Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Mencoba Menjinakkan Bom Waktu di Real Madrid
17 Mei 2017 12:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Salah satu rahasia di balik progres Juventus dalam enam tahun terakhir, tulis Gabriele Marcotti dalam kolomnya di ESPNFC, adalah kontinyuitas mereka dalam membenahi apa yang sebetulnya tidak rusak. Setelah sebelumnya mereka kesulitan bahkan untuk lolos ke Liga Champions, kini mereka telah kembali menjadi kekuatan mapan, tak hanya di Italia, tetapi juga di Eropa.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, apa yang disebut Marcotti itu agak kurang tepat. Juventus tidak membenahi apa yang tidak rusak, tetapi berbenah sebelum apa yang mereka miliki itu rusak. Daripada harus terus-menerus mengulangi dari awal, mereka tak pernah berhenti bergerak.
Hal ini memang tidak hanya dilakukan oleh Juventus. Semua klub mapan seperti Barcelona, Bayern Muenchen, dan Real Madrid pun melakukannya. Itulah mengapa, kata Rio Ferdinand, tim-tim ini tidak pernah mengulang dari awal seperti halnya tim-tim Inggris kebanyakan.
Bayern sudah melakukan itu. Sebelum musim berakhir, mereka sudah menjalin kesepakatan dengan Niklas Suele dan Sebastian Rudy. Mereka pun kini sudah dikait-kaitkan dengan Leon Goretzka.
Nah, meski terlihat sempurna, Real Madrid juga perlu melakukan hal-hal demikian. Sesegera mungkin, kalau bisa. Sebabnya, di balik "kesempurnaan" itu, tersimpan beberapa masalah yang harus segera diselesaikan.
ADVERTISEMENT
Zinedine Zidane memang mampu menyulap tim pelapis Real Madrid menjadi tim yang sangat bisa diandalkan, terutama ketika jadwal yang dijalani sedang padat-padatnya. Dari situ pulalah nama Alvaro Morata, James Rodriguez, Lucas Vazquez, Nacho Fernandez, dan Marco Asensio mencuat. Selain itu, performa impresif Isco Alarcon di tim utama pun muncul berkat konsistensinya di tim pelapis ini, selain karena cedera kambuhan yang dialami Gareth Bale.
Terlihat menyenangkan? Tunggu dulu.
Sebagai penyerang tengah terbaik El Real, Alvaro Morata pun merasa layak mendapat jatah bermain di tim utama. Namun kenyataannya, Zidane masih lebih memilih Karim Benzema sebagai juru gedor utama dan inilah yang membuat Morata dikabarkan kesal. Pada laga melawan Sevilla lalu, mantan penyerang Juventus ini terlihat enggan menanggapi uluran tangan Zidane saat ditarik keluar. Alhasil, rumor transfer pun makin kencang saja terdengar.
ADVERTISEMENT
Rumor transfer ini pun menimpa James Rodriguez. Bahkan, salah satu pemain yang paling sering terlibat dalam terciptanya gol-gol Real Madrid ini sudah dikabarkan "selangkah lagi menjadi pemain Manchester United". Bagi James, langkah ini memang masuk akal karena sehebat apapun dia di Madrid, pemuda Kolombia ini tetap kesulitan menembus tim inti.
Kemudian, mencuatnya Isco pun memunculkan korban lain. Jika sebelumnya Isco-lah yang selalu santer dikabarkan bakal hengkang, kali ini nama Gareth Bale disebut-sebut bakal mengikuti jejak James. Meski masih sebatas rumor, tetap saja hal-hal seperti ini amat mengganggu.
Dari sini kemudian terlihat bahwa apa yang menjadi kekuatan utama Real Madrid musim ini berpotensi menjadi sebuah kelemahan. Jika nantinya pemain-pemain ini benar-benar hengkang, Real Madrid bakal memiliki banyak pekerjaan rumah untuk mencari pelapis-pelapis sekaliber mereka.
ADVERTISEMENT
Bicara soal pemain pelapis, sebenarnya sudah terlihat bahwa ada sebagian pemain pelapis Real Madrid yang penampilannya senantiasa ada di bawah rata-rata. Danilo Luiz da Silva menjadi nama terdepan dalam hal ini.
Didatangkan dari Porto dengan banderol 31,5 juta euro, Danilo gagal menjadi The Next Dani Alves. Sebaliknya, dia justru kerap melakukan kesalahan-kesalahan seperti ketika membiarkan Yannick Ferreira-Carrasco melakukan penetrasi pada semifinal leg kedua Liga Champions. Untung saja ketika itu Keylor Navas mampu memblok tendangan Carrasco dan sundulan Kevin Gameiro yang menyusulnya.
Danilo, bersama Fabio Coentrao, boleh jadi merupakan pemain-pemain pelapis terburuk Real Madrid. Akan tetapi, mencari full-back adalah salah satu pekerjaan paling sulit dalam sepak bola. Untuk pelapis Marcelo di pos bek kiri, Madrid dikabarkan sudah menjalin kesepakatan dengan bek kiri belia milik tetangga, Theo Hernandez. Sekarang, tugas mereka adalah menentukan apa yang ingin mereka lakukan terhadap Danilo.
ADVERTISEMENT
Lalu, selain pos full-back, Real Madrid pun perlu melakukan pembenahan di pos bek tengah. Pasalnya, dengan Pepe yang dikabarkan bakal hengkang di akhir musim, mereka nantinya cuma bakal memiliki tiga bek tengah murni dalam diri Sergio Ramos (yang juga makin menua), Raphael Varane (yang rentan cedera), dan Nacho Fernandez (yang harus diakui, bukan pemain top).
Berikutnya, ada pula masalah yang sudah bertahun-tahun menggelayuti Santiago Bernabeu: David de Gea. Pertanyaan terbesarnya di sini adalah apakah Madrid benar-benar membutuhkan De Gea dalam waktu dekat ini? Bukankah mereka sudah memiliki kiper andal dalam diri Keylor Navas? Bukti apa lagi yang harus diberi kiper Kosta Rika itu kepada Los Blancos?
Well, Navas memang sudah tidak perlu membuktikan apa-apa. Akan tetapi, David de Gea memang terlihat lebih "seksi" dibanding Navas. Selain lebih muda, De Gea juga merupakan orang Spanyol asli dan lebih bisa "dijual". Real Madrid pun tidak akan keberatan untuk "meng-Casillas-kan" Keylor Navas. Kalau legenda seperti Casillas saja bisa disingkirkan begitu saja, bagaimana dengan Navas?
ADVERTISEMENT
Terakhir, soal Zidane sendiri. Sudah umum diketahui bahwa relasi Zidane dengan Florentino Perez tidaklah hangat. Pemecatan Vicente del Bosque dan Carlo Ancelotti disebut-sebut membuat Zidane sempat memendam rasa kesal pada sang patron.
Dengan relasi demikian, kans Zidane untuk dipecat pun menjadi semakin besar. Ada kekurangan sedikit saja, pria 44 tahun ini bakal ditunjukkan jalan keluar. Perlu diketahui bahwa seperti Zidane, Del Bosque dan Ancelotti adalah dua sosok lain yang sukses mempersembahkan gelar Liga Champions. Jadi, di Real Madrid memang tidak ada orang yang posisinya benar-benar aman kecuali mungkin Florentino Perez itu sendiri. Dengan bom waktu ini, pekerjaan rumah Zidane pun bakal makin berat musim depan.