Ada Apa dengan Wenger dan Alexis?

5 Maret 2017 10:35 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Alexis Sanchez, disingkirkan Wenger? (Foto: REUTERS/Phil Noble)
Arsenal dan Arsene Wenger tidak pernah berhenti membuat cerita. Bukan cerita positif memang, melainkan kontroversi yang seharusnya tidak perlu terjadi.
ADVERTISEMENT
Dini hari (5/3) tadi, Arsenal bertandang ke Anfield untuk menghadapi tuan rumah Liverpool. Kedua tim sendiri, sebelum pertandingan dimulai, sedang banyak mendapat sorotan akibat buruknya performa mereka belakangan ini. Arsene Wenger, sebagai manajer yang telah mengomando "Gudang Peluru" selama lebih dari dua dasawarsa, tahu betul bahwa tidak ada pilihan untuknya selain menang.
Karena itulah dia kemudian melakukan perjudian. Alih-alih menggunakan cara yang biasa dia gunakan, Wenger memutuskan untuk mengubah pendekatan taktiknya. Berhadapan dengan pasukan Juergen Klopp yang dikenal piawai menghancurkan struktur permainan, Wenger memutuskan untuk memainkan sepak bola yang dibencinya, sepak bola direct. Untuk itu, mantan pelatih Monaco tersebut kemudian membuat keputusan aneh: mencadangkan Alexis Sanchez.
"Kami mencoba untuk lebih direct, yang berarti saya ingin agar penjaga gawang menendang bola langsung kepada penyerang," terang Wenger usai laga kepada BBC Sport.
ADVERTISEMENT
Wenger sendiri memutuskan untuk memasang Olivier Giroud yang biasa dimainkan sebagai supersub dan Danny Welbeck yang selama ini lebih banyak berkutat di meja perawatan. Alasan Wenger simpel saja: Dia menginginkan pemain-pemain yang kuat di udara.
Akan tetapi, perjudian Wenger itu gagal. "Kami kekurangan kecepatan di babak pertama," aku pria 67 tahun itu. "Kami tidak bisa membuat peluang dan sepak pojok kami sia-sia semuanya."
Di babak pertama, Arsenal tertinggal 0-2 lewat aksi Sadio Mane dan Roberto Firmino. Wenger pun kemudian menelan ludahnya sendiri seraya memasukkan Alexis untuk menggantikan Francis Coquelin yang sudah mendapat kartu kuning.
"Saya tahu Alexis Sanchez adalah pemain hebat. Saya tahu karena saya yang membelinya. Keputusan itu (mencadangkannya -- red.) adalah keputusan sulit," tambah Wenger.
ADVERTISEMENT
Alexis, pemain asal Chile berusia 28 tahun itu, akhirnya berkontribusi atas membaiknya performa Arsenal pada babak kedua. Umpan terobosannya pada menit ke-57 berhasil diselesaikan dengan sempurna oleh Danny Welbeck untuk memperkecil ketertinggalan.
Namun, Arsenal akhirnya kalah 1-3 setelah serangan balik Liverpool di menit penghabisan berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh Georginio Wijnaldum. Arsenal pun melorot ke peringkat kelima, sementara Liverpool merangsek ke posisi ketiga.
Kekalahan ini, selain membuat peluang juara Arsenal kian menipis juga membuat tekanan kepada "Sang Profesor" semakin hebat. Spanduk bertuliskan "Wenger Out" yang tampak di Anfield dini hari tadi juga sudah bukan barang baru.
Untuk Alexis sendiri, dicadangkannya mantan pemain Udinese ini semakin memperkuat spekulasi akan kepindahannya di musim depan. Bukan rahasia lagi bahwa Alexis adalah satu-satunya pemain Arsenal yang selalu tampil konsisten di setiap laganya. Bahkan, boleh dikatakan bahwa "Meriam London" sangat bergantung pada pemain bertinggi 170 cm itu.
ADVERTISEMENT
Sudah 20 gol disarangkan Alexis dari 33 pertandingan yang dia jalani musim ini. Tak hanya gol, Alexis pun memimpin daftar perolehan assist untuk timnya. Seringkali, termasuk dalam laga melawan Liverpool, Alexis menjadi satu-satunya pemain Arsenal yang layak bermain untuk klub sebesar Arsenal.
Kontrak Alexis sendiri akan habis Juni 2018 mendatang dan melihat semakin runcingnya pertentangan antara dirinya dan Arsene Wenger, boleh jadi dia akan dilepas lebih cepat musim panas nanti. Bagi Alexis, kepergian dari Arsenal sama dengan menyelamatkan kariernya.
Sementara itu, bagi Arsenal, kehilangan Alexis menunjukkan bahwa mereka tidak pernah berprogres sejak pindah ke Ashburton Grove dari Highbury lebih dari sedekade lalu. Mereka tetap tidak mampu memagari pemain-pemain bintang mereka karena prestasi mereka yang tidak pernah membaik dari tahun ke tahun.
ADVERTISEMENT