolah juga memiliki tujuan dan manfaat, sepertihalnya kegiatan keagamaan. Kegiatan keagamaan memiliki tujuan untuk memperoleh perubahan lebih baik pada siswa SD terutama pada nilai religious. Nilai karakter religius mencakup tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan lingkungan. Selain itu adanya kegiatan kegamaan dapat meningkatkan kebiasaan beribadah pada siswa SD. Salah satu pembiasaan yang dapat dilakukan sekolah ialah pendidikan karakter dengan melakukan pembiasaan sholat dhuha. Sholat Dhuha sendiri merupakan salah satu jenis sholat sunnah muakad atau yang dianjurkan dalam agama Islam.
Sholat Dhuha dilaksanakan pada pagi hari setelah matahari naik kurang lebih tujuh hasta dan jika panjang bayangan sudah sama dengan tinggi bendanya, maka berarti sudah masuk waktu dhuha hingga sebelum waktu sholat Dhuhur. Perlu diketahui, sholat dhuha ialah amalan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Beliau berharap kita berusaha dengan semaksimal mungkin melakukan amalan ini, supaya kita memperoleh keutamaannya, demi kebahagiaan baik di dunia dan di akhirat. Seperti memperoleh derajat yang mulia, menjadi golongan hamba yang taat, mendapat pahala setara ibadah umrah, diampuni segala dosa-dosa.
ADVERTISEMENT
Sholat Dhuha dilakukan dalam jumlah rakaat yang genap, seperti 2, 4, 6, atau 8 rakaat. sholat dhuha sangat dianjurkan untuk dikerjakan secara rutin. Tujuan kita melakukan sholat dhuha ialah sebagai bentuk ketaqwaan kita terhadap Allah Swt, dan juga untuk mendapatkan keberkahan dari Allah SWT serta menyucikan hati dan pikiran seseorang di awal hari. Dalam pelaksanaannya bisa bervariasi tergantung pada mazhab atau tradisi yang dianut oleh seorang muslim. Meskipun hukumnya tidak wajib, sholat Dhuha memiliki banyak keutamaan dan pahala bagi mereka yang melaksanakannya. Dalam bukunya M.Khalilurrahman Al- Mahfani yang berjudul Berkah Sholat Dhuha, dijelaskan manfaat yang didapatkan dengan mengerjakan sholat Dhuha berdasarkan pengalaman-pengalaman dari orang-orang yang mengerjakannya, antara lain: Hati menjadi tenang, pikiran menjadi lebih konsentrasi, kesehatan fisik terjaga, kemudahan dalam urusan, memperoleh rizki yang tidak disangka-sangka.
ADVERTISEMENT
Pembinaan akidah dan akhlak siswa SD melalui pembiasaan sholat Dhuha adalah pendekatan yang baik dalam upaya meningkatkan nilai-nilai keagamaan dan moral dalam pendidikan. Pembiasaan sholat Dhuha di sekolah bisa menjadi salah satu cara yang efektif untuk membangun dan memperkuat akidah dan akhlak siswa SD, tetapi harus dilakukan dengan pendekatan yang baik agar siswa mampu mengembangkan pemahaman yang benar tentang praktik keagamaan ini.Pembiasaan sholat dhuha merupakan salah satu bentuk dari sikap kepatuhan serta ketawadhu’an para siswa SD. Pembiasaan sholat dhuha merupakan kebiasaan yang membutuhkan ketelatenan siswa SD. Maka hal ini menjadi sebuah fenomena yang mampu mengiring siswa untuk lebih teliti dan disiplin dalam berbagai hal.
Imam Al-Ghazali mengungkapkan mendidik anak dengan metode memberi contoh, latihan dan pembiasaan kemudian memberi nasehat dan anjuran sebagai alat pendidikan dalam rangka membina kepribadian anak sesuai dengan ajaran agama islam. Pembentukan karakter itu berlangsung secara bertahap dan berkembang sehingga merupakan sebuah proses menuju kesempurnaan. Kemudian Al- Ghazali mengatakan: Apabila anak itu dibiasakan untuk mengamalkan apa-apa yang baik, diberi pendidikan kearah itu, pastilah ia akan tumbuh diatas kebaikan tadi akibat positifnya ia akan selamat sentosa di dunia dan akhirat. Kedua orang tuanya dan semua pendidik, pengajar serta pengasuhnya ikut serta memperoleh pahalanya. Sebaiknya jika anak itu sejak kecil sudah dibiasakan mengerjakan keburukan dan dibiarkan begitu saja tanpa dihiraukan pendidikan dan pengajarannya. Yakni sebagaimana halnya seorang yang memelihara binatang, maka akibatnya anak itupun akan celaka dan rusak binasah akhlaknya, sedang dosanya yang utama tentulah dipikulkan (orang tua, pendidik) yang bertanggung jawab untuk memelihara dan mengasuhnya.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, Al-Ghazali sangat menganjurkan untuk mendidik anak dengan cara latihan dan pembiasaan walaupun seakan-akan dipaksakan, tetapi hal tersebut bertujuan agar anak dapat terhindar dari keterlanjuran sikap yang tidak baik. pembiasaan dan latihan akan membentuk sikap tertentu pada anak, yang seiring berjalannya waktu sikap itu akan menjadi kuat, dan telah menjadi bagian dari kepribadiannya. Al-Ghazali sangat memprioritaskan kedisiplinan anak agar anak terhindar dari perbuatan yang tidak pantas dan sebagai pembiasaan untuk anak agar berbuat hal-hal yang sesuai dengan norma masyarakat berlaku.
Yayang Lowissazativa, Mahasiswi Semester 3 Prodi Pendidikan Aqidah Akhlak, UIN Malang