Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Lebih Dekat dengan Para Protagonis Ajax Musim Ini
23 Mei 2017 16:30 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT

Bahwa Ajax adalah epitome keberhasilan pengembangan pemain muda, itu bukan rahasia lagi. Namun, di tengah kerasnya sepak bola modern di mana kekuatan finansial menjadi faktor penentu keberhasilan paling berpengaruh, apa yang seharusnya dibanggakan Ajax ini justru menjadi sebuah kutukan.
ADVERTISEMENT
Dalam sejarah persepakbolaan Eropa, Ajax adalah salah satu klub paling dihormati. Tak hanya karena kehebatan mereka dalam mendidik pemain berbakat, tetapi juga karena dari markas merekalah lahir sebuah gagasan paling revolusioner dalam sepak bola: totaal voetbal.
Namun, Ajax tak pernah memiliki kekuatan finansial yang bisa ditandingkan dengan para bangsawan sepak bola Eropa lainnya. Sebagai klub Belanda, di mana kompetisi tidak pernah semegah Premier League, La Liga, Bundesliga, atau Serie A, Ajax pun kemudian harus bertahan hidup dengan menjual para pemain didikan mereka.
Untuk itulah, mereka kemudian sempat harus lama absen dari panggung yang dulu cukup sering mereka jejak: final kejuaraan antarklub Eropa. Dengan bimbingan legenda-legenda yang kini bermain di balik layar seperti Marc Overmars, Dennis Bergkamp, dan Edwin van der Sar, Ajax bangkit lagi. Kamis (25/5) dini hari mendatang, mereka bakal menantang Manchester United di final Liga Europa.
ADVERTISEMENT
Lewat tulisan ini, kami ingin mengajak Anda berkenalan lebih dekat dengan lima pemain yang membawa Ajax tampil impresif di Eropa musim ini. Berikut daftarnya:
1) Andre Onana

Situasinya sekarang begini. Ada seorang kiper didikan Ajax yang kini menjadi penghangat bangku cadangan di Barcelona. Sebaliknya, sosok kiper yang kini menjadi andalan di Amsterdam ArenA adalah alumnus La Masia berusia 21 tahun. Si penghangat bangku cadangan itu bernama Jasper Cillessen dan si kiper andalan bernama Andre Onana.
Awalnya, Onana bisa sampai ke Barcelona lewat bantuan Samuel Eto'o Foundation. Setelah lima tahun mengenyam pendidikan di La Masia, Onana diangkut ke Amsterdam.
Setahun di Jong Ajax, Onana pun kemudian dipercaya menjadi kiper utama Ajax setelah Cillessen pindah ke Barcelona. Peter Bosz pun tak salah ketika memberi kepercayaan pada Onana.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang kiper, kemampuannya komplet. Meski aslinya merupakan seorang shot-stopper, Onana pun tak jarang keluar dari sarangnya untuk menyapu bola-bola yang datang. Inilah yang membuat kiper asal Kamerun ini begitu nyetel dengan gaya permainan Ajax. Sebaliknya, kehadiran Onana di bawah mistar pun membuat Ajax tak lagi merindukan Cillessen.
2) Davinson Sanchez

"Bek terakhir yang kualitasnya sebagus Davinson Sanchez adalah Jaap Stam," tulis Ruud Gullit dalam kolomnya di De Telegraaf.
Bergabung pada awal musim ini dari Atletico Nacional, Sanchez adalah bek berusia 20 tahun dari Kolombia yang dikenal lewat perpaduan antara kekuatan dan ketenangan. Sempat sekali memperkuat Jong Ajax, Sanchez kemudian tak terhentikan. Di saat Heiko Westermann, Nick Viergever, dan Matthijs de Ligt senantiasa bergantian mengisi pos bek tengah, Sanchez menjadi konstanta di jantung pertahanan.
ADVERTISEMENT
Setelah berhasil mengantarkan Nacional menjadi jawara Copa Libertadores, tawaran pun mengalir deras untuk dirinya, termasuk dari Barcelona. Sanchez akhirnya memilih Ajax dan melihat prospeknya yang cerah, jangan kaget jika namanya nanti kembali ramai diperbincangkan di bursa transfer musim panas.
3) Davy Klaassen

Satu persamaan yang dimiliki Steven Gerrard, John Terry, dan Davy Klaassen adalah bahwa ketiga pemain ini sama-sama dijuluki "Captain Fantastic" di klubnya masing-masing. Meski mengenakan kostum bernomor 10, Klaassen bukanlah seorang pemain nomor 10.
Klaassen adalah Bryan Robson-nya Ajax. Pemain serbabisa di lapangan tengah yang digugu dan ditiru rekan-rekannya. Setelah Ajax ditinggal Siem de Jong ke Newcastle United, Klaassen-lah yang dipercaya untuk memimpin "Anak-anak Dewa" ini.
ADVERTISEMENT
Klaassen sendiri adalah seorang gelandang yang, menurut Frank de Boer, mampu membaca perubahan dalam permainan lebih cepat dari siapa pun dan merupakan perpanjangan tangan pelatih.
Tak hanya De Boer, pujian pun datang pula dari Johan Cruyff. Menurut legenda sepak bola Belanda itu, Klaassen memiliki kemampuan yang sama dengan Xavi dan Toni Kroos dalam urusan mengontrol permainan.
Namun, kelebihan Klaassen tak hanya dalam hal kecerdasan saja. Dia pun juga memiliki kemampuan fisik yang membuatnya digadang-gadang bakal sukses di liga seperti Premier League.
4) Hakim Ziyech

Untuk ukuran Ajax, uang sebesar 11 juta euro sudah sangat banyak. Akan tetapi, ketika mereka mengeluarkan uang sejumlah itu -- termahal kedua sepanjang sejarah klub -- untuk menebus Hakim Ziyech dari Twente, 11 juta euro itu seperti tak ada artinya.
ADVERTISEMENT
Meski sempat dikaitkan dengan klub-klub kaya Eropa pada musim panas 2016 lalu, Ziyech yang statusnya sempat dibekukan Twente karena terus-terusan merajuk itu akhirnya memilih Ajax sebagai tempat berlabuh. Di bawah Peter Bosz, Ziyech tak lagi bermain sebagai penyerang sayap, melainkan sebagai playmaker.
Pelatih Feyenoord, Giovanni van Bronckhorst, pernah menyebut Ziyech sebagai pemain terbaik di Eredivisie yang memiliki segalanya. Van Bronckhorst benar. Di lini serang Twente dulu, pemain Maroko ini melakukan semuanya sampai akhirnya dia pun muak dan ingin hengkang.
Di Ajax, dengan rekan-rekan yang kualitasnya lebih baik, Ziyech pun makin bersinar. Sinerginya dengan Klaassen dan Lasse Schoene atau Donny van de Beek yang begitu dinamis membuat Ajax menjadi kekuatan yang menakutkan lagi.
ADVERTISEMENT
5) Amin Younes

Bersama Andre Onana, Amin Younes disebut-sebut sebagai perekrutan pemain muda terbaik Ajax di bawah rezim Marc Overmars sebagai direktur olahraga. Onana didatangkan dari Barcelona dan mampu mengisi pos yang ditinggalkan Jasper Cillessen dengan apik. Sementara itu, Younes yang diangkut dari Borussia Moenchengladbach pun menjelma menjadi salah satu pemain terbaik Ajax.
Sama seperti Overmars, Younes adalah seorang winger kiri yang mengandalkan kaki kanan sebagai kaki terkuat. Pelatihnya di Gladbach dulu, Lucien Favre, menyebut Younes sebagai pemain yang bisa mengisi semua posisi di lini depan. Tak hanya itu, pemuda 23 tahun ini juga piawai dalam menciptakan peluang dan menyenangi duel satu-lawan-satu, khususnya dengan full-back lawan.
Sebagai pemain yang dibesarkan sepak bola jalanan, Younes memang terampil dalam memanfaatkan ruang sekecil apa pun. Atas penampilan impresifnya bersama Ajax musim ini, Younes pun diganjar pemanggilan ke Tim Nasional Jerman untuk mengikuti Piala Konfederasi 2017.
ADVERTISEMENT