Konten dari Pengguna

Berkomunikasi dengan Cara Memasak: Bahasa Cinta yang Tak Pernah Salah

yeni anggraeni
Saya seorang Mahasiswi aktif jurusan Ilmu Komunikasi. Selain berkuliah, saya juga bekerja sebagai Karyawan di sebuah Perusahaan.
30 April 2025 15:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari yeni anggraeni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi memasak bisa menjadi salah satu komunikasi di rumah (sumber https://www.istockphoto.com).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memasak bisa menjadi salah satu komunikasi di rumah (sumber https://www.istockphoto.com).
ADVERTISEMENT
Banyak orang mengira komunikasi hanya bisa dilakukan lewat kata-kata. Padahal, memasak juga bisa menjadi salah satu bentuk komunikasi yang sangat bermakna. Lewat masakan, seseorang bisa mengekspresikan perhatian, cinta, bahkan permintaan maaf, tanpa harus mengucapkan sepatah kata pun. Tidak heran jika banyak yang bilang, “jalan ke hati seseorang adalah lewat perutnya.”
ADVERTISEMENT
Memasak sebagai Ekspresi Perasaan
Setiap masakan yang dihidangkan, apalagi yang dibuat sendiri, selalu mengandung pesan khusus dari sang pembuat. Misalnya, seorang ibu yang memasak makanan favorit anaknya sebagai bentuk kasih sayang, atau seorang teman yang membuatkan sup hangat saat kita sakit sebagai tanda perhatian. Tanpa perlu berkata-kata, orang yang menerima masakan itu akan merasakan pesan cinta, kepedulian, atau rasa terima kasih dari si koki.
Menghadirkan Kenangan dan Keakraban
Masakan juga sering kali menjadi jembatan kenangan dan keakraban. Resep turun-temurun yang diwariskan dari nenek atau orang tua bukan hanya soal rasa, tapi juga sarana untuk mengenang masa lalu dan mempererat hubungan keluarga. Saat memasak bersama, ada komunikasi non-verbal yang terjalin lewat tawa, canda, dan kerja sama di dapur. Momen-momen ini memperkuat ikatan emosional antar anggota keluarga atau sahabat.
ADVERTISEMENT
Mengatasi Konflik Lewat Masakan
Tak jarang, memasak juga menjadi cara untuk meminta maaf atau memperbaiki hubungan. Alih-alih mengucapkan maaf secara langsung, seseorang bisa menunjukkan penyesalannya dengan memasak makanan kesukaan orang yang bersangkutan. Masakan yang dihidangkan dengan tulus sering kali lebih mudah diterima daripada kata-kata, karena kehangatan dan usaha yang ditunjukkan terasa lebih nyata.
Membangun Komunikasi Tanpa Batas
Memasak juga bisa menjadi bahasa universal yang menyatukan berbagai latar belakang. Saat ada acara kumpul-kumpul, potluck, atau pesta makan bersama, masakan menjadi media komunikasi lintas budaya. Lewat hidangan yang berbeda-beda, setiap orang bisa saling mengenal dan memahami budaya satu sama lain tanpa harus banyak bicara.
Memasak bukan sekadar aktivitas rutin, tapi juga bentuk komunikasi yang penuh makna. Lewat masakan, kita bisa mengekspresikan cinta, perhatian, membangun kenangan, bahkan memperbaiki hubungan dengan orang lain. Jadi, jangan ragu untuk “berbicara” lewat masakan, karena sering kali, makanan yang dibuat dengan hati bisa menyampaikan pesan lebih kuat daripada kata-kata.
ADVERTISEMENT
Yeni Anggraeni
Mahasiswi Ilmu Komunikasi
Universitas Pamulang