Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Lingkungan Terjaga, Ikan Melimpah, Nelayan Sejahtera
26 Maret 2023 20:03 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari yhernuryadin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber daya ikan merupakan renewable resources atau sumber daya yang dapat pulih. Hal tersebut dapat terjadi bila pengurangan populasi (kematian) seimbang dengan penambahan populasi (kelahiran) atau recruitment.
ADVERTISEMENT
Pengurangan populasi berasal dari kematian alami dan kematian penangkapan. Kematian alami disebabkan oleh penyakit, predasi dan ketersediaan makanan, sedangkan kematian penangkapan terjadi akibat adanya aktivitas penangkapan ikan.
Namun populasi sumber daya ikan akan terus menurun apabila lingkungan dari sumber daya alam tersebut tidak dijaga dan penangkapan ikan menggunakan cara-cara yang merusak lingkungan.
Lingkungan atau habitat merupakan tempat yang sangat penting bagi ikan untuk memijah, berkembang biak, berlindung dari predator dan mencari makan, sehingga perlu dijaga untuk keberlanjutan dari sumber daya ikan tersebut.
Contoh dari lingkungan atau habitat ikan yang penting adalah mangrove (hutan bakau), terumbu karang dan padang lamun. Hutan Bakau tempat bagi udang dan kepiting mencari makan, berlindung dan berkembang biak. Sedangkan terumbu karang tempat hidup bagi ikan-ikan karang seperti kerapu, ikan ekor kuning dan ikan hias. Padang lamun merupakan habitat utamanya ikan beronang.
ADVERTISEMENT
Rusaknya habitat tersebut akan menurunkan populasi sumber daya ikan karena ikan sudah tidak mempunyai tempat mencari makan dan berkembang biak lagi.
Cara-cara menangkap ikan juga berpengaruh terhadap keberlanjutan sumber daya ikan. Penggunaan alat penangkapan ikan yang ekstraktif dan berlebihan menyebabkan tingkat kematian ikan lebih tinggi dari tingkat kelahiran sehingga populasi akan semakin menurun.
Begitu juga penggunaan alat penangkap ikan yang merusak lingkungan (illegal destructive fishing) seperti penggunaan bom dan potasium. Penggunaan bom akan menghancurkan terumbu karang di sekitarnya, sedangkan penggunaan potasium akan mematikan terumbu karang juga padang lamun.
Kondisi-kondisi tersebut akan menurunkan daya dukung (carrying capacity) lingkungan terutama dalam fungsi sebagai tempat reproduksi ikan dan mencari makan.
Contoh bagaimana lingkungan dijaga dan dapat menyejahterakan Nelayan yaitu Nelayan Merauke. Mereka menjaga dan merawat lingkungan sumber daya dengan tidak menebangi pohon-pohon bakau yang merupakan habitat bagi ikan maupun udang untuk berkembang biak dan mencari makan. Dengan masih terpeliharanya hutan bakau, udang di sepanjang pantai Merauke melimpah.
ADVERTISEMENT
Hanya bermodalkan alat tangkap pukat dan mengandalkan man power (tenaga manusia) untuk mendorong alat penangkap ikan tersebut sepanjang pantai, nelayan Merauke mendapatkan udang sebanyak 20 Kg setiap harinya yang ditangkap dari pagi sampai siang. Udang-udang tersebut dijual langsung di pinggir pantai ketika mereka selesai melakukan penangkapan udang.
Hasil tangkapan udang tersebut dibeli oleh para pedagang dengan harga Rp 20 ribu per kilogra,, sehingga nelayan Merauke mendapatkan rata-rata penghasilan Rp 400 ribu setiap harinya, kalau dikalkulasi dalam satu bulan mereka menangkap udang sebanyak 20 kali (20 hari), total pendapatan mereka dalam satu bulan adalah Rp 8 juta.
Pendapatan tersebut di atas pendapatan UMR DKI yaitu sekitar Rp 4,9 juta atau lebih tinggi dari UMR Kabupaten Merauke sebesar Rp 3,8 juta. Pendapatan tinggi tersebut merupakan buah dari mereka menjaga habitat ikan dan penggunaan alat penangkap ikan yang tidak ekstraktif dan merusak lingkungan.
Nelayan Merauke telah memberikan pelajaran bagi kita bahwa dengan menjaga lingkungan, sumber daya ikan akan melimpah dan nelayan sejahtera.
ADVERTISEMENT