Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Katak Kecil yang Pintar
22 Februari 2022 14:08 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Yena Lutpiah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
oleh Yena Lutvy

ADVERTISEMENT
Ada seekor katak kecil bernama Gina. Ia adalah katak betina yang hidup di sebuah selokan yang dekat dengan sekolah dasar negeri. Setiap hari Gina mengamati anak-anak belajar di kelas, dia juga sebenarnya ingin sekolah tetapi sayang, dia terlahir sebagai seekor katak.
ADVERTISEMENT
Pada suatu hari dia bertemu seorang nenek sihir, nenek sihir itu sedang menyamar menjadi seorang penjual cilor yang banyak dibeli oleh para siswa sekolah itu. Nenek sihir itu sebenarnya punya misi, sebuah misi yang mulia. Yaitu mengabulkan permintaan dari hewan yang malang, seperti Gina, katak kecil yang malang.
Di suatu pagi yang cerah, Gina terbangun cepat, ternyata si nenek sihir itu sudah mendirikan tenda jualannya. Si nenek sihir yang baik itu sebenarnya sudah menyadari keberadaan Gina di sekitarnya, maka tanpa Gina sadari si nenek sihir menyapanya.
“Selamat pagi, Gina, kamu sedang apa?” kata sang nenek sihir kepada Gina.
"Selamat pagi, nek," jawab Gina dengan lesu, "aku sedang memperhatikan anak-anak manusia itu masuk ke sekolah."
ADVERTISEMENT
Nenek sihir menyadari raut wajah Gina yang sedih, "Kamu terlihat sedih, apakah kamu menginginkan sesuatu?" tanya nenek sihir.
Gina menjawab dengan mau-malu, “Sebenarnya aku ingin sekolah, nek, tapi apakah mungkin untuk seekor anak katak malang seperti aku untuk pergi ke sekolah bersama manusia, aku sudah hafal perkalian sampai sepuluh, lho, nek, kan setiap hari aku mengintip dari balik jendela kelas enam.”
“Nenek bisa membantumu, dengan satu syarat kamu harus menjadi juara kelas di akhir tahun pelajaran nanti,” kata nenek sihir.
“Benarkah, nek? Aku pasti bisa!!!” ucap Gina dengan penuh percaya diri.
“Simsalabim abrakadabra sekubra kubra sekinten kinten sekatak orang, jadilah kamu manusia,” begitu nenek sihir selesai merapalkan mantra, seketika katak kecil itu berubah menjadi anak perempuan berbaju merah putih yang menggemaskan, rambutnya diikat dua kanan dan kiri, pita warna warni menjuntai di rambutnya yang tampak halus dan lebat, pipinya kemerahan dan tembam seperti bakpao kecil.
ADVERTISEMENT
“Waahhhh terimakasih, nenek,” ucap Gina yang sangat menyukai bentuknya yang sekarang sebagai seorang anak manusia yang lucu dan menggemaskan.
Hari-hari dilewati Gina dengan sangat semangat, ia menjadi anak yang aktif di kelas, nilai-nilai tugasnya selalu sempurna, dan seperti perjanjiannya dengan nenek sihir yang baik itu, akhir tahun pelajaran pun datang. Gina penuh percaya diri mengerjakan ujian akhirnya, ia yakin pasti bisa lulus dalam ujian akhir ini dan menjadi juara kelas.
Hari itu pun datang, Gina datang ke kelas ditemani oleh sang nenek sihir baik yang menyamar menjadi wali asuh Gina, kata bu guru, Gina adalah anak yang pandai, dan baik hati, selalu menolong sesama yang kesusahan, Gina tidak pernah terlambat masuk kelas, nilainya pun selalu bagus, maka ibu guru yakin gina pasti lulus dalam ujian kemarin.
ADVERTISEMENT
Ketika surat itu diserahkan kepada nenek sihir dan dibukanya, nenek sihir kaget karena ternyata Gina bukan juara kelas tetapi juara umum di sekolah pada tahun itu. Gina pun diberi hadiah yang sangat besar dan piala penghargaan yang berkilauan.