Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Representasi Rasisme dalam Film Ip Man 4 The Finale
31 Desember 2020 13:47 WIB
Tulisan dari Yoga Ramadhana Erizal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Film merupakan salah satu bentuk media massa yang dapat mempengaruhi penontonya. Seiring berjalan nya waktu film di pandang memiliki pengaruh emosianal dan realisme yang dapat dijadikan alat propaganda yang mampu menyebabkan terjadi nya krisis sosial di beberapa belahan dunia. Rasisme adalah salah satu faktor sosial historis, politik, dan ekonomi. Banyak sekali kejadian rasis di sekitar kita karena perbedaan warna kulit, suku, agama, ras dan budaya. Hingga saat ini, banyak peristiwa yang mengarah kepada rasisme. Dalam dunia perfilman banyak sekali yang mengangkat isu rasisme baik itu biografi ataupun fiksi seperti film 12 Years A Slave 2013, Get Out 2017, Green Book 2019 dan masih banyak lagi. Masing masing film memliki cara yang berbeda dalam mengangkat isu rasisme.
ADVERTISEMENT
Membahas tentang film ada salah satu film yang rilis pada tahun 2019 lalu yaitu Ip Man 4 The Finale. Film Ip Man 4 The Finale adalah film seni bela diri biografi Hong Kong yang disutradarai oleh Wilson Yip dan diproduksi oleh Raymond Wong. Film yang menceritakan kisah seorang guru besar Wing Chun, berawal ketika Ip Man (Donnie Yen) yang mengidap kanker tenggorokan karena kebiasaan merokok setelah ditinggal istrinya. Ip Man mempunyai anak bernama Ip Chun (Ye He) sangatlah bertolak belakang dengan ayahnya ia sering membuat masalah di sekolah dan pada akhir nya ia di keluarkan dari sekolah. Sang ayah memindahkan sekolah anaknya ke San Francisco, Amerika Serikat. Setibanya disana Ip Man dan anak nya di tolak karena harus mempunyai surat ijin rekomendari dari Collective Bargaining Agreement (CBA). Tak henti di situ, muridnya Bruce Lee (Danny Chan) ingin mendirikan sekolah bela diri Wing Chun tapi ditolak oleh Angkatan Laut Amerika Serikat Geddes (Scott Adkin) Dan Collin (Chris Collin) yang sangat tidak menyukai bela diri Wing Chun.
ADVERTISEMENT
Dalam film ini ada beberapa konflik rasisme yang digambarkan bagaimana orang-orang Tionghoa menjalani kehidupan di Amerika Serikat. Di negara itu, orang-orang Tionghoa diperlakukan rasisme dan di diskriminasi. Ada salah satu adagena Yohana (Vanda Margraf) gadis Tionghoa yang bersekolah di Amerika. Suatu hari Yohana terpilih menjadi ketua pemandu sorak (cheerleader) dan teman sekolahnya tidak terima dengan keputusan tersebut. ketika Yohana pulang sekelompok siswa menghajar dan menghina dengan kata kasar "Dasar kuning jalang” pergi kau dari negriku!
persoalan rasisme hampir terjadi di berbagai belahan dunia sebagaimana yang dikemukakan oleh Daniel Surya Andi Pratama dalam artikel yang berjudul Representasi Rasisme Dalam Film Cadillac Records yang dimuat dalam Jurnal E-Komunikasi Vol 4. No.1 Tahun 2016 menyebutkan bahwa Pemikiran secara rasisme, mempengaruhi dasar – dasar secara alami tentang pemikiran dan tindakan untuk memberikan perlakuan yang berbeda pada setiap anggota sebuah ras yang berbeda dengan ras yang lain. Sebuah suku bangsa diklasifikasikan sesuai dengan keanggotaan mereka pada suatu grup atau suku, yang menciptakan ke tidak seimbangan antara satu suku dengan yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan Film Ip Man 4 The Finale memilki pesan dan sebuah gambaran utuh krisis sosial dimana minoritas lebih sering dikendalikan oleh kelompok mayoritas, dan menganggap bahwa kaum minoritas tidak pantas untuk punya kendali hukum dalam berkehidupan. Hal ini menjadi sangat menarik, dan juga membuat kita tersadar, karena perlakuan rasisme dan diskriminasi kemanusiaan masih sering terjadi di belahan dunia, bahkan di negara Indonesia pun masih sering terjadi perlakuan seperti itu.
Alur cerita film ini terlalu bercabang sehingga tampak kurang fokus kepada satu permasalahan. Namun, itu seakan menjadi langkah Wilson Yip sebagai sutradara untuk membuat film Ip Man 4: The Finale ini lebih menarik dan beragam.
Yoga Ramadhana Erizal, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan.
ADVERTISEMENT