Konten dari Pengguna

Membangun Narasi Merek: Strategi Storytelling untuk Bisnis Modern

Yessy Nafiah
Bekerja dan berkuliah Design Komunikasi Visual di ITB Ahmad Dahlan, Jakarta
8 Juli 2024 13:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yessy Nafiah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh Lina Kivaka dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-membaca-buku-untuk-balita-1741231/
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Lina Kivaka dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-membaca-buku-untuk-balita-1741231/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tanpa kita sadari bahwa sejatinya kita tumbuh bersama dengan cerita. Baik itu cerita mitos ataupun fakta. Pasti kalian pernah dengar cerita tentang Timun Emas, Malin Kundang, ataupun asal usul yang lain
ADVERTISEMENT
Dari mana kalian tahu semua cerita itu padahal kalian tidak pernah hidup di zaman itu?,
Benar karena kita sering mendengar dari orang tua ataupun guru kita, yang di mana mereka diceritakan lagi dari orangtuanya, begitu seterusnya. Cerita itu tetap ada sampai saat ini padahal hanya diceritakan dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi sampai akhirnya cerita itu masih sering terdengar sampai sekarang.
Bisa dikatakan itu adalah salah satu kehebatan storytelling.
1. Apa itu Storytelling ?
Storytelling adalah seni menyampaikan cerita atau narasi, baik secara lisan, tertulis, maupun melalui media lain, seperti film, gambar, atau musik. Dalam konteks tradisional, storytelling seringkali melibatkan seorang pendongeng yang berbicara langsung kepada audiensnya, menggunakan suara, gerakan, dan ekspresi wajah untuk membawa cerita hidup.
ADVERTISEMENT
Dalam dunia bisnis dan pemasaran, storytelling digunakan untuk menciptakan narasi yang menarik tentang produk atau brand, membantu membangun identitas merek, dan menciptakan ikatan emosional dengan konsumen.
2. Apa fungsi atau kegunaan Storytelling dalam desain?
Ada banyak hal yang bisa kita dapati jika kita sudah bisa atau sedikit lebih tau tentang storytelling.
Desain mencangkup beberapa aspek dan elemen, terutama dalam kehidupan. Desain terbagi jadi :
Desain Grafis, Desain Interior, Desain Arsitektur, Desain Produk, Desain Komunikasi Visual, Desain Interface atau UI / UX, Desain Tekstil, Desain Lingkungan, Desain Transportasi.
Foto oleh Antoni Shkraba dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/ditulis-tangan-wanita-perempuan-kaum-wanita-4348403/
Storytelling memiliki berbagai fungsi dan kegunaan dalam desain, termasuk:
1. Meningkatkan Keterlibatan Pengguna: Cerita dapat menarik perhatian dan menjaga keterlibatan pengguna. Desain yang mengandung elemen naratif cenderung lebih menarik dan dapat membuat pengguna merasa lebih terhubung dengan produk atau layanan.
ADVERTISEMENT
2. Memperjelas Pesan: Dengan menggunakan cerita, desainer dapat menyampaikan pesan atau konsep dengan cara yang lebih jelas dan mudah dipahami. Ini membantu pengguna memahami fungsi atau manfaat dari produk atau layanan yang ditawarkan.
3. Membangun Emosi: Cerita memiliki kekuatan untuk membangkitkan emosi. Dalam desain, elemen emosional dapat membuat pengalaman pengguna lebih berkesan dan membangun hubungan yang lebih kuat antara pengguna dan produk.
4. Menciptakan Narasi Merek: Storytelling dapat digunakan untuk membangun dan mengkomunikasikan identitas dan nilai-nilai merek. Desain yang konsisten dengan narasi merek membantu menciptakan citra yang kuat dan mudah diingat di benak konsumen.
5. Menggambarkan Pengalaman Pengguna: Dalam proses desain, cerita dapat membantu menggambarkan bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan produk atau layanan. Ini membantu desainer memahami kebutuhan dan harapan pengguna, serta mengidentifikasi potensi masalah dan solusi.
ADVERTISEMENT
6. Memfasilitasi Desain Berpusat pada Pengguna: Dengan menggunakan storytelling, desainer dapat lebih mudah mengadopsi perspektif pengguna. Ini penting dalam menciptakan desain yang benar-benar memenuhi kebutuhan dan preferensi pengguna.
7. Mengomunikasikan Ide dengan Tim: Cerita dapat digunakan untuk menyampaikan ide dan konsep desain kepada anggota tim, klien, atau pemangku kepentingan lainnya. Ini membantu memastikan semua pihak memiliki pemahaman yang sama tentang arah dan tujuan desain.
8. Meningkatkan Proses Kreatif: Storytelling dapat merangsang imajinasi dan kreativitas desainer. Dengan membayangkan cerita di balik produk atau layanan, desainer dapat menemukan inspirasi untuk menciptakan solusi inovatif dan menarik.
Secara keseluruhan, storytelling dalam desain membantu menciptakan pengalaman yang lebih mendalam, menarik, dan bermakna bagi pengguna. Ini menjadikan produk atau layanan lebih relevan dan mudah diingat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas pengguna.
ADVERTISEMENT
terdengarnya tidak ada perbedaan antara storytelling dan copywriting. Mereka berdua sama-sama penting, tapi menurut aku tetap ada perbedannya sedikit.
Storytelling menurutku lebih kepada penguatan dari sebuah penciptaan atau karya yang Menceritakan sebuah cerita untuk menginspirasi, menghibur, atau mengedukasi penonton.
Dengan menggunakan narasi yang emosional, karakter yang kuat, dan plot yang menarik. Fokusnya adalah membangun hubungan emosional dengan penonton, dan membangun sebuah cerita untuk mempererat emosional yang dapat diterima oleh penonton.
Sedangkan copywriting menurutku adalah salah satu teknik pemasaran yang memfokuskan untuk mempersuasif penonton sama juga dengan membangun hubungan emosional namun jangka pendek sedangkan Storytelling membangun hubungan emosional jangka panjang. Karna tujuan copywriting lebih untuk menjual, sedangkan storytelling lebih untuk membranding.
ADVERTISEMENT