Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Dampak Perang Rusia-Ukraina terhadap Implementasi SDGs 13 di Ukraina
5 Januari 2025 15:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari Yizreel Otniel Nggelan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sustainable Development Goals (SDGs) 13 berfokus pada aksi global terhadap perubahan iklim, dengan tujuan memperkuat ketahanan, adaptasi terhadap dampak iklim, dan pengurangan emisi gas rumah kaca. Namun, perang Rusia-Ukraina yang dimulai pada Februari 2022 telah membawa tantangan besar bagi implementasi tujuan ini, khususnya di Ukraina. Konflik tersebut tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga membalikkan berbagai kemajuan yang telah dicapai Ukraina dalam menghadapi perubahan iklim.
Sebelum perang, Ukraina berkomitmen untuk mencapai SDGs 13 melalui berbagai inisiatif, seperti transisi ke energi terbarukan, efisiensi energi, dan reforestasi. Ukraina juga berpartisipasi dalam perjanjian internasional seperti Kesepakatan Paris untuk menurunkan emisi karbon hingga 65% pada 2030 dibandingkan dengan tingkat tahun 1990. Namun, konflik bersenjata telah memengaruhi kemampuan negara untuk mempertahankan komitmen ini.
ADVERTISEMENT
Perang Rusia-Ukraina telah menghancurkan infrastruktur energi, termasuk pembangkit listrik tenaga angin dan surya yang menjadi kunci transisi energi Ukraina. Serangan terhadap pembangkit listrik, saluran pipa gas, dan fasilitas distribusi telah meningkatkan ketergantungan Ukraina pada sumber energi berbasis karbon seperti batu bara, yang bertentangan dengan tujuan SDGs 13.
Selain itu, penghancuran lahan hutan dan area hijau akibat konflik telah mengurangi kemampuan Ukraina untuk menyerap karbon secara alami. Penurunan luas area vegetasi memperburuk emisi gas rumah kaca.
Perang secara langsung meningkatkan emisi karbon dioksida melalui penggunaan senjata berat, tank, dan pesawat tempur. Operasi militer berskala besar membutuhkan bahan bakar dalam jumlah besar, yang menghasilkan emisi signifikan. Penembakan, kebakaran akibat konflik, dan polusi udara di daerah perang semakin memperburuk dampak lingkungan.
ADVERTISEMENT
Perang memaksa pemerintah Ukraina mengalihkan anggaran dan sumber daya manusia untuk pertahanan dan bantuan kemanusiaan, mengurangi alokasi untuk proyek iklim dan keberlanjutan. Hal ini menyebabkan stagnasi atau pembatalan proyek-proyek penting, seperti pembangunan fasilitas energi terbarukan dan reforestasi skala besar.
Meskipun perang telah menciptakan kerusakan besar, proses rekonstruksi pasca-konflik memberikan peluang untuk membangun infrastruktur yang lebih hijau dan berkelanjutan. Dengan bantuan internasional, Ukraina dapat berinvestasi dalam teknologi rendah karbon dan energi terbarukan untuk mempercepat transisi energi.
Perang Rusia-Ukraina telah memberikan dampak signifikan terhadap implementasi SDGs 13 di Ukraina, memperlambat transisi energi dan memperburuk emisi karbon. Meskipun tantangan ini sangat besar, rekonstruksi pasca-konflik menawarkan peluang untuk membangun kembali Ukraina yang lebih hijau dan tangguh terhadap perubahan iklim. Dukungan internasional dan komitmen pemerintah akan menjadi kunci untuk memastikan Ukraina tetap berada di jalur menuju keberlanjutan dan mitigasi iklim.
ADVERTISEMENT