Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Indahnya Silaturahmi di Pantai Carita
16 Juni 2022 15:17 WIB
Tulisan dari Yetty Lestriani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Perjalanan membawamu bertemu denganku, ku bertemu kamu sepertimu yang kau cari, konon aku juga seperti yang kau cari”. Nah itu tadi adalah penggalan lirik lagu Hati-Hati di Jalan yang dinyanyikan oleh Tulus.
ADVERTISEMENT
Lagu tersebut yang mengantarkan keberangkatan keluarga besar H. Emben Baesusi & Hj. Nenah Junaenah ke Pantai Carita, Serang, Banten. Perjalanan ini bernama family gathering Emah Apa (1936/1939).
Emah Apa merupakan panggilan nama kepada orang tua dalam Bahasa Sunda. Emah berarti Ibu dan Apa artinya Bapak. Keduanya telah berkalang tanah.
Emah Apa lahir dan tinggal di Kabupaten Sukabumi tepatnya di Desa Ubrug, Kecamatan Warung Kiara, Kabupaten Sukabumi sebuah daerah yang dapat kita lewati ketika menuju ke Pantai Pelabuhan Ratu.
Mereka memiliki sepuluh anak terdiri dari enam anak laki-laki dan dan empat anak perempuan. Tentunya saat itu tidak mengikuti program pemerintah Indonesia dalam pembangunan keluarga kecil dua anak cukup. Tetapi kondisi ini membuat keluarga ini sangat ramai dan ceria dalam setiap pertemuan keluarga.
ADVERTISEMENT
Perjalanan Menuju Pantai Carita
Perjalanan yang diikuti oleh seluruh anggota keluarga dari sepuluh anak Emah Apa ini sudah direncanakan beberapa bulan sebelumnya dan akhirnya menjadi kenyataan.
Kami berangkat pada Sabtu, 14 Mei 2022 menuju Pantai Carita dan memilih bus pariwisata sebagai alat transportasi menuju ke sana demi kebersamaan.
Bus mulai berjalan dari Kota Bandung dini hari dengan membawa salah satu anggota keluarga yang tinggal di sana dan menjemput keluarga lainnya di setiap titik penjemputan di Cianjur, Sukabumi dan Bogor.
Keluarga saya yang berasal dari Bogor pun sudah menunggu kedatangan bus di salah satu halte daerah Sentul City, terutama anak-anak yang tidak sabar melihat penampakan bus yang akan membawa mereka.
ADVERTISEMENT
Tidak lama bus datang pukul 06.00 dan senang rasanya dapat bertemu kembali dengan keluarga besar yang saat itu masih terlihat mengantuk karena sejak semalam mempersiapkan semua kebutuhan.
Masuk tol Jagorawi kami memposisikan duduk dengan nyaman dan saling menyapa kabar sambil bercerita satu sama lain. Bus sudah terisi penuh oleh anggota keluarga dan kami sangat antusias dengan perjalanan ini karena pertama kalinya keluarga besar Emah Apa berkumpul dan piknik bersama ke luar kota.
Terbayang sudah suasana pantai di pikiran, ingin rasanya segera sampai di sana tetapi kami bertemu dengan kemacetan di beberapa titik setelah keluar gerbang tol Cilegon Timur.
Padatnya kendaraan menuju ke Pantai Carita dan saat itu masih suasana libur lebaran sehingga banyak yang keluar rumah untuk bersilaturahmi membuat macet di berbagai tempat.
ADVERTISEMENT
Kemacetan ini pun kami nikmati dengan mendengarkan dan bersenandung irama lagu riang dan mengeluarkan perbekalan makanan kecil yang ada di bus. Ada salah satu anggota keluarga yang berkeliling untuk membagikan makanan dan minuman dan ada yang bergurau membuat kami tertawa dalam kemacetan.
Asap yang mengepul dari beberapa titik cerobong pabrik industri dengan areanya yang luas menjadi pemandangan perjalanan kami. Betapa tidak, kami melewati daerah zona industri yang cukup besar di Provinsi Banten termasuk PT. Krakatau Steel yang sudah lama beroperasi di Cilegon. Saya merasa terkesima dengan kawasan industrinya walaupun hanya sekedar lewat dan melihat dari dalam bus.
Air laut menampakkan diri dan lambaian pohon kelapa terlihat sebagai tanda semakin dekat dengan tempat tujuan. Akhirnya kami tiba di Vila Kura-Kura beberapa menit sebelum azan zuhur berkumandang.
ADVERTISEMENT
Suara histeris bahagia terdengar dan kami tidak sabar untuk turun dari bus dan melihat langsung Pantai Carita. Lokasi Vila yang sangat dekat dengan pantai berjarak 50 meter membuat kami ingin segera bermain dengan air laut yang tenang.
Momen Silaturahmi dan Kebersamaan
Rasa lelah dalam perjalanan terbayar sudah dengan pemandangan pantai yang indah dan suasana vila yang hangat. Momen silaturahmi dan kebersamaan kami pun semakin terasa dengan mengunakan kaos seragam bertuliskan “Keluarga Besar Emah Apa”.
Kami melakukan berbagai aktivitas bersama seperti kompetisi permainan, senam erobik, berenang, bermain bulu tangkis, naik banana boat dan tak lupa anak-anak bermain pasir dengan membentuk gunung. Keceriaan serta gelak tawa menyelimuti momen yang tak terlupakan itu.
ADVERTISEMENT
Tentu saja menikmati matahari terbenam menjadi bagian yang tidak akan terlewatkan. Semburat warna kuning dan oranye yang begitu cantik membuat potret Pantai Carita lebih memukau.
Menjelang malam kami melakukan aktivitas yang lebih intensif, mengaji dan membaca doa bersama untuk Emah dan Apa serta mendengarkan tausiah dari Ustaz yang sengaja kami undang, lalu makan malam bersama dan berbagi kebahagiaan dengan saling memberi hadiah.
Keesokan harinya kami disambut oleh matahari yang bersinar terang dan suara ombak yang bergemuruh seolah mengajak kami untuk menghampirinya.
Pemandangan Pantai Carita semakin terlihat menawan dengan adanya anak Gunung Krakatau. Kami pun tak lupa foto bersama untuk melukis kenangan indah.
“Janganlah menghapus persaudaraan, namun hapuslah dengan kebersamaan silaturahmi demi lanjutnya persaudaraan”, itulah pesan dari family gathering keluarga Emah Apa. (yl)
ADVERTISEMENT
Kebersamaan ini kami abadikan dan dokumentasikan di Instagram @emah_apa
Yetty Lestriani- Pranata Humas BRIN